Epilog

2.6K 160 87
                                    


***

Aku selalu percaya bahwa Tuhan itu sangatlah baik

Aku percaya sebuah keajaiban itu pasti akan selalu hadir

Aku percaya Tuhan akan memberikan kesempatan bagiku

Bahkan jika ini untuk yang terakhir kalinya

Hidup

Hilang

dan

Lupakan

***


17 Desember

Matahari sudah berada di puncak singgah sananya. Bersinar terang, memancar dan menyilaukan.

Mata yang masih terpejam itu mulai tampak gusar. Bergerak gelisah dalam tidurnya. Beberapa bulir keringat juga tampak di dahinya. Mimpi buruk.

"Terima kasih, Sehun-nie"

Deg

Mata Sehun membulat sempurna. Nafasnya terengah seolah ia baru saja berlari. Pelu di wajahnya bertambah dan mengalir di pelipis.

Ternyata mimpi itu hadir lagi

Sehun mengusap wajahnya kasar. Ia mengambil sebotol air yang berada di nakas dan menenggaknya hingga habis. Dihelanya nafas dengan kasar dan menyandarkan punggungnya pada headboard.

Sehun mengecek ponselnya dan membaca beberapa pesan yang masuk. Setelahnya ia kembali meletakan ponselnya dan kembali menghela nafas.

Sudah hampir delapan bulan ini ia selalu bermimpi buruk. Setiap malam ia kesulitan untuk tidur dan ia akan tertidur jika sudah menjelang pukul empat pagi. Setelahnya mimpi-mimpi buruk itu akan menyerang dan membuatnya gelisah. Ia tahu betul apa yang menyebabkannya bermimpi buruk.

Ah sudahlah, hentikan dan lupakan Oh Sehun!

Sehun mengacak rambutnya dan berbicara pada dirinya sendiri dalam hati. Mungkin sudah hampir ratusan bahkan ribuan kali Sehun mengatakan kalimat itu pada dirinya sendiri. Tapi nyatanya tidak pernah berhasil. Ia masih terjebak dalam masa lalu.

Sehun sangat tidak handal untuk melupakan.

Ia bangkit dari tempat tidur, meregangkan ototnya yang terasa kaku setelah tertidur. Setelahnya ia berjalan keluar dengan wajah setengah lesunya.

"Oh, kau baru bangun?"

Tanya Kyungsoo yang berlalu tepat didepan Sehun dengan membawa sebuah buket bunga. Sehun hanya mengangguk menanggapi dan berjalan menuju dapur. Ia menatap bingung ke arah meja makan yang sudah tersedia berbagai macam makanan.

"Kyungsoo hyung, mengapa makanan ini banyak sekali?"

Sehun berteriak pada Kyungsoo yang sedang berada di kamarnya.

Plak

Satu pukulan telak mendarat di kepala Sehun. Baru saja ia ingin mengomel, namun ia urungkan saat melihat siapa pelakunya.

I. When your smile has goneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang