08. Salah Penilaian

203 134 25
                                    

Nilailah seseorang dari hatinya, agar kamu tidak menyesal. Terkadang orang terdekatmu adalah musuh terbesarmu, dan orang asing adalah penolongmu kelak.

_Ariela Angelya Pramutya_
_

Sore ini Arsland hanya menghabiskan waktu luang dikediamannya, meski dalam keadaan sangat sunyi dan sepi. Bisa dikatakan Arsland sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Dulu, masih ada melody yang bisa mengajaknya berbicara, yaa sekedar mengobrol hal yang tidak penting. Tapi, sejak melody memutuskan untuk pindah ke Swiss dan bekerja sebagai Dokter spesialis syaraf, rumah ini seperti tidak berpenghuni, meski masih ada beberapa orang seperti pak Sartono - satpam Arsland, dan Bi Minah sebagai Art sekaligus sudah Arsland anggap ibu sendiri.

Arsland terus saja mengamati benda kusam itu. Sesekali ia mencuimi benda berbentuk gelang di tangannya. 'aneh.. Udah kucel gini kenapa masih wangi' batinnya.

"Den.. Diminum susu nya. Ini sudah bibi siapkan" Bi minah baru saja datang dengan mapan berisi susu coklat hangat seperti biasa, lalu meletakkannya di meja ruang tamu tempat Arsland saat ini.

Arsland tetap tidak bergeming masih terus mengamati benda aneh itu. "bibi kebelakang dulu. Jangan lupa di minum susunya den Arsland, nanti keburu dingin" ucap Bi Minah hendak berdiri untuk kembali kedapur.

"Ahh, Bi!. Sebentar! " cegah Arsland.

" iya den, ada apa? "

" mmm bi. Saya minta tolong, cucikan ini sampai bersih ya" pintanya, kemudian memberikan benda itu kepada Art nya.

Bi minah meraih benda itu dengan tatapan bingung. "loh den, buat apa ini?. Ini kan punya perempuan?" tanya bi Minah menyampaikan kebingungannya.

Arsland menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia pun bingung akan menjawab apa pada Art nya itu. "mmm.. Cuma untuk koleksi aja bi"

Bi minah mengangguk kemudian ber-oh ria, pertanda jika ia mengerti. "ya sudah bibi ke belakang dulu ya." pamit bi Minah kemudia berbalik.

"Aaa.. Bi!. Satu lagi. Tolong jangan pakai pewangi, sabun atau sebagainya ya. Di cuci pakai air bersih aja" pinta Arsland lagi.

Bi Minah semakin bingung, lantaran tidak seperti biasa majikannya itu bersikap aneh seperti saat ini. Bi Minah hanya mengangguk kemudian melanjukan langkahnya.

Arsland meraih gelas berisi susu suplemen itu dan meneguknya hingga tandas. Kemudian ia berjalan kedapur mengembalikan gelas tersebut.

Seperti yang Arsland perintahkan. Bi minah sedang mencuci benda itu di wastafel. "jangan lupa dikeringin ya bi!" ucap Arsland. Bi Minah mengangguk. "iya den".

Arsland berjalan berniat pergi ke kamar, namun langkahnya terhenti saat ia mengingat sesuatu. "Ah. Bi!. Bibi tau hp Arsland yang di lemari itu.?" tanya Arsland dengan menunjuk lemari didekat ruang tamu.

Bi Minah mengikuti arah telunjuk Arsland dan mengingat sesuatu. "apa yang di maksud den Arsland, hp yang sudah rusak itu?" tanya bi minah memastikan.

Arsland mengangguk mengiyakan. "iya bi, udah bibi buang ya?" tanya Arsland sedikit cemas.

Bi Minah tersenyum lembut. Menurutnya majikannya itu semakin aneh hari ini. Biasanya majikannya itu tidak menghiraukan benda semacam Elektronik selain kamera pemberian melody. Jika saja bi minah tidak merawatnya, mungkin banyak barang elektronik yang rusak karena tidak dipakai dan takterawat.

Waiting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang