"Kenapa harus, Chougi-nii? Aku lebih berhak tidur bersama saudaraku, Ayah!"
Horikawa masih ngeyel. Menolak keras keputusan sang Ayah. Dia benar-benar tidak rela jika Aniki kesayangannya harus tidur satu kamar dengan makhluk bernama, Yamanbagiri Chougi. Orang yang sangat sulit ditebak kepribadiannya.
Saat di sekolah saja Kakaknya diperlakukan seperti itu, apalagi saat hanya berdua saja?
Ah, tidak! Tidak! Horikawa tidak mau membayangkan. Apapun itu!
"Dengarkan Ayah dulu, putraku."
Yamabushi mencoba menenangkan Horikawa yang biasanya penurut dan kalem, tiba-tiba menjadi pemberontak. Yamanbagiri saja, sampai speechless di tempatnya. Dia sama sekali tidak menduga, adiknya akan bertindak nekad seperti itu demi dirinya.
Yamanbagiri kurang beruntung apa coba, memiliki saudara seperti Horikawa?
Sementara Juzumaru yang sudah menyelesaikan tugasnya hanya bisa duduk anteng, sembari mendengarkan perdebatan Ayah-anak di depannya. Juzumaru akan angkat bicara, setelah Horikawa kembali tenang.
"Kakakmu harus berinteraksi dengan orang lain-"
"Iya, aku tahu. Tapi, tidak perlu tidur dengan Chougi-nii juga, kan?" Horikawa menyela.
Horikawa benar. Tanpa tidur satu kamar degan Chougi-pun, Kakaknya masih bisa berinteraksi dengannya. Itupun, andai yang bersangkutan sudi melakukannya.
Tapi, Yamabushi tidak kehabisan akal. Entah apa tujuannya menempatkan duo manba dalam satu ruangan, yang tak sembarang orang bisa masuk tanpa seizin pemiliknya itu.
Mungkinkah, Yamabushi ingin menjodohkan putranya dengan--
"Ekhem!! Ayah rasa, dengan tidur satu kamar jauh lebih efektif. Mereka bisa akrab lebih ce-"
"Efektif apanya?! Yang ada Aniki disiks-"
GREB!!
Horikawa terhenyak, lalu menoleh ke samping. Ia mendapati Kakaknya menggegam erat tangannya. Namun, tatapannya masih tertuju ke depan. Horikawa dapat merasakan gejolak emosi Yamanbagiri dari genggaman tersebut.
"Sudah, Horikawa." Ucapnya datar seperti biasa. Meski Horikawa tahu, Kakaknya tidak setuju.
"Tapi, Aniki--"
Yamanbagiri menggeleng pelan. Kemudian memberi kode supaya adiknya duduk tenang seperti sedia kala.
"Lihat! Kakakmu saja tidak protes." Tukas Yamabushi. Merasa puas, karena putra sulungnya menerima keputusan gilanya.
Horikawa melihat Kakaknya sekilas. Kakaknya masih terlihat diam dan tenang. Heh! Sebenarnya Kakaknya itu dibuat dari apa? Selama hidup, Horikawa tidak pernah melihat Yamanbagiri menolak keputusan Ayahnya.
Diam-diam remaja itu menggertakan giginya. Ingin marah, tapi tidak bisa. Atau percuma saja? Mengingat yang berkuasa di rumah itu bukanlah dia, atau Yamanbagiri. Melainkan Ayahnya.
Ayah yang unik dan selalu bertindak seenaknya. Dari yang masuk akal, hingga- Yah, begitulah.
Setelah perdebatan itu, tak ada yang membuka suara sampai mereka menyelesaikan makan malam bersama. Horikawa yang biasanya paling rajin membereskan piring dan gelas kotor di meja, langsung melenggang pergi begitu selesai makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yamanbagiri StepBrother
FanfictionYamanbagiri Chougi dan Yamanbagiri Kunihiro. Dua makhluk yang tak pernah akur ini terpaksa bernapas dan hidup satu atap karena pernikahan orang tua mereka. Bukan pernikahan, sih. Tapi hanya acara pemberkatan atas hubungan dua sahabat yang telah lama...