02 : Message Of Longing

183 21 30
                                    

            "Ayah, kita terlambat!" satu kalimat itu sukses membangunkan Joshua dari tidurnya. Mimpi indahnya semalam terlupakan dalam sekejap. Ia melirik jam, pukul enam. 

"Sudah kuduga seharusnya suara Anne kurekam untuk alarm pagiku!" ujarnya merutuk pada diri sendiri. Selesai mandi dia langsung berpakaian dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan bidadari kecil kesayangannya itu. 

           Joshua sudah menyiapkan perlengkapan sekolah Anne dan perlengkapan kerjanya sejak tadi malam. Namun aneh, segala hal yang sudah dia siapkan mendadak hilang. Dia tidak bisa menemukan kaus kaki untuk Anne, jas kerja dan dasinya pun tidak ada. Dia melirik jam tangannya, sudah lebih dari pukul tujuh,  

"Oh, tidak. Kita akan terlambat!" sahut Joshua panik. Dia berlarian ke sana kemari, membuka setiap lemari di rumahnya tapi tidak dapat menemukan semua yang dia cari. 

"Ayah tenang saja, aku tidak pakai kaus kaki juga tidak apa-apa. Cari jas dan dasimu saja dulu, itu penting." kata Anne yang duduk di meja makan sambil mengamati ayahnya yang keteteran mengurus segala sesuatu untuknya.

"Tidak nanti kakimu bisa lecet." sahut Joshua. Anne turun dari kursinya berniat ikut membantu mencari perlengkapan ayahnya. 

"Jangan turun dari kursimu! Jangan dekat-dekat kompor!" sahut Joshua memperingatkan, kompor di dapurnya sedang menyala, dia sedang menggoreng telur untuk sarapan mereka. 

Gadis itu tidak mendengar, ia pergi ke balkon dan melihat kaus kakinya tergantung di besi jemuran. Dengan susah payah gadis itu berusaha meraih kaus kakinya. 

Setelah ia dapatkan, ia langsung mengenakan kaus kaki itu di kedua kakinya.

"Aku sudah menemukannya." kata Anne senang sambil menunjuk ke arah kakinya. 

"Ah syukurlah pintar sekali anakku." ucap Joshua sedikit lega, sambil mengelus kepala Anne pelan. Tapi dia belum sangat lega karena belum menemukan jas dan dasinya. 

"Dimana kau menyimpan jas dan dasimu?" tanya Anne dengan sopan. Joshua berhenti mengacak-acak lemarinya, 

"Di sini, di lemari. Tapi tidak ada." jawabnya panik. 

Anne mengintip ke dalam lemari, dan menemukan apa yang di cari ayahnya hanya dalam sekejap. 

"Ini bukan?" katanya. 

Joshua melongo terheran-heran, tadi dia tidak menemukannya di situ. Berkali-kali dia mengerjapkan matanya untuk memastikan, dan memang benar itu jas kerja dan dasi yang dia cari. Ini lucu, ia merasa sedang bersama Nari, dulu Joshua kerap kehilangan benda-benda miliknya, dan selalu Nari yang menemukannya. 

Nari dan Anne tercipta memang untuk melengkapi dirinya. 

"Terimakasih sayang." ujar Joshua akhirnya, dia merasa malu sekali pada Anne. 

"Ayah, apa kau mencium bau gosong?" tanya Anne kemudian. Joshua mengendus, Anne benar ada bau gosong. Joshua pun teringat pada telur yang sedang dimasaknya di penggorengan. Sudah pasti bau ini datang dari sana. 

"Telurnya!" pekik Joshua. Dia berlarian tergesa-gesa ke dapur, mematikan kompor sambil mengibaskan asap yang mengepul hampir ke seluruh dapurnya. 

Telur gorengnya gosong, tidak bisa diselamatkan, sudah seperti arang. Anne datang sambil menutup hidung. Mereka saling melihat beberapa saat kemudian tertawa bersama. 

Lucu saja, Joshua dengan percaya dirinya bilang akan membuat sandwich sendiri untuk sarapan pagi mereka, tapi lihat apa yang baru saja dia perbuat, dia hampir membakar seluruh dapurnya. 

"Kau tidak bisa masak, Yah." ucap Anne sambil cekikikan geli. 

"Jadi kita makan apa?" sambung Anne. 

Forgone [Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang