"Baiklah, tapi ada syaratnya..."
Seringaian khas dirinya membuat Chanyeol semakin marah. Sungguh rasanya ia ingin memukul wajah itu lagi. Chanyeol benar-benar naik darah karena orang ini.
"Bagaimana kau mau tidak?"
"Apa syaratnya?"
Kris tersenyum penuh kemenangan. Ia sedikit memainkan kopi yang ada di cangkir. Membuat orang dihadapannya menunggu dan sedikit mempermainkan emosinya. Sepertinya akan sangat seru bermain-main terlebih dahulu dengan anak ini. Monolognya dalam hati.
"Syaratnya cukup mudah, kau harus mempertemukan ku dengan kalian. Hmm, dengan Joon saja juga sudah cukup kok" ia terkekeh diakhir pembicaraan. Ekspresi wajah itu membuatnya tak tahan untuk tidak tertawa. Chanyeol semakin marah, wajahnya pun memerah. Sehun hanya mampu menunduk dan merutuki kebodohannya.
"Itu hanya akan terjadi dalam mimpimu. Apalagi jika kau ingin bertemu Suho hyung, aku akan jadi orang pertama yang membuat wajahmu babak belur!" Ia berusaha menahan emosinya. Memberikan setiap penekanan pada kalimatnya.
Lagi-lagi Yifan hanya tertawa. Benarkan dugaannya, akan semakin menyenangkan jika bermain-main dengan anak ini. Disesapnya kopi tersebut dan ia mengalihkan pandangnnya keluar.
"Baiklah kalau kau tidak mau ya tidak apa-apa. Tapi ku harap kau tidak menyesalinya". Ia pun pergi meninggalkan kedua mantan membernya. Membiarkan kedua orang tersebut larut dalam emosi. Sepertinya kali ini aku yang akan menang.
Sehun dengan takut-takut melirik Chanyeol. Dapat ia lihat wajah merah pada tersebut.
"Hyung, maafkan aku", cicitnya pelan. Chanyeol langsung menghujaninya dengan tatapan membunuh.
"Kau tau kan sedang berurusan dengan siapa. Apakah kau sudah lama berhubungan lagi dengan orang itu?"
"Sebenarnya semenjak Tao hyung keluar, aku mulai berhubungan kembali dengan Yifan hyung". Chanyeol menyeringai, memberi tatapan hina pada adiknya.
"Tak kusangka ternyata kau menyembunyikan hal ini. Aku sangat kecewa!". Ia pun bangkit dan meninggalkan Sehun yang masih mematung. Deru nafasnya terdengar jelas, ia sedang berusaha mengontrol emosinya.
***
Berita tentang Chanyeol menyebar dengan cepat. Yifan memang sudah menabuh genderang perang. Dalam hitungan jam puluhan artikel telah terbit. Berbagai macam komentar pedas pun bermunculan, seperti memberi asupan makanan bagi para haters. Berita tersebut menjadi pencarian nomor satu di SNS.
Sang manajer pun mengusap wajahnya kasar. Berkali-kali ia berusaha menghubunginya tapi tetap saja tak ada jawaban. Sehun pun hanya kembali seorang diri dan menjadi pendiam. Menanyakan tentang anak itu ke Sehun tentu tak akan menghasilkan jawaban. Toh anak itu hanya mengurung diri di kamar setelah sampai di dorm. Ia berjalan mondar-mandir sambil memegang ponselnya. Mengeceknya beberapa kali dan mencoba menghubungi Chanyeol lagi. Namun hasilnya tetap nihil.
"Hyung" suara lembut itu memecah lamunan, menghentikan acara gerak jalannya.
"Apa kau sudah berhasil menghubunginya, Joon?". Suho hanya menggelang lemah dan duduk di sofa tersebut.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan anak itu, dia masih dalam mode gembira saat meminta izin keluar. Tapi kenapa berakhir seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
I. When your smile has gone
Fiksi PenggemarLuka, kenangan, masa lalu, balas dendam, persahabatan, dan permintaan maaf "Aku benar-benar lelah. Biarkan beristirahat untuk sebentar saja" Tangan kalian selalu terulur, namun maaf aku tak bisa menggapainya. Saat permintaan maaf bukan salah satunya...