02. Have Fun

387 197 93
                                    

Jika bulan dan bintang yang akan menyinari dan menghiasi Bumi dari gelapnya malam, maka sahabat adalah pembangkit semangat yang pernah padam. Bak pelangi setelah hujan badai menerpa.


"Dek... Temennya nunggu tuh"

"iya bun, ni lagi siap-siap, bilang aja bentar lagi aril keluar" teriak Ariela dari dalam kamarnya.

"ya udah buruan kasian temennya udah nunggu dari tadi" suara Alya di balik pintu kamar Ariela

"iyaa buun.. Iyaa"

"ya udah bunda ke bawah"

Tanpa menunggu jawaban dari Ariela, Alya dengan segera menuruni anak tangga untuk menemui teman baru Ariela.

Lina memperhatikan seisi ruang tamu rumah Ariela. Sangat mewah, hiasan bunga tersusun rapi, berbagai ukuran Guci dari yang mungil hingga ukuran yang besarnya melebihi tinggi manusia.

Rentetan foto keluarga juga di susun sangat rapi, menampilkan sosok laki-laki berbalut seragam berwarna Navy, yang di perkirakan adalah Ayah Ariela, di sampingnya terlihat sosok seorang wanita yang tersenyum anggun mengenakan baju kebaya warna biru cerah, Bunda Ariela. Di belakangnya seorang wanita yang seumuran dengannya, sudah di pastikan ia adalah Ariela. Namun ia melihat sosok laki-laki mengenakan jaz dan terlihat sangat gagah yang mungkin tak berbeda jauh dengan usianya, ia berfikir beliau adalah kakak Ariela.

"selamat siang, temannya Aril ya? " sapa Alya kepada Lina saat duduk di ruang tamu.

Seketika itu lamunannya terbuyarkan saat merasa kehadiran seorang wanita yang di perkirakan Usianya 40 an.

Lina terkejut saat ibunda Ariela sudah berada di hadapannya" siang Tante.. Iya saya temannya Aril" ia menjawap sapaan Alya dengan senyuman tulus.

"Aduuh panggil Bunda aja ya.. Kan temen deketnya Aril"

"eehh iya tan eeh maaf.. Bunda" ucap lina canggung.

"iya gak papa, namanya siapa atuh?" tanya Alya lembut

"Revalina Bunda, temen sekelasnya Aril"

"oohh memangnya nak Reva mau ajak Aril kemana, mau main ya??"goda Alya

"hehe iya Bunda, mau ke mall. Jalan jalan aja sih, sambil ngajak temen temen yang lain. Aril boleh ikut kan bun? "

" Boleh kok, Asal jangan kemaleman pulangnya nanti ya.? " pesan Alya lembut.

" iya Bun. Nan__"

"Bunda... Ehh Lina, udah nunggu lama ya?? Sory kelamaan" kata Ariela memotong ucapan lina

"Gak papa kok, belom lama juga"

"Ya udah Bunda, Aril sama Lina berangkat dulu ya?? " pamit Ariela mencium punggung tangan Alya dan di susul oleh Lina.

Alya mengerutkan dahinya tampak bingung dengan ucapan Ariela.

" sebenernya temen Aril ini Reva apa Lina ya? Kok bunda jadi bingung... "

" eehh.. Hehe, temen-temen Reva banyak yang panggil Lina bunda" ucap Lina memberi penjelasan.

"ooh.. Maaf ya Lina, kamu tadi gak bilang juga siih.. Kan bunda jadi salah.. maaf ya.. " kata Alya sembari mengelus lengan mungil Lina.

" hehe iya.. gak papa kok bunda" Lina seringai memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"yadah yuuk, daa bunda. Assalamualaikum" salam Ariela.

Waiting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang