Chapter 17

1.2K 114 18
                                    

Kedua iris tajam itu saling bertemu. Salah satu iris tersebut tampak gelisah, sedangkan iris lainnya tampak bertanya. Tao hanya tersenyum melihat kedua kakanya yang saling bertukar pandang. Ada sedikit rasa puas dibalik pertemuan mereka hari ini.

"Duduklah hyung, kita harus banyak bercerita. Sudah lama sekali kan kita tidak berkumpul?" Tao tersenyum, menatap ketiga kakaknya bergantian.

"Bisa kau jelaskan apa maksud semua ini, Tao-ya?" Suho sedikit menaikkan nada bicaranya. Baekhyun semakin panik mendengarnya. Sedangkan Lay memilih untuk tidak ikut campur.

"Hyung, aku bisa jelaskan! ini hanya salah paham, Hyung!"

"Aku sedang berbicara padanya!" Suho menaikkan nada bicaranya dan menunjuk kasar tepat didepan wajah Tao. 

"Baiklah sepertinya kita harus langsung ke pembicaraan" Tao sedikit mencairkan ketegangan. Lay  membenarkan posisi duduk. Ia pun menyesap sedikit kopinya.

"Hyung sungguh aku tidak berniat mengkhianati kalian. Aku memang segaja bertemu dengan Tao dan mengajak Lay hyung pergi bersamaku. Aku ingin sedikit meluruskan permasalahan" Baekhyun berusaha menjelaskannya panjang lebar. Suho balik menatap Baekhyun dengan serius. Ia ingin mencari kebohongan pada mata itu, namun nihil.

"Aku sengaja mengundang mereka untuk mengkonfirmasi langsung kebenaran artikel tersebut"

"Artikel apa?" 

"Kau tidak tahu, hyung?" Kali ini Tao balik bertanya. Lay membenarkan posisi duduknya dan membuka suara.

"Artikel tentangku"

"Memangnya kau kenapa?" 

"Kau sungguh tak tahu Joon?". Suho hanya menggeleng dan menatap mereka bergantian.

"Baiklah langsung ke inti saja. Lay hyung, apa benar kau... ingin keluar dari grup?" Baekhyun berusaha sebisa mungkin mengontrol emosinya. Ada sedikit jeda pada akhir kalimatnya. Ia sedikit tidak sanggup menanyakan hal itu.

Suho membulatkan matanya. Ia menatap Lay dengan sendu. Sedangkan sang objek berusaha mengalihkan pandanganya. Lay menyeka ujung matanya.

"Dengar Joon, aku tidak pernah bemaksud untuk menyembunyikan banyak hal dari kalian..." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Suho segera memotong.

"Jawab dengan singkat!". Nada bicaranya semakin menurut bahkan terdengar seperti sebuah bisikan namun syarat akan penekanan. Lay menghela nafasnya kasar. Beberapa menit mereka semua terdiam.

"Ya, aku memang berniat keluar dari grup"

Keheningan kembali membekukan suasana. Keempatnya memilih bungkam dan terlarut pada pikirannya masing-masing. Bahkan lonceng pintu terdengar sangat nyari ditelinga.

"Aku tahu kau sedang bercanda kan, Lay". Suho sambil tersenyum menanggapi. Baekhyun sudah beberapa kali menyeka ujung matanya. Tao tersenyum penuh kemenangan.

"Lay, lihat mataku!" Perintah Suho lembut. Lay perlahan mengangkat kepalanya. Kedua manik mata mereka saling bertemu. Ada guratan kesedihan disetiap pancarannya.

"Tolong katakan ini bohong". Lay menggeleng lemah.

"Maaf Joon tapi ini benar"

Suho segera menyeka kristal bening yang mengalir dari matanya. Sebisa mungkin ia menahan emosinya. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan. Dihelanya nafas dengan berat beberapa kali.

"Hyung, biarkan Lay hyung memilih jalannya. Ia sangat tertekan bersama kalian" Tao angkat bicara. Ia tersenyum menatap Baekhyun dan Suho.

"Kenapa hyung?" Baekhyun bertanya dengan lirih. Matanya menatap tanya pada Lay. Tepat saat itu pula sebuah kristal bening mengalir dengan lembut.

I. When your smile has goneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang