14 : Little Squabbling

114 14 0
                                    

           Hari sibuk yang sama bagi ke dua belas anggota Seventeen, menjalani rekaman, latihan, pemotretan, dan banyak lainnya secara bergiliran setiap hari. Berharap keberhasilan adalah buah dari usaha mereka.

Di tengah kelangsungan rekaman, Soonyoung dipanggil oleh manager mereka, katanya dia menerima telepon. Soonyoung beranjak dari studio, mengambil ponselnya dan ke luar untuk menerima panggilan tersebut. 

"Ada apa, Hyung?" ujar Soonyoung tanpa basa basi. 

"Sooyoung-ah, soal seragam Anne..." mendengar itu Soonyoung langsung menepuk jidatnya pelan. 

"Ah benar, aku lupa Hyung! Aku lupa membawanya kemarin, aku juga tidak tahu seragamnya disimpan di mana." pungkas Soonyoung sebelum Joshua  menyelesaikan ucapannya. Soonyoung mengetuk-ngetuk pelan bibirnya dengan ujung jari. 

"Terakhir kali sih Seungcheol hyung yang menyimpannya, nanti akan kutanyakan padanya." kata Soonyoung lagi, samar-samar ia mendengar suara Jihoon memanggilnya dari dalam studio rekaman. Soonyoung mendesis pelan, "maaf ya hyung, aku sedang rekaman, Jihoon sudah memanggilku. Nanti kukabari lagi." imbuh Soonyoung cepat sambil memutus sambungan telepon secara sepihak. Ia kembali ke studio rekaman dan memenuhi kewajiban merekam bagian miliknya, dan menyelesaikannya dengan sangat baik sehingga ia selesai lebih cepat, dan Jihoon pun merasa terpukau. 

Keluar dari ruang rekaman, Soonyoung berlari terburu-buru seperti mengejar orang yang belum bayar hutang, para anggota yang ada di sana saling melempar pandangan seolah bertanya 'kenapa dengan dia?' 

           Soonyoung masuk ke ruang latihan menari, dan berhenti tepat di depan Seungcheol, "hyung, seragam Joanne ada padamu 'kan? Aku lupa mengembalikannya." kata Soonyoung terus terang. 

"Sudah kukirimkan, seharusnya sih sudah sampai." balas Seungcheol.

Soonyoung mengerutkan kening, "Tapi, tadi Shua hyung bertanya soal seragam." 

"Mungkin ada masalah di agen pengirimannya, atau mungkin kurirnya tidak menemukan alamat rumah yang benar, nanti akan kuhubungi lagi agennya." tutur Seungcheol menebak, Soonyoung mengangguk pelan, bukannya lekas pergi dan kembali berlatih dia malah duduk di sebelah Seungcheol, mengintip buku catatan Seungcheol yang berisi rancangan lirik rap-nya. Menyadari dirinya diperhatikan oleh Soonyoung, Seungcheol merasa sedikit risih. Ia tahu temannya yang satu ini memang terkadang suka bertingkah aneh, tapi di saat ia ingin serius mengerjakan pekerjaannya ada baiknya Soonyoung tidak mengganggu. Seungcheol menghela napas pendek, menyingkirkan bukunya dan menatap Soonyoung. 

"Apa yang kau inginkan? Tidak perlu basa-basi langsung saja." tegur Seungcheol dengan lugas. Soonyoung tersenyum lebar hingga matanya tinggal segaris. 

"Hyung, kakak dan ayahmu kan tidak jadi hadir di Fanmeet, undangannya boleh kuminta tidak? Punyaku sudah kuberikan pada noona, dan orangtuaku." ucap Soonyoung sambil merajuk

"Untuk siapa lagi? Semua keluargamu sudah mendapat undangan 'kan?" balas Seungcheol. 

"Untuk Shua hyung, aku ingin mengundangnya." aku Soonyoung jujur, tadinya dia takut Seungcheol tidak mau memberikannya tiket undangan itu kalau tahu ia memintanya untuk Joshua, tapi mungkin saja dia akan berbaik hati. 

"Tiketnya sudah kuberikan pada orang lain." jawab Seungcheol pendek sambil melengos, kemudian kembali menatap catatan liriknya. 

"Hyung, ayolah.... Berikan pada Shua hyung saja!" Pinta Soonyoung memaksa, Seungcheol mendengus, dengan wajah kesalnya ia menatap Soonyoung. 

Forgone [Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang