Sembilan

2.7K 571 10
                                    

Itu adalah akhir musim panas saat Jaehyun duduk di sebuah bangku taman. Waktu masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Harusnya ia sudah sarapan di asrama, namun ia memilih untuk duduk disana. Menanti kedatangan seseorang.

"Sunbae! Maaf aku terlambat."

Jiyeon tampak mengambil udara banyak-banyak. Nafasnya terlihat pendek dan putus-putus usai berlarian demi menyusul Jaehyun di taman.

"Aku bilang tidak perlu terburu-buru, kan? Take your time. Kenapa malah lari?"

Jiyeon mengangkat jari, meminta waktu satu menit lagi. Dan Jaehyun tertawwa pelan untuk menunggu. Jadi setelah dua menit berlalu, gadis itu kemudian duduk tepat disamping Jaehyun, menghela nafas berat terakhirnya.

"Aku takut sunbae menunggu terlalu lama."

Jaehyun meminta Jiyeon menemaninya sarapan, lalu mengajak gadis itu berkeliling taman dan mereka berhenti di sebuah Coffe Shop tak jauh dari sana. Jaehyun memesan secangkir Americano dan tak mampu menahan senyumnya saat Jiyeon memesan secangkir Frappuccino Vanilla.

Sebenarnya, Jaehyun sudah memperhatikan ini sejak lama dan sudah mampu mengambil kesimpulan bahwa gadis itu tidak menyukai kopi. Namun entah mengapa Jiyeon tetap menerima pemberiannya setiap kali Jaehyun menawarkan kopi instant di setiap diskusi paper yang mereka lakukan.

Jiyeon  adalah tipikal yang jarang menolak sesuatu jika itu tidak benar-benar merugikannya. Dan Jaehyun menyukai gadis dengan hati yang baik seperti Jiyeon.

"Weekend ini kamu ada acara?"

"Ya? Umm-sepertinya tidak sunbae."

"Boleh aku meminta waktumu akhir pekan ini? Ada undangan pernikahan dari seorang senior dan aku tidak nyaman kalau harus hadir sendirian."

Pertanyaan itu menghentikan gerakan tangan Jiyeon yang hendak menyendok Strawberry Cheesecake. Mata bulatnya mendongak, menatap Jaehyun dengan manik bergetar. Lalu Jiyeon tersenyum tipis namun pias.

"Sejeong sunbae, bukan?"

Bola mata Jaehyun membola terkejut.

"Darimana kamu—"

"Cerita tentang Jaehyun sunbae dan Sejeong sunbae sepertinya sudah merupakan rahasia umum. Sebenarnya, aku tidak begitu perduli gosip di kampus. Tapi teman-temanku memaksaku untuk mendengarkan cerita mereka begitu tau aku harus berurusan dengan sunbae dalam projek ini."

"Apa yang mereka katakan?"

"Bahwa sunbae begitu mencintainya? Lalu dia meninggalkanmu dan menikah dengan pria lain? Dan.. memintaku berhati-hati agar tidak jatuh cinta karena mungkin saja aku cuma sekedar.. pelampiasan."

Jiyeon mengedikkan bahu dengan senyum tipis yang Jaehyun yakin menyiratkan rasa kecewa.

Seketika ingin rasanya Jaehyun mendatangi teman-teman Jiyeon dan memintanya untuk berhati-hati dalam berbicara.

Jaehyun tidak pernah ambil pusing dengan gosip yang menyebar tentang dirinya selama ini, namun mendengar itu dari bibir Jiyeon entah mengapa membuat emosinya sedikit terpancing.

"Itu bukan gosip. Aku memang pernah mencintainya. Benar, aku ditinggalkan dan dia menikah dengan pria lain." Jaehyun menanggapi. "Tapi tidak—aku tidak menjadikanmu pelampiasan, Jiyeon-ah. Bukankah obat patah hati memang jatuh cinta lagi?"

"S-sunbae.."

Mata hazel Jaehyun terus menatap yakin pada dua bola mata bening Jiyeon yang melebar. Rona keterkejutan menghiasi seluruh wajahnya dan Jaehyun suka kenyataan bahwa kini gadis itu merona dan menggigit bibirnya malu.

[✔] Pursuit Happiness | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang