Tiga

3.2K 588 12
                                    

"You gonna wear that?"

Jaehyun meneliti penampilannya sendiri saat berada didepan apartemen Sejeong untuk menjemputnya.

Kenapa?

Ia rapih.

Kemeja flanel dengan jeans hitam bukan pilihan yang salah, kan?

Namun Sejeong buru-buru menarik lengan Jaehyun untuk masuk kedalam kamar asramanya. Membuat jantung Jaehyun kembali ditabuh genderang perang yang kini jauh lebih mendebarkan karena untuk pertama kalinya memasuki daerah pribadi seorang wanita.

"Its a halloween party, Jung Jaehyun. You're not gonna attending a class."

Sejeong membuka kancing kemeja Jaehyun, membuatnya menyisakan kaos dalam hitam yang sedikit bodyfit lalu melingkarkan lengan kemejanya di pinggang Jaehyun.

Kedekatan itu membuat Jaehyun sulit bernafas. Ia kemudian berdiri, mengusak rambut Jaehyun sesuka hatinya.

"Ya ampun, rambutmu klimis sekali!" protes Sejeong.

"Apa?" tanya Jaehyun kembali tidak mengerti saat gadis itu mengulurkan tangan seperti meminta sesuatu.

"Softlens. Jangan katakan kau tidak memilikinya karena for god shake, mana ada orang yang pergi ke halloween party menggunakan kacamata, Jaehyun?"

Mereka akhirnya membeli sepasang softlens berwarna biru terang dengan bias hitam yang terlihat sangat sempurna untuk Jaehyun. Lalu berakhir dengan omelan Sejeong karena terlambat menghadiri acara halloween party.

Itu adalah acara asing dan terasa sangat baru bagi Jaehyun. Melihat orang-orang berdansa semalaman suntuk tanpa lelah, berlalu-lalang sambil minum bahkan beberapa diantaranya terlihat sempoyongan.

Satu-satunya yang membuat Jaehyun bertahan disana adalah Sejeong.

"Kenapa masih disini?"

Jaehyun mendongak, Sejeong memberikannya sebuah minuman.

"Aku tidak minum alkoh—"

"It wont make you drunk, trust me."

Yang terjadi setelahnya, Jaehyun ikut berdiri ditengah-tengah kerumunan manusia yang menari, meletakkan tangannya pada pinggul Sejeong. Sesekali membalas pelukan gadis itu saat ia terlihat limbung. Kepalanya terasa lebih ringan.

"Apa menyenangkannya pesta seperti ini?"

Jaehyun bertanya saat musik sedikit lebih pelan dan Sejeong mulai terlihat lelah. Tapi Jaehyun masih dapat mendengarnya terkekeh pelan. Mereka bergerak ke kanan dan kiri dengan gerakan pelan yang tenang.

"Sebenarnya biasa saja, its you who make it more fun."

Jawaban itu membuat Jaehyun terpaku. Lalu kecupan singkat yang Sejeong berikan dipipinya membuat darah Jaehyun berhenti mengalir.

Itu adalah ciuman pertamanya

Dan itu terasa sangat luar biasa.

Jaehyun tersenyum lalu memeluk Sejeong erat. Sekarang ia mengerti mengapa berada disamping orang yang tepat akan membuatmu bahagia. 

Saat itu Jaehyun pikir ia paham apa itu cinta.

Hingga kemudian Sejeong menghilang hampir satu bulan lamanya.

Tanpa kabar.

Tanpa pamit.

Bak ditelan perut bumi.

"Kau sudah menyelesaikan tugasmu?"

Jaehyun bergumam menjawab pertanyaan Ten malam itu. Ia tidur terlentang usai menyelesaikan tugas besar yang diberikan dosen.

Ujian akhir semester akan diadakan dalam kurang dari dua bulan lagi dan Jaehyun harus mempersiapkan diri untuk itu.

"Wow—its pretty quick. Kau jadi rajin dan sangat produktif belakangan ini."

Jaehyun mengernyit tidak suka. "Memangnya aku tidak produktif selama ini?"

"Maksudmu selama kau bolos demi Sejeong noona atau tidak masuk kelas karena menemaninya hingga larut? Atau ketika tugasmu tidak selesai karena terlalu sering mengikuti kemauannya itu?"

"Shut up, Ten."

"No. Shut your stupidity. Terserah mau percaya atau tidak tapi kau memang jauh lebih baik saat tidak bersama Sejeong noona. Mungkin tujuannya pergi memang untuk membuatmu berubah."

"I said shut up, Ten!"

"Ugh such a dumbass. Kau bahkan bukan pacarnya, fatass."

"But i love her."

Tawa rendah Ten terdengar. "Of course you are." sambut Ten pada akhirnya. "But how about her? Did you ever know? did she love you?"

Jaehyun diam, tidak tau harus menjawab apa. Selama ini, ia pikir apa yang ia dan Sejeong lakukan sudah lebih dari cukup untuk mereka berdua hingga tidak perlu saling mengungkapkan perasaan atau melabeli diri dengan status pacar.

"It isn't love, Jaehyun-ah. Jika dia mencintaimu, dia tidak akan merusakmu. She'll bring you to the better side of you. Tapi lihat apa yang terjadi padamu selama bersamanya?"

"Im fine."

"No you are not. Bloody hell, apa yang aku lakukan berdebat tentang ini denganmu? Fine. Terserah. Terus saja pikirkan Sejeong noona-mu itu sementara dia mungkin sedang sibuk dengan lelaki lain."

Jaehyun belum sempat bertanya maksud perkataan Ten namun teman sekamarnya itu sudah lebih dulu berlalu. Setelahnya pikiran Jaehyun dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti,

'Tidak mungkin, kan?'

'Dia hanya butuh waktu. Dia tidak meninggalkanku, kan?'



●●●●


Dee's note:

Gon make it quick updates.


With love,

Dee ☘️

[✔] Pursuit Happiness | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang