11 : Good Choice

154 24 17
                                    


              Joshua memarkirkan mobilnya di bahu jalan tepat di depan rumahnya, terlalu lama untuk membuka gerbang dan memasukannya ke garasi. Ia langsung masuk ke rumah, belum tenang rasanya jika belum melihat Anne ada di depannya. 

Ia membuka pintu dan mendapati putri kecilnya berdiri di depan pintu menyambut kedatangannya. 

"Joanne-ah!" Joshua berjongkok memeluk erat putri semata wayangnya itu. Tidak disangka air matanya meleleh di pipi, ia benar-benar takut kehilangan Joanne. 

"Ayah, maaf aku tidak percaya padamu. Maaf juga karena berteriak padamu." Ujar Anne, spontan Joshua menganggukan kepala. 

Sampai saat ini dia belum menyadari kehadiran tamu tak diundang yang sekarang berdiri tak jauh dari mereka, ia bersandar dengan sebelah bahunya ke dinding rumah Joshua sambil tersenyum melihat interaksi ayah dan anak itu. 

Joanne melepaskan pelukan Joshua perlahan, kemudian menolehkan kepala ke belakang,  membuat Joshua ikut memiringkan kepala dan mencari apa yang dilihat putrinya. Pupil matanya membesar, ia berkedip beberapa kali hingga memicingkan matanya untuk meyakinkan bahwa yang dia lihat sekarang itu nyata. 

"Hyung!" orang itu mengangkat sebelah tangannya, menyapa Joshua dengan santai. Joshua bergeming di tempatnya, ia berpikir dirinya sedang berhalusinasi, membayangkan Soonyoung ada di depannya. Ketika itu Anne langsung berlari dan memegangi tangan Soonyoung. 

"Paman Soonyoung mengantarku pulang!" katanya, "dia orang baik kok Ayah, dia temanku." sambungnya. 

Masih pada posisinya Soonyoung tersenyum dengan bangga, seraya mengusak Puncak kepala Anne pelan. Joshua masih tak merespon. Kesal menunggu akhirnya Soonyoung datang merengkuhnya ke dalam pelukan. 

"Aku sangat merindukanmu Hyung!" ucapnya singkat. Mengetahui Anne menatap mereka Joshua membalas pelukan sahabatnya itu dan menepuk-nepuk punggung Soonyoung pelan. Tidak terlalu lama mereka mundur saling melepas pelukan. 

"Ayo kita ke dalam." ajak Joshua, mereka beranjak menuju ke ruang tengah, tempat di mana Soonyoung dan Anne melakukan aktivitas yang mereka sebut mukbang itu. Sampah dan makanan bercampur, berserakan dimana-mana, belum lagi mainan Anne semuanya berantakan, rumahnini seperti baru terserang banjir bandang. Soonyoung tak ingat untuk membersihkannya, ia langsung menyusul Anne begitu tahu Joshua pulang.

Alhasil tuan rumah terkejut bukan main. 

 "Astaga! Kalian sedang apa? Kenapa berantakan?"  Joshua  melirik ke sana kemari, meratapi kondisi ruang tamunya yang sudah tidak berbentuk. "Joanne kenapa mainanmu di luar semua?" 

"Ah Hyung, nanti aku yang jelaskan. Sekarang kita bereskan dulu saja, Anne juga harus istirahat lebih awal. Nanti kita bicara berdua."

Joshua menghela napas pendek, ia menyetujui saran Soonyoung dan mulai membenahi rumahnya kembali, ditemani Soonyoung tentunya, dia harus bertanggung jawab atas kelakuannya. 

Setelah menyelesaikan sebagian besar kekacauan Joshua mengantar Anne ke kamarnya dan memastikan dia benar-benar tidur. Begitu kembali ke ruang tamu, ajaib, ruang tamunya sudah kembali rapih seperti semula, rupanya Soonyoung membereskan sisa kekacauan sendirian. 

"Terimakasih." kata Joshua pendek, sambil berjalan menghampirinya. 

"Aku hanya mempertanggung jawabkan perbuatanku." balas Soonyoung. 

"Anne sudah tidur?" tanya Soonyoung, Joshua mengangguk pelan sebagai jawaban. 

"Hyung, jahat sekali kau tidak membalas semu e-mail dariku." ucap Soonyoung merajuk,  "bahkan kau tidak memberitahu aku soal kelahiran Anne, soal Nari, sampai kau kembali ke Korea pun tidak memberitahuku." sambungnya. 

Forgone [Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang