08 : Friends

171 23 47
                                    

            "HyungHyung! SEUNGCHEOL HYUNG!" Suaranya menggema mengisi seluruh lorong lantai tiga gedung Pledis. Langkah besarnya menimbulkan getaran pada dinding gedung itu. Sampai di depan sebuah pintu, pria itu meraup sebanyak mungkin oksigen untuk mengisi paru-parunya, melancarkan kembali pernapasannya. Kemudian melangkah masuk setelah membuka pintu di depannya, "SEUNGCHEOL HYUNG!" teriaknya lagi. 

"Apa sih Kim Mingyu, berisik sekali!" sahut Seungkwan mencibir, Seungcheol yang juga di sana menatapnya dengan alis terangkat. 

"Ada apa?" tanyanya singkat. 

"Ada berita besar!" ucap Mingyu berseru tegas. 

"Paling hanya gosip murahan, bukannya cepat selesaikan lirik bagianmu malah wara-wiri mencari gosip." cibir Wonwoo seraya memukul bahu Mingyu dengan buku evaluasi tim hip hop

"Wonwoo benar, jangan sampai Jihoon memarahimu lagi." sang manajer ikut serta mengingatkan. 

"INI BUKAN GOSIP! AKU SERIUS! BUKA NAVER SEKARANG." balas Mingyu keras-keras, merasa tidak terima karena informasinya tidak dipercaya. 

"Ini tentang Shua hyung, dia menjadi pencarian utama sekarang." Keempat lawan bicaranya langsung diam tak berkutik, menatapnya tak percaya. 

"Joshua terlihat berjalan di gangnam bersama seorang anak..." sambung Mingyu menyimpulkan beberapa berita yang dibacanya.

"Anak siapa? Mereka punya anak? Shua hyung dan Nari nonna?" tanya Seungkwan.  

"Memangnya kami belum bilang ya?" balas Wonwoo bertanya kembali, Seungkwan, Mingyu juga Younghwan bergeleng kepala dengan kompak. 

"Ah, benar juga kita langsung disibukan dengan kegiatan individu." sambung Wonwoo. 

"Joshua punya seorang anak perempuan, dan Nari sudah tiada." jelas Seungcheol mewakili. Mingyu dan Seungkwan langsung terdiam seribu bahasa, mata mereka membulat lebar dengan mulut sedikit terbuka. 

"Nari meninggal sudah lama, kutebak mungkin setelah melahirkan Putri mereka." sambung Wonwoo berasumsi. Masih tidak percaya mereka berdua menggelengkan kepala. 

"Jangan tuduh kami bohong! Kami tidak mungkin bermain-main soal berita kematian." Seungcheol mengacungkan jari telunjuknya untuk memperingati dua adiknya itu sebelum menuduhnya berbohong atau bergurau.

"Baiklah, dengar, para penulis artikel ini sangat liar, mereka mengarang bebas. Dampak buruk pergaulan bebas turut menyerang Joshua Seventeen, kencan rahasia hingga hamil di luar nikah membuatnya dipecat dan kehilangan karir bersama Seventeen, Penggemar mengaku kecewa terhadap Joshua juga agensi yang menutupi kebenaran keluarnya Joshua. Rakyat republik Korea ini sudah gila, mereka sama sekali tidak punya sisi positif di otaknya." Mingyu bertutur cepat membacakan sebagian isi dari artikel yang dia baca, belum puas ia menyambung omelannya tak henti-henti, 

"Carat mana yang berani percaya pada berita picisan seperti itu? Kurang ajar sekali kan mereka menyeret nama Carat. Joshua Hyung keluar bertahun-tahun yang lalu, harusnya mereka bisa berpikir  kemungkinan lain yang lebih positif, mungkin itu keponakannya, atau mungkin dia menikah di satu waktu antara tujuh tahun terakhir,  banyak kemungkinan masuk akal yang tidak harus menjatuhkan Shua hyung." ia mendengus kasar di akhir kalimatnya. 

"Tenanglah, kita jangan mengambil tindakan yang sembarangan, jangan sampai kita membuat Joshua semakin kesulitan jika berbuat sesuatu." sahut Seungcheol menenangkan. Di tengah percakapan mereka tadi, Younghwan menjauh untuk menjawab panggilan masuk ke ponselnya. Sekarang dia kembali dengan wajah datarnya yang nampak lebih serius. 

Forgone [Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang