01. Tempat Baru

830 216 243
                                    

Ariela Angelya Pramutya,

Gadis remaja yang baru saja menginjak usia 16 tahun. Gadis asal Bandung yang baru dua minggu tinggal di Jakarta. Jakarta, siapa yang tidak tau dengan nama Jakarta?. Tempat di mana anak muda mengenal Loe-Gue, tempat di mana mereka berleluasa bersikap, dan tempat di mana mereka mengenal kerasnya pergaulan.

''Salah jalan maka akan celaka."

Itu adalah pesan yang selalu Ariela ingat dari sang Ayah tercinta.

Ariela memiliki paras yang sangat cantik, manis, berkulit putih dan memiliki postur tubuh ideal dengan tinggi badan yang normal seperti gadis lain yang seumurannya, sehingga tak heran jika banyak sekali laki-laki yang terkagum-kagum melihatnya.

    ***

Jam berdering sangat nyaring di telinga Ariela hingga membuatnya sedikit geram. Ia hanya mengambil jam weker di atas nakas tampat tidurnya tanpa berniat untuk membuka mata sedikit pun. Setelah itu ia mematikan jam tersebut dan melemparkannya di sembarang tempat lalu kembali dengan tidurnya.

"Dek... Udah jam enam, kamu engga sekolah? " ujar Ibundanya yang berusaha membangunkan anaknya.

Ariela yang merasa tubuhnya digoyangpun segera bangun dari tidurnya." udah jam enam yah bun?" tanya Ariela dengan suara parau, khas bangun tidur.

" iya. Ya udah sana mandi gih, terus sarapan, bunda udah bikin sarapan" Alya kemudian meninggalkan kamar Ariela kembali ke dapur.

Gadis itu masih enggan menyentuh air untuk mandi. Langit yang redup tertutup awan yang membuat pagi ini terasa sejuk dan sangat pas untuk kembali tidur dengan nyenyak. Namun ia urungkan niatnya karena pagi ini ia akan kembali bersekolah seperti biasa.

Dengan sedikit rasa malas, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk melaksankan ritual mandinya.

15 menit berlalu, Ariela siap dengan seragamnya yang khas siswa SMA yaitu putih abu-abu, kemudian ia menatap cerminan dirinya di kaca meja riasnya. Ia hanya sedikit menyisir rambut sepunggungnya dan mengolesi wajahnya dengan bedak tipis bahkan tak terlihat memakai bedak karena wajahnya yang sudah terlihat cerah. Kemudian menyemprotkan pewangi di leher dan pergelangan tangan untuk memberi kesan segar pada dirinya.

Setelah dirasa sudah siap, ia segera menuruni anak tangga menuju meja makan dengan tas ransel di punggungnya. Ia melihat kedua orang tuanya sudah menunggu untuk sarapan bersama.

"pagi Yah.. Bun" sapa Ariela kepada kedua orang tuanya saat ikut duduk bersama mereka.

"pagi.... " balas kedua orang tuanya bebarengan.

" Kak Alvin mana bun? Udah brangkat ya?" tanya Ariela yang tak melihat keberadaan kakaknya untuk sarapan.

" Belom kok, sarapan aja belom. Tumben banget mas mu itu telat. Biasanya paling semangat kalo urusan makan." jawab Alya sambil memberikan sepiring nasi goreng kepada Gio, ayah Ariela.

"Lagi beres-beres kalik bun, kan lusa Alvin pindah kontrak. " lanjut Gio menerka tanpa beralih pandang pada koran di hadapannya.

" Kak Alvin kenapa pindah kotrakan yah? Gak betah ya? " tanya Ariela kembali penasaran.

" Mungkin" Singkat ayahnya sembari melipat koran di tangannya.

Waiting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang