17. Ariela's Memories

89 26 27
                                    

Jika kau menyukai senja, kejarlah. Maka ia tak akan pernah tenggelam. Sama halnya dengan kebahagiaan. Harus di kejar.

_WaitingLove_

Helm tersebut tepat mengenai bahu laki-laki itu sehingga cengkramannya terlepas.

"Gila lo ya Do?, Helm gue itu, bukan bola. Main lempar-lempar aje lo." pekik salah satu siswa pemilik helm yang dilempar Aldo.

Laki-laki itu mendesis merasakan sakit dibagian lengannya karena lemparan yang cukup kuat.

Kevin menatap nyalang siapa yang berani-beraninya melempar helm tersebut.

"ril, lo gapapa?" Aldo mendekat, melihat pergelangan tangan Ariela memerah akibat ulah Kevin.  Ariela menggeleng pelan.

"Maksud lo apaan Set-Tan?. Gue ga punya urusan sama lo!!" geram Kevin kepada Aldo.

"Gue juga ga punya urus sama lo" elak Aldo berusaha sesantai mungkin. Sebenarnya masalah adu jotos ia tak terlalu nyali. Berbeda dengan Aldi. Hanya saja dari sekian ratus siswa yang menyaksikan pertengkaran antara Kevin dan Ariela tidak ada satupun yang mau turun tangan. Jadi mau tak mau harus Aldo yang ambil tindakan.

"terus maksud lo ini apa An-jing" Kevin membanting helm yang Aldo lempar tadi. Kevin mencengkram kerah baju Aldo. Tangannya mengepal, dengan sekali layangan tepat mengenai tulang pipi Aldo. Aldo yang tak siappun langsung jatuh tersungkur.

"Aldoo!!!"  Ariela membekap mulutnya terkejut saat melihat Aldo jatuh tersungkur.

"wooy!!! SETAN" Aldi yang datang dari arah belakang gerombolan siswa-siswi langsung membalas pukulan Kevin. "LO APAIN ALDO HAAH?" Aldo melayangkan satu pukulan lagi di bagian uluh hati Kevin yang langsung membuatnya  kehilangan keseimbangan.

"LO YANG NGAPAIN!!" bentak Kevin tak terima. Kevin bangkit dengan sisa-sisa kekuatannya membalas pukulan Aldi. Terjadilah aju jotos antara Aldi dan Kevin.

Ariela membekap mulutnya tak tahu harus berbuat apa. Sedangkan Aldo masih terkapar di atas tanah. Ariela langsung membantu Aldo untuk berdiri. "Do, ga papa?" Ariela memastikan.

"ngga, gue ga papa" Aldo berdiri kemudian mengusap-usap luka di bagian lengannya. Ariela yang melihatpun meringis karena lukanya cukup lebar meski tak terlalu dalam. "lo gi mana?" Aldo balik bertanya.

Ariela mengangguk mantap. "gue ga papa kok. Makasih ya, maaf juga gara-gara gue lo jadi gini" sesal Ariela merasa amat bersalah. "udah, ga papa. Gini doang mah" balas Aldo santai.

"PAK DODI, ADA YANG BERANTEM PAK" pekik salah satu siswi yang kenetulan sedang melihat pak Dodi berjalan ke arah parkir Guru. Mendengar kata berantempun  pak Dodi langsung berlari menghampiri. "di mana?" tanya Pak Dodi yang sedang membelah kerumunan dan mendapati Aldi dan siswa tak dikenal saling adu jotos.

"Gar, bantu bapak!" perintah pak Dodi pada Elgar, salah satu atlet taekwondo. Elgar menarik Kevin, dan pak Dodi menarik Aldi. Aldi memberontak tak terima. "Jangan jadi pengecut lo BAJINGAN, BANCI LO!"

"LO YANG PENGECUT BANGSAT!!." Dada Kevin naik turun, matanya memerah menahan emosi dengan beberapa luka di bagian tulang pipi, sudut bibir dan tulang hidung. Kondisi Aldipun takalah memprihatinkan.

"Aldi sudah!" tegas pak Dodi berusaha melerai.

"Di, udah. Gue ga papa" Aldopun ikut membujuk Aldi menenangkan.

"gapapa gimana Do?. Gue ga trima!!" sanggah Aldi tetap memberontak.

"ya tapi ga gini juga!" hardik Aldo. "kalo lo mau tetep lanjut, gue anggap lo bocah" ancamnya.

Waiting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang