Lima

2.9K 603 5
                                    

“Kenapa kau memutuskan untuk pulang?”

Jaehyun tidak menjawab pertanyaan Ten. Ia hanya menyandarkan kepalanya pada kaca bus. Kedua matanya tampak memperhatikan jalanan bersamaan dengan kata-kata Sejeong yang terus mengelilingi pikirannya.

“Loh, katanya enggak pulang?”

Mom terlihat cukup terkejut namun pelukan Jaehyun usai mata mereka bersiborok sebentar membuat Mom lebih terkejut lagi.

Ia menepuk punggung putranya pelan, tidak mengatakan apapun meski Jaehyun telah menghela nafas berat beberapa kali di pundaknya.

Mom tidak bertanya apapun. Selama liburan musim dingin itu ia membiarkan Jaehyun mengurung diri dalam kamar.

Sesekali menawarkannya untuk mengikuti acara keluarga untuk menyegarkan pikiran. Atau sekedar membantu Dad menyingkirkan salju di halaman agar ia tidak terus berada di kamarnya.

Hingga suatu malam Mom melihat Jaehyun menuruni tangga dari sofa di depan perapian.

“Belum tidur?”

Jaehyun hanya bergumam. Yang ia lakukan selanjutnya adalah merebahkan kepala dalam pangkuan Mom, memaksa wanita paruh baya itu mengusap surainya lembut.

“Jadi.. sekarang udah mau cerita?”

Jaehyun terdengar menghela nafas berat, “Sepertinya aku patah hati, Mom.”

“Hmm.. i know.”

You know?”

Jaehyun membuka mata, menemukan Mom yang menatapnya lembut.

“Memangnya kenapa lagi kamu pulang, berdiam diri di kamar dan tidak ingin melakukan apapun kalau bukan karena patah hati?”

“Memangnya efek patah hati selalu begitu?”

“Ya nggak sih. Tapi memang apa lagi yang bisa bikin anak Mom jadi super galau kaya gini kalau bukan masalah cewek? Nggak mungkin tentang kuliah, kan? You’re capable enough.”

“Mom, kapan kita tau seseorang itu tepat untuk dicintai? I mean, i’ve loved her with my all but she said im not enough for her.”

“Dia bilang begitu?”

“Hmm”

Mom tersenyum manis, kembali mengusap surai Jaehyun lembut.

“Sebenarnya, manusia tidak pernah mampu mendefenisikan cinta dengan kata-kata. Apakah ini cinta, apakah dia sosok yang tepat, apakah penyampaiannya benar, tidak ada yang bisa menjawabnya secara tepat. Cinta itu sifatnya pribadi dan sulit ditebak. Tiba-tiba kamu sudah tau saja kalau kamu mencintai orang yang tepat.”

“Kalau aku sudah yakin tapi ternyata tidak berakhir seperti yang aku mau?”

“Setiap tujuan punya prosesnya masing-masing, sayang. Kamu tidak langsung pintar tanpa belajar. Begitu juga cinta. Yang pertama mungkin menyakitimu, yang kedua mungkin membuatmu bosan, tapi dari semua yang terjadi pasti ada hal yang membuatmu belajar untuk menemukan yang terbaik.”

“Jadi.. patah hati itu hal yang biasa?”

Mom mengangguk.

“Manusia saling mencintai dengan kebutuhannya masing-masing. Kalau dia bilang kamu tidak cukup untuknya, itu bukan kesalahannya. Biarkan dia menemukan orang yang tepat. Dan kamu.. juga harus begitu.”

[✔] Pursuit Happiness | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang