Dipanggil

121 20 22
                                    

Happy reading guys❤

Sebelum baca kita doain untuk saudara kita yang kena musibah di Kalianda dan Banten. Mohon bantuan semoga saudara kita disana aman tidak ada lagi bencana susulan. Amiiin 🙏
••••


Reynan dan Zafrel duduk berdampingan di kursi yang tersedia di ruang BK. Sedangkan di hadapan mereka, ada Guru Konseling yang tengah menatapnya dengan marah dan rasa kecewa. Di SMA PANCA BAKTI ada 2 guru BK. Yang satu pak Nur dan guru perempuan ibu Novi.

"KENAPA KALIAN MEMBUAT KERIBUTAN DI SEKOLAH! BARU JUGA KITA MASUK SEKOLAH?!" tanya ibu Novi.

Reynan yang dimarahi oleh wanita tua itu hanya terdiam. Guru yang mengenakan jilbab berwarna monstart hanya menggeleng kepala melihat sikap Reynan dan juga Zafrel.

"Dia yang mulai duluan, bu. Dia tiba-tiba dateng terus nonjok muka saya ampek kek gini buk." adu Zafrel kepada ibu Novi dengan menunjukkan tanda memar di wajahnya.

Namun Reynan hanya diam dan enggan untuk berbicara. Reynan menatap Zafrel dengan tajam, sontak Zafrel langsung menutup mulutnya dengan rapat.

"Bener itu Reynan?" Tanya ibu Novi dan mengarah pada wajah Reynan.

"Ya bener lah bu. Bukti ya tadi ibu liat kan saya nyusur di lantai." celotet Zafrel yang menatap jengah.

Mata elang Reynan menatap kosong ke depan. Sudah hampir setengah jam lelaki yang mengenakan seragam lengkap itu berada di ruang BK, tanpa bergerak dan diam.

Pikirannya mrnjalar kemana-mana. Sejak ia berkelahi atau lebih tepatnya membela seseorang, Reynan hanya duduk diam. Cowok itu terlihat datar seperti tidak ada yang terjadi.

"Reynan...REYNAN!" ucap pak Nur dengan menggebrek meja dan membuat seluruh orang yang berada disana kaget.

Dan berhasil membuat Reynan tersadar dari diamnya.

"HHE KAMU ITU BUAT MASALAH TAPI DITANYA DIAM SAJA! KAMU PIKIR KITA MAINAN HAH?!" Amarah pak Nur keluar dengan begitu saja.

"Saya nonjok dia bukan mau ngajak dia beranteng kok pak. Saya nolongin cewek yang di ganggu sama cowok brengsek." sindir Reynan.

"Bener itu Zafrel?" tanya ibu Novi kepada Zafrel dengan raut wajah introgasi.

"Mana ada buk. Jelas-jelas saya ngumpul sama temen saya di tangga terus dia nyelonong datang dan nojok saya sampai kayak gini." penjelasan Zafrel dengan membela dirinya di sana.

Reynan menggenggam tangannya dengan kuat. Rahangnya mengeras dan juga giginya mengatup menjadi satu. Mata elangnya kembali tampil dengan tatapan yang menusuk juga badannya terasa panas. Dengan sikap Reynan berdiri dari duduknya, dan memberi bokeman metah di wajah Zafrel. Ibu Novi terpaku sebentar saat melihat kejadian itu. Reynan memukul telak wajah Zafrel, membuat Zafrel tak berdaya melawan karena sungguh kuatnya Reynan dan juga Zafrel tidak memperkirakan gerakan tiba-tiba dari Reynan.

"REYNAN!! ZAFREL!!" teriak pak Nur yang hendak memisahkan dua anak remaja yang tengah membabi buta disana. Secepat mungkin pak Nur menarik kera baju mereka dan mempersilahkan kedua lelaki itu untuk duduk kembali.

"REYNAN, KENAPA KAMU NONJOK FARHAN?!!" suara yabg penuh amarah itu keluar dari mulut pak Nur.

Deru napas Reynan belum terkontrol dengan teratur, lantas lelaki itu menarik nafas panjang dan membuangnya dengan perlahan." Saya nggak akan berantem sama dia kok pak. Tapi, dia ganggu anak cewek kelas X...." baru saja Reynan bicara, langsung dipotong oleh Zafrel.

"Mana ada buk. Jelas banget saya lagi ngumpul sama temen saya. Bila perlu ibu tanya aja sama temen saya." Zafrel menyungging senyum liciknya.

"Eh jelas-jelas gue liat lo lagi cengkram tangan cewek." Reynan mencurigai.

ReynanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang