29. What?!

37 8 8
                                    

Cerita aja, gue bisa kok jadi pendengar yang baik. Gue juga bakalan usaha buat kasih lo pencerahan, dan bantu lo.

~ Kenapa lo mau bantu gue?

Karena lo udah masuk dikehidupan gue, meski kurang mengenakkan.
+

Zhefa sedang membaca novel horornya. Tiba-tiba sebuah pesan berbunyi dari ponselnya. Membuat Zhefa mendengus kesal, namun tetap membaca pesannya.

Kesayanganku :
Gw di dpn

"He? Maksudnya apa coba?"

Me :
Dpn paan?

Kesayanganku :
Rmh lo

Merasa biasa dengan ini, Zhefa langsung beranjak dan membukakan pintu rumahnya.

Dan jreng jreng, memang ada Kafra yang sedang menatapnya datar dengan menggunakan kaos hitam putih dan jeans panjang.

Menurut Zhefa, Kafra lebih cocok menggunakan kemeja kotak-kotak yang tidak dikancing.

Tapi, dengan seperti ini Kafra juga tetap tampan. Apa mungkin setiap cowok ganteng itu cocok menggunakan apa saja?

Hmm... yang penting tidak memakai pakaian seperti perempuan.

"Udah natapin gue kek gitu?"

Mata Zhefa langsung beralih ke arah lain, dengan wajah yang sedikit bersemu. Terkadang dia menyalahkan diri sendiri. Gak bisa apa lihat yang cakep dikit? Bawaannya pengen ngelihatin mulu.

"Siapa juga yang natapin lo?" setelah merasa netral, Zhefa menatap Kafra sinis.

"Gak nyuruh gue masuk?"

Zhefa sedikit gelagapan. "E-eee... yaudah silahkan masuk." ucap Zhefa membukakan pintu selebar-lebarnya untuk Kafra.

"Untung Mama gue udah pulang. Kalau belum mungkin--"

"Eeeehhh, ada Karfa!"

Ucapan Zhefa terpotong saat Thia tiba-tiba datang dengan pekikan bahagianya. Zhefa membatin, "Mama gue kenapa seneng banget gitu, ya? Katanya mau jodohin gue ama tetangga sebelah. Gimana, dah?"

Kafra yang disambut bahagia oleh Thia hanya tersenyum tipis dan sopan. Membuat Zhefa memutar bola matanya malas. "Idih, keren banget pencitraannya."

"Jepa gimana, sih? Kok gak bilang Mama kalau Karfa mau kesini. Mama 'kan bisa pulang lebih awal, biar bisa bikinin Karfa makanan enak." omel Thia kepada Zhefa. Zhefa yang diomelin hanya diam sambil sok-sok menatap arah lain.

"Jepa, kok Karfa gak diajak masuk, sih? Ayo masuk, Karfa. Nanti kalau udah jadi sama Jepa, harus ekstra sabar ngehadepin dia. Dia tuh mainannya HP mulu, disuruhin juga ngebantah."

"Ih, Mama apaan, sih?"

"Udah, ayo masuk. Ini Mama beli spageti buat Karfa."

Zhefa sedikit menganga. "Buat Kanfa doang, Ma?"

Thia menggeleng sambil terkekeh. "Ya enggaklah, ini Mama beli banyak. Ajakin Karfa ngobrol aja, Mama mau buat spageti."

"Gak usah, Tante. Tante 'kan baru pulang kerja, nanti capek." ucap Kafra mencegah Thia agar tidak repot-repot membuatkannya spageti.

"Aahh, enggak kok. Cuma spageti doang. Jepa, ajak ngobrol Karfa, ya? Jangan buat dia bosen. Mama mau buat spageti dulu."

"Ma, biar Jepa aja yang buatin Kanfa."

Say Hay Untuk Cogan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang