ROOFTOP SMA PANCA BAKTI #1

131 19 9
                                    

Happy reading guys😍😘
Jangan lupa vote ya?
*****

Freyni kembali lagi mendekati Reynan yang belum juga bangun dari tidurnya. Saat selangkah mendekati Reynan, Freyni tidak menyadari bahwa tali sepatunya terlepas dari ikatan dipitanya. Freyni juga memijak tali sepatu itu dan...

"Aduh.." rinti Freyni saat badannya berhasil terjatuh di lantai dengan posisi tiarap. Wajah Freyni membentur lengan tangan Reynan. Freyni mendesis malu, lalu bangkit. Dia mengusap-usap hidung mancungnya yang terasa sakit. Serta membersihkan bajunya pada bagian yang terkena debu.

"Karna lo manusia aja gue baik sama lo." desis Freyni dan mendekati kembali Reynan.

Laki-laki itu belum juga bangun dari pingsan. Freyni membuang nafas panjang, ia mulai berfikir agar Reynan cepat bangun. Perempuan itu mengusap dahinya yang tidak gatal.

'Masa ia gue bawak kayak tadi.' batin Freyni, secepat mungkin ia menggeleng.

Freyni merasa bingung dengan keadaan ini. Ia berfikir keras agar laki-laki yang tergelak di lantai segera mungkin untuk sadar. Freyni berjalan mondar mandir serta mengusap dahinya yang tidak gatal.

Tringgg...

Pikiran Freyni buyar seketika, bel pulang sudah berbunyi. Suara riuh murid SMA PANCA BAKTI terdengar jelas saat menyerbu pagar sekolah yang ramai. Perempuan itu semakin gelisa, lantas ia mendekati Reynan. Freyni membuka paksa mata Reynan dengan kedua jarinya. Perempuan itu meniru gerak gerik layaknya seorang dokter yang memeriksa pasiennya. Namun ini versi yang berbeda. Karena sudah lumayan geram Freyni menunggu Reynan yang belum kunjung sadar. Freyni menepuk-nepuk pipi Reynan dengan pelan dan sedikit menggoyang lengan tangan Reynan, dengan harap Reynan cepat sadar.

" Ihh... Gue harus gimana lagi sih biar lo sadar!" Freyni mengucapkan dengan nada pasrah serta kesal. Perempuan itu kembali melakukan hal yang sama seperti menepuk-nepuk pipi, menggoyakkan lengan Reynan, dan juga menekan denyut nadi di pergelangan tangan.

'Masih berdunyut kok'

Freyni mendesah, ia sudah menyerah menghadapi orang pingsan. Lantas Freyni mendongak melihat matahari yang berada tepat di atas kepalanya. Freyni sudah pasrah. Suara riuh tadi sudah hilang, mungkin seluruh murid SMA PANCA BAKTI sudah pulang ke rumah masing-masing.

"Gue nggak mau biarin dia kesiksa kayak gini. Apalagi waktu gue banting dia tadi. Mungkin gue turun kebawah mintak pertolongan deh."

Freyni langsung mengambil buku note -nya yang berada di meja reot saat Freyni tidur tadi. Serta menutup wajah Reynan dengan buku note -nya agar wajah Reynan tidak kepanasan. Perempuan itu berlari ke arah tangga dan turun untuk mencari bantuan. Keadaan sekolah sudah cukup sepi. Hingga Freyni memutuskan menuju ke rumah penjaga sekolah yang berada di dekat kantin.

🎯🎯🎯

Saat ingin berbelok, Freyni cukup terkejut saat berpas-pas dengan Bayu (teman kelasnya). Dan narik senyumnya walaupun hanya sekilas, napas Freyni terdengar ngos-ngosan karena lari tadi.

"Bay!.." Freyni berteriak walaupun Bayu berada di hadapanya.

Bayu yang terkejap mendengarkan suara Freyni sotak terkejut. Laki-laki itu langsung mengusap-usap telinganya dan juga meniupnya, entah apa tujuannya itu. Mana tidak, Freyni menatap Bayu seperti sosok setan yang nongol di siang hari.

"Kenapa sih Frey? Kan Mas Bwayu udah ada di depan dek ayu." suara Bayu yang dengan ciri khasnya dengan bahasa Jawa-nya yang medok.

Sekarang gantian, Freyni bergedik. Ia menaikan bahunya dengan raut wajah jijik setelah Bayu mengatakan 'dek ayu'.

ReynanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang