Tuhan, ada takut yang menjelma saat aku bangun tergesa-gesa
Mengecek laki-laki itu dengan kekuatan hilang entah ke mana
Aku berharap ada sosok sepeduli itu dengan rotasi bumiku
Namun, ia memilih lengah daripada menentang kalahAku sempat mengecoh bidadari dan tuliskan goresan di wajah
Aku sempat pergi dari dunia, tapi kamu eratkan genggaman
Kusingkirkan air mata yang turun seiring pikiran bergelut
Ketika sudah melangkah pijakan baru, orang buatku menyesalDesember, petang sudah berlutut di depanku
Dan aku masih menatap langit dengan musnahnya harianku
Tentang laki-laki lain yang kute- mu tanpa biar kebetulan tersulap
Kuteguhkan, kami hanya masa kecil yang berganti baju "kita"Desember, aku lemas dengan saraf putus yang mengabitku
Dia yang kuhubungi turut pergi, sadar ia hanya tokoh tritagonis
Rasa cemas itu memutariku saat aku ingin mengakhirinya
Dan aku berharap kamu jadi wa- duk dari segala keringat bahaya
KAMU SEDANG MEMBACA
[31 DWC] Desember Untuk Exes
PoetryHarap-harap cemas, aku ingin kamu membaca ini. Sebab, ini adalah alasanku untuk tak bisa melupakanmu. Juga, bulan ini adalah bulan yang senantiasa mengikutiku hingga aku tak tenang. Aku hanya ingin kamu tahu, "kita" pernah ada di dunia ini. #45 in P...