16. He's back

135 46 22
                                    

Perpisahan kadang dapat kembali, dan kadang pula selamanya tak akan pernah kembali.

_Ariela Angelya Pramutya_

Setelah Ariela selesai dengan tugasnya di  UKS, ia kemudian menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di kantin. Sesampainya di kantin ia melihat Lina, Nabila, dan Anita sedang duduk bersama Aldo and the gank sambil bercengkrama.

"naaah ini dia ni. Yang di tungguin dateng juga" ujar Lina saat baru saja Ariela ikut duduk di sebelahnya. "bye the way, kak Arsland sakit apa Ril?" lanjutnya.

"kayaknya cuma keseleo doang deh. Dianya aja yang lebay." jawab Ariela sarkas.

"terus gimana sekarang?, udah baikan?" kali ini Joseph yang bertanya penasaran. Ia tak sempat menemani sahabatnya yang sakit itu lantaran dilarang oleh Akmal. Dan Ia pun tidak tahu mengapa Akmal tidah mengizinkannya untuk menemani Arsland di UKS.

"udah kok, udah baikan. Kayaknya udah ga terlalu separah tadi." Ariela menjelaskan. Mereka semua mengangguk mengerti. Bersyukur jika Arsland sudah baik-baik saja dan berharap tidak terjadi apa-apa lagi sampai hari pertandingan basket di adakan. Karena memang Arsland satu-satunya orang yang sangat dipercaya di dalam tim Basket.

"puji Tuhan, kalo kak Arsland baik-baik aja. Yang penting kita doain aja, biar ceper sempuh dan secepatnya bisa ikut latihat lagi" Joe meyakinkan kakak-kakaknya yang terlihat sangat gelisah dengan kondisi Arsland.

"aamiin,,"

"gimana tadi Ril?" Akmal mulai bersuara.

" 'gimana'  apanya kak?" Ariela mengernyit bingung menatap Akmal didepannya.

"tadiii,, PDKT-nya gimana?, asiik kan?" Akmal mulai menggoda.

"asik apanya. Orang nyeselin gitu" Ketus Ariela mulai tak berselera.

"nyeselin tapi suka kan,,, " goda Akmal dengan menaik turunkan alis tebalnya. Kemudian disusul sorak-sorak dan siulan lainnya. " aseeekk" semua bersorak kecuali Ariela dan Joe yang memasang wajah masam.

"pepettt terooosss,," sorak Aldi excited.

"jangan di godain terus ih, kasian merah pipinya, hahaha" timpal Lina tak mau kalah.

Ariela mendengus kesal tak suka dengan topik pembicaraan. Ariela mengingat bagaimana Arsland dengan teganya mempermalukan Ia di muka umum. Mengatainya sebagai wanita murahan, belum lagi sikapnya yang merasa tak bersalah. Itu sudah Cukup!. Cukup membuatnya terluka.

"cukup sekali aja gue dibilang murahan" kalimat itu refleks keluar begitu saja dari bibir mungil Ariela. Tidak, ia tidak salah. Memang saharusnya begitu.

Meski ia sudah memaafkan, tetapi itu saja tak cukup untuk mengobati perasaannya yang terluka. Mengikhlaskan tak semudah memaafkan. Dan melupakan tak semudah ketika mengikhlaskan. Itu yang Ariela rasakan sampai saat ini.

Seketika mereka langsung terdiam membisu. Akmal dan Lina saling pandang dengan tatapan nyalang. "elo sih"

Beberapa detik kemudian suasana berubah menjadi sangat awkward. Tegang. Sama-sama diam membisu, tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Baik dari kubu Akmal, maupun dari kubi Lina.

Waiting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang