11. Eagle Eye

150 115 15
                                    

Sekeras apapun usahamu untuk menutup mata, tetapi jika hatimu ingin memandangnya, semua itu akan sia-sia. Lebih baik dengarkanlah setiap kata hatimu, dan rasakan hanyatnya.

_Ariela Angelya Pramutya_

Ariela sedang menunggu Lina di depan ruang Osis. Sebelum istirahat tadi, Lina di diperintahkan untuk menemui Ketua Osis di ruangan Osis. Entah apa yang mereka bicarakan, Ariela tidak bisa mendengarkan karena ia hanya bisa menunggu dari luar.

Dari jauh Ariela melihat rombongan Arsland berjalan kearahnya. Ariela tampak gelisah karena Lina tak kunjung keluar dari ruang Osis, sementara rombongan Arsland semakin dekat. Bukan takut, hanya saja ia tak ingin melihat Arsland, apa lagi sampai berurusan kembali dengannya.

Sesekali Ariela mengintip dari kaca pintu untuk mengecek Lina di dalam. Ariela mendengus dikala melihat Lina sedang sibuk berbincang dengan laki-laki yang tak ia kenal.

Saat Ariela berbalik badan, tatapannya tak sengaja bertemu dengan mata manik milik Arsland. Ternyata rombongan Arsland hanya tinggal 5 meter dari tempat Ariela berdiri. Ariela segera memalingkan wajahnya untuk menghindari kontak mata lebih lama.

Saat Arsland melewatinya pun, Arsland hanya melirik Ariela dari ekor matanya.

Badannya yang tegap, pandangan lurus kedepan, baju yang di keluarkan dan salah satu tangannya berada di balik saku celana, membuat tingkat ketampanannya bertambah.

Di antara teman-teman Arsland, hanya Aldo lah yang paling sempurna kerapiannya. Padahal Arsland memakai atribut yang lengap, seperti dasi yang terikat rapi, ikat pinggang, kaus kaki putih, serta jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Namun sampai sekarang masih menjadi misteri kenapa siswa laki-laki lebih suka mengeluarkan baju, dibandingkan memasukkannya. Padahal secara fisik, laki-laki akan terlihat lebih gagah ketika berpenampilan rapi.

"kak Ariela.. " sapa Joe saat melewati Ariela. Dan hanya di balas seulas senyuman Ariela.

Ariela bernafas lega saat rombongan Arsland sudah melewatinya. Beberapa saat setelah itu Lina keluar dari ruang Osis di ikuti oleh Siswa laki-laki yang tadi berbicara dengan Lina.

"sorry ya lama" ucap Lina saat sudah berada disamping Ariela. "ga papa, yuk" mereka pun berjalan beriringan menuju kantin.

"Lin.. Yang tadi tu siapa?" tanya Ariela penasaran. Lina mengerutkan dahinya bingung. "yang tadi kapan?"

"barusan yang di ruang osis" jelas Ariela. Lina pun hanya ber oh ria saat mengingat sesuatu. "Ohh.. Kak Febrian. Ketua Osis. Ganteng kan?" ujar Lina.

Ariela mengangguk cepat. "iya ganteng"

"ya ya dong.. Tapi masih gantengan Kak Arsland lah. " sanggah Lina.

" dari mana gantengnya coba. Orang kaya vampire gitu" dengus Ariela.

"diih.. Keknya lo harus priksa mata deh.. Ganteng gitu juga. Pake banget malah. " balas Lina.

" iihh.. Mata gue masih sehat kok. Mata lo aja yang katarak" ujar Ariela tak mau kalah.

"anjir.. Ngatain lo ya.. " Lina merentangkan tangannya siap untuk menggelitik pinggang Ariela. Namun Ariela lebih dulu lari sebelun Lina menyerangnya. Alahasil mereka kejar-kejaran sampai di kantin.

Waiting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang