01 : Wind Blows The Candle

254 24 0
                                    


            Harum bunga di mana-mana, puluhan warna menarik terpajang di sekeliling Ruby's Garden, sebuah nama yang cantik untuk toko yang menjual bunga. joshua dan Anne sedang memilih rangkaian bunga untuk dihadiahkan kepada Nari.

Wanita itu sangat suka pada bunga, dan seleranya sangat tinggi dalam urusan bunga. Jangan sampai Joshua salah memilih bunga, dan membuat Nari mengejek pilihannya.

Dari semua bunga yang ada, Nari pasti tidak akan menolak bunga yang satu ini. lili, bunga lili punya makna khusus untuk Nari, karena namanya sendiri -Seo Nari yang memiliki arti bunga lili milik keluarga.

Anne juga tidak keberatan menghadiahi ibunya lili putih. Mereka keluar dari Ruby's Garden dengan sebuket bunga lili yang dihiasin warna warni bunga anyelir dan mawar. Tujuan mereka selanjutnya adalah toko kue, kurang lengkap rasanya ulang tahun tanpa kue.

Joshua menuntun Anne di sisi kanannya, menjauhkan gadis kecil itu dari jalan raya.

"Ayah aku mau itu!" sahut Anne tiba-tiba, ia berhenti melangkah dan menunjuk ke jongko ice cream di seberang jalan. Joshua menoleh ke arah yang ditunjuknya.

"Ayo, ayo, ayo beli!" rengek Anne.

"Iya, iya. Kau tunggu di sini, jangan ke mana-mana!" ucap Joshua akhirnya. Sebenarnya dia membatasi makanan manis untuk Anne, tapi mungkin tidak apa-apa jika sekali ini saja, dia tidak mau merusak mood bidadari kecilnya di hari spesial ini.

Joshua menyebrang jalan, dan membiarkan Anne menunggu, sambil menunggu ice cream vanilla-nya, Joshua terus melihat ke tempat Anne. Memastikan gadis itu tidak kemana-mana.

Bisa gila jika Joshua kehilangan Anne, dia memilih mati daripada harus hidup tanpanya.

"Ini ice cream-mu, tuan." ucap si penjual ice cream. Joshua menoleh, ia mengambil ice cream-nya dan membayarnya dengan uang seharga. Setelah menggenggam satu cup ice cream, dia buru-buru menyebrang jalan kembali ke tempat Anne.

"Ini yang kau mau." ucap Joshua pertama kali setelah berada di depan Anne. Gadis itu tersenyum sumringah,

"Terimakasih, Yah." katanya.

"Ayo cepat habiskan, nanti kita terlambat." titah Joshua, ia berjongkok di depan Anne yang mulai menyendok ice cream-nya dan melahapnya dengan semangat.

"Aaah..." ia menyodorkan satu sendok ice cream ke arah Joshua. Dia menggelengkan kepalanya menolak,

"Ayah harus mau!" sahut Anne sambil melotot. Joshua terhenyak dan akhirnya menyerah,

"Arraseo, arraseo, aah..." ucapnya, kemudian membuka mulut dan melahap ice cream dari Anne.

Anne mulai jahil, dia mencolek ice cream-nya dengan jari, dan mengoleskannya di hidung Joshua.

"Eh?!"

Melihat Joshua melotot kaget membuat Anne puas menertawakannya. Dengan cepat menghabiskan ice cream-nya sebelum Joshua melakukan hal serupa untuk membalasnya.

Selesai memenuhi keinginan Joanne makan ice cream, mereka kembali melanjutkan perjalanan, sampai di toko kue.

Mereka memilih kue di dalam etalase, yang berjejer dengan berbagai ukuran, rasa dan bentuk.

"Ibumu sangat suka cokelat, jadi ini saja ya?" ujar Joshua menunjuk kue berbentuk bundar berukuran kecil dengan krim tiramisu dan hiasan parutan cokelat di sekitarnya.

"Itu terlalu kecil." ujar Anne menolak dengan ekspresi polosnya.

"Meskipun kuenya kecil dan murah pun dia pasti menyukainya. " dengan lemah lembut Joshua menjelaskan, putri kecilnya terlihat bingung tapi dia tidak mau ambil pusing dan mengangguk saja mengiyakan penjelasan pendek dari ayahnya.

Forgone [Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang