ROOFTOP SMA PANCA BAKTI

153 27 18
                                    

Happy Reading Guys 😍💋❤
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Eats jangan terlalu cepat bambang😆
Aku hitung sampei 5 untuk pencet tombol vote. Ok..
1...
Aha tombolnya yang berbentuk bintang(🌟)

2...
Iya yg pojok kiri....

3...
Yaps
4...
Lagi yang banyak🙄
5...
Thank you
Thank you
Thank you so much
Alright
Let's go

••••

Langkah kaki Freyni berjalan santai di koridor kelas. Di tangannya sudah ada note yang selalu ia bawa. Walaupun banyak pasang mata yang melihat Freyni. Namun, Freyni tidak memikirkan hal itu. Karena semua orang bebas untuk melihat.

"Kok disini sepi ya?" Freyni tetap melangkahkan kakinya dengan menaiki tangga. "Mungkin ini tempat yang paling pas buat sendiri."

Hingga di anak tangga yang terakhir pun Freyni masih tersenyum manis. Karena terpaan angin membuatnya sejuk dan juga nyaman akan berada disini. Freyni membuang napasnya lega dengan memegang lututnya yang sedikit letih. Sontak matanya membulat ketika manik matanya berhasil menangkap seorang laki-laki yang duduk di dinding pembatas.

Laki-laki itu juga menyengit sipit saat melihat keberadaan Freyni disana. Lain tak lain laki-laki disana adalah Reynan. Lantas Reynan membalikkan badannya dan turun dari dinding pembatas itu. Lalu ia berjalan mengarah kepada Freyni. Saat Reynan ingin turun, tangannya ditarik oleh Freyni.

"Lo nggak perlu pergi, gue aja yang pergi." ucap Freyni dengan nada datar.

"Nggak perlu." jawab Reynan dengan melepaskan tangan Freyni dari pergelangan tangannya.

Reynan meninggalkan Freyni yang masih berada di tempat. Freyni mendesah pasrah karena, sepenuhnya itu bukan salahnya. Manik matanya mencari tempat sterategis untuk menggambar. Freyni duduk di dekat tumpukan kursi yang rusak. Tempat ini lumayan nyaman untuk sendirian.

Jari Freyni tengah membuat bentukan garis di buku note -nya. Dengan berapa gerakan Freyni telah menyelesaikannya. Perempuan itu menghentikan kegiatan tadi, dengan memasang headset di kedua telinganya.

Tiba-tiba selintas bayangan Reynan ada di kepalanya. Secepat mungkin Freyni menepis pikirannya itu.

" Astaga, kenapa sih?" sambil menggelengkan kepalanya. Freyni membereskan peralatan menggambarnya dan ingin meninggalkan tempat ini. Namun, saat Freyni berdiri rasanya dia tidak mau meninggalkan tempat ini yang begitu nyaman.
"Emm, mungkin telepon Neysha aja yah??"

🍓🍓🍓

Neysha tengah mencuci tangannya di wastafel. Tiba-tiba handphone-nya berbunyi di kantung baju putih abu-abunya.

"Siapa yah?"

"Siapa yah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ReynanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang