Puisi: Dilema cinta (collab with KSSPI)

833 10 0
                                    

Ramai berkata tentangmu
Membeku bagai ruang dan waktu
Ku senandungkan lagu untukmu
Duhai pujaan hatiku
Ingin ku membenci cinta yang ada
Namun melihatmu membutku terlaku
Mengingat aku akan senja
Memberiku senyum setiap memandang
Memandangmu mengingatkanku
Akan cinta suci yang sayu
Dalam dilema diriku yang menyatu
Membuat hati ini harapan baru
Hatiku tetap membisu memakan waktu
Aku berbinar membalikkan diri
Padamu aku masih merekah
Dilemamu tak pernah henti jua
Aku hanya diam merana
Melihatmu dengan tatapan yang sinis
Aku terpaku dengan semua perbuatanmu
Aku terpesona pada dirimu
Membuatku merana di ujung waktu
Akankah fajar mendatangiku
Untukku bertemu denganmu
Jalan menuju fajar
Sumbu janjinya lampu pijar
Purnama manakah yang di rinduinya
Gemriak air pun berkata
Jangan percaya akan purnama
Dia hanya datang sesaat
Dan pergi tanpa pengliat
Aku mengeja malam serupa nestapa
Kenapa cinta membentuk diriku untukmu
Akankah aku lebih menjadi awan bagimu
Aku membuatmu terpaku menjadi pelangi
Wahai pelangiku
Warnailah hidupku dengan keindahanmu
Bukankah diriku dirimu bagaikan hujan yang turun bersama badai asmara
Aku bercahaya kini
Membentuj hati yang aku serahkan
Padamu yang merangkul asmara
Asmara yang kian beranak cucu
Membuat diri tersedak nafas sampai ke ruang kalbu
Adakah kau disana sama sepertiku
Yang rindu di setiap waktu
Akan ku sambut angin untuk rinduku padamu
Aku telah titipkan sayangku untuk ku sampaikan padamu
Aku kirimkan awan gelap
Adakah hatimu berkata
Dengan sang waktu yang dilema
Dalam penat yang tak terkira
Malam pun datang menyapa
Kan ku jadikan ia teman mengisi ruang dalam gelap
Memijak lereng beralas sendu
Kenapa hancur hatiku engkau buat
Dalam dilema cacat yang terkuat
Engkau membuatku tersayat
Bagai lalat yang tersengat
Aku menghitung waktuku kini
Melampiaskan pada awan di atas lautan
Membiru diriku di jamah gelora
Gelora hatimu untukku
Kini
Aku tak suka akan cinta
Dia menyiksaku
Hanya menyiksa
Membuat sayatan di dalam dada
Bagai cahaya yang tak terlaksana
Aku juga menghardik diriku demi kamu
Yang membuaiku dengan pelangi
Meski senja lebih indah
Ketika airmataku meleleh
Aku lelah
Aku membenci cinta
Perasaan yang membuatku merana
Bagai burung pungguk dan purnama
Semua semu dan angan belaka
Pada siapalagi aku harus mengadu?
Bahkan sakitpun telah mengalbu
Tanganku terus beradu
Hatuskah terus tersedu?
Cinta hanyalah dilema
Ku tak mau terus melakukannya
Kareba dia hanya sementara
Dan hatiku gelisah bagai laksana
Jangan kau sapu aliran itu
Biarkan airnya beradu
Semua emosi yang menggebu
Biarkan mengalir dengan sakit yang membantu.
Lalu katakanlah dengan siapalagi aku mencinta
Hati pun aku tak pynya
Kau bakar habis dengan cinta dan kemarahan
Setelah kau bawa lari menimbun kenangan
Aku tak bisa menjawabnya
Kau bagai bintang di angkasa
Sukar digapai maupun diterka
Dan berlanjut untuk selamanya

My Qoutes of the daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang