Piece By Piece -4-

1.9K 172 37
                                    


“Kau sudah terlalu lama meninggalkan kami berdua, akan terlihat sangat sulit jika kau ingin kita bersama kembali.”

“Apa kau mau memberi kesempatan agar aku memperbaiki semuanya ?”

“Aku….”

Part 4


“Sabar baby kita pasti akan mendapatkannya suatu hari nanti. Please…jangan lagi menangis seperti ini.” Yuri menenangkan istrinya yang sedih karna program yang mereka jalani untuk mendapatkan seorang keturunan belum juga membuahkan hasil.

“Aku takut Yul…” lirih Jessica.

“Apa yang kau takutkan baby ? Aku selalu berada disini bersamamu.” Yuri membelai rambut Jessica dan mengecup puncak kepalanya.

“Aku takut aku tak bisa memberikanmu keturunan dan aku takut kehilanganmu karna masalah ini.” tangis Jessica kembali pecah.

“Ssttt…uljima baby, kau tak perlu takut akan hal itu karna itu tak akan terjadi. Aku sudah berjanji dihadapan Tuhan untuk selalu bersamamu sampai kapanpun jadi kau tak perlu takut. Okay.” Yuri memeluk istrinya yang menangis sesenggukan itu. Tanpa Jessica ketahui Yuri pun ikut menangis dalam diamnya. Yuri sangat mencintai Jessica mereka berdua bertemu saat menempuh pendidikan bersama di salah satu perguruan tinggi di Kanada dan hubungan cinta mereka berlanjut hingga saat ini usia pernikahan mereka memasuki tahun ke 3 tetapi mereka belum juga dikaruniai seorang anak.

“Terimakasih Yul, aku sangat mencintaimu aku takut jika kehilanganmu Yul.” Jessica memeluk erat suaminya menyalurkan perasaannya yang benar-benar tak bisa pergi jauh dari Yuri.

“Kita telah berusaha baby hanya saja Tuhan belum mengijinkan kita untuk menimangnya, kita bisa mengasuh seorang putra jika kau mau sayang ?” Yuri memberikan sarannya.

“Anio Yul, aku ingin seorang anak dari sini dari rahimku sendiri Yul.” Jessica mengarahkan tangan Yuri ke perutnya yang masih rata.

“Kita bisa mencari program kehamilan baru baby, please jangan seperti ini jika kau setress dan kelelahan itu akan menghambatnya juga.” Yuri menenangkan istrinya dan akhirnya Jessica tertidur kelelahan menangis. Ada atau tak ada buah hati dikeluarga kita itu tak menjadi halangan untukku tetap bersamamu baby, kau yang terpenting untukku sayang.

“Saranghae Sica…” Yuri mengecup puncak kepala Jessica dan menyusulnya ke alam mimpi.

“Wake up Mom….” Lauren membangunkan ibunya yang masih bergelut dengan bantal dan selimutnya.

“Enghhh…why baby ? Bukankah ini weekend ? Kenapa kau bangun pagi sekali ?” Tiffany terbangun menyuruh anaknya mendekat dan memeluk buah hatinya itu.

“Ayo kita pergi ke taman bermain Mom…?” Lauren menghujani ibunya dengan ciuman di seluruh wajah Tiffany agar permintaannya terkabul.

“Baiklah, kita akan pergi sudah lama juga kita tak pergi kesana sayang. Kau bisa menelfon uncle Yul dan aunty Jessie untuk ikut bersama ?” Tiffany menyetujui permintaan anaknya itu. Tidak ada salahnya refreshing bersama anaknya ke taman bermain.

“Lau sudah meminta uncle dan aunty ikut tetapi mereka tak bisa Mom. Uncle dan aunty sedang pergi.” Lauren memang anak yang cerdas tanpa disuruh ia tau apa yang harus dilakukannya.

“Kalau begitu kita pergi berdua saja sayang. Pergilah mandi Mommy akan menyiapkan baju dan sarapan terlebih dahulu. Arraseo ?” Tiffany mencium pipi cubby Lauren.

“Ne Mom..” Lauren pergi ke kamar mandi.

Tiffany mengecek ponselnya sebelum menyiapkan baju ganti anaknya. Ada beberapa pesan masuk…

Piece By PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang