Aku sudah memipih tiket untuk pergi ke bandara terang ini
Aku tak mau pergi ke tempat di mana aku semakin sekecil batu
Ke tempat di mana aku hanya berteman dengan hening
Ke tempat di mana aku mendapat tonjokan di hati karena tidak memapas kamuDesember, kenapa menyesal harus tercipta di alam ini?
Kenapa ketika aku benar-benar membatu
Belahan mentari menciptakanmu tanpa kehadiranku?
Kenapa di detik-detik tangan kita yang terputus
Takdir justru menjarak kita hingga beratus-ratus?Hanya iri yang bergapil dengan lesak di sela-sela rambatan pita
Aku mencintaimu hingga samudera menepi
Aku mencintaimu hingga tak pernah rela kamu bertopi dua
Aku mencintaimu hingga harap-ketus angka tujuh menyandingkan pesawat suaDesember, tangisku turun bagai hujan di jiwa yang mengetuk dirimu
Ia tak pernah berhenti, hingga aku melolong tanpa bantuan
Semua orang tak mengerti aku yang sudah tak bisa terbang
Dan kini, hatiku hanya dapat berselang kalang
KAMU SEDANG MEMBACA
[31 DWC] Desember Untuk Exes
PoésieHarap-harap cemas, aku ingin kamu membaca ini. Sebab, ini adalah alasanku untuk tak bisa melupakanmu. Juga, bulan ini adalah bulan yang senantiasa mengikutiku hingga aku tak tenang. Aku hanya ingin kamu tahu, "kita" pernah ada di dunia ini. #45 in P...