2. Ketemu Cogan

124 16 27
                                    

"Maunya tuh diem, tapi ngga tau kenapa, nih mulut susah banget di rem."
(Bajing Lompat Squad)
+++

"Mau kemana?"

Tadinya Vezha mau berdiri dari tempat duduknya, namun saat Nesya menanyakan pertanyaan itu, Vezha langsung duduk lagi.

"Mau mesen es jeruk." jawab Vezha menatap bubur ayamnya.

"Yaudah, ngapain duduk lagi? Sekalian gih, gue mesen jus jambu." cetus Zhefa dengan santai. Dia memakan mie ayamnya.

"Enak banget hidupnya si bontot." sindir Vezha dengan kejamnya.

"Gapapa kalik. Membantu orang susah itu pahalanya banyak loh." timpal Nesya tak kalah sadis menyindir Zhefa.

Zhefa yang tadinya mau menyendokkan mie langsung berhenti dan menatap Nesya kesal. "Heh, lo tuh rekan gue buat buli Peja. Kenapa malah buli gue?" sarkasnya menunjuk Nesya dengan sendok yang dia gunakan.

"Yaelah, sekali-kali bantu Peja. Kasihan."

Zhefa memutar bola matanya sinis. Lalu dia memakan mie ayamnya lagi dengan santai, seakan tidak terjadi apa-apa.

"Jadi nitip, ngga?" tanya Vezha menawarkan pada Zhefa.

Zhefa menggeleng, tanpa menoleh. Lalu Vezha mendengus malas. Sikap Zhefa yang mendadak diam itu tandanya dia sedang menahan kesal. Untungnya, Zhefa itu tidak bisa lama diam.

"Yaudah, gue beliin jus jambu, ya?" tanya Vezha lagi. Pasalnya Zhefa itu bontot, harus dituruti. Dan, Zhefa itu sahabat dari SD sebelum Nesya dan Westa.

"Mulai." gumam Westa tapi masih fokus pada ponselnya.

"Jee," panggil Vezha merengek.

Nesya yang melihat itu menggelengkan kepalanya sambil memutar bola mata malas. Makanan sehari-hari kalau Zhefa diam mendadak.

"Je, mau jus jambu, ngga? Jangan diem aja, ih." rengek Vezha yang sepertinya merasa bersalah. Mungkin ini adalah hal kecil, tapi ya begitulah dalam persahabatan mereka.

"Ngga mau, ish. Maksa mulu lo."

Akhirnya. Semua langsung bernafas lega mendengar Zhefa berbicara. Padahal tuh, Zhefa berbicara dengan kata-kata ketus.

"Seriusan ga mau?"

"Ngga, Pejaaaaaa..." jawab Zhefa dengan nada kalem tapi menekan.

"Oke oke. Gue beli minum dulu."

Lalu Vezha beranjak dari tempat duduknya dan menuju tempat jualannya Mbak Ikeh, langganan mereka berempat.

"Mbaakk, Vezha pesen es jeruk, dooongg!" teriak Vezha yang dia tidak sadari, disampingnya ada orang yang tengah memegang telinganya saat ini karena teriakan Vezha.

"Mbaakk! Denger kaga ih? Rame bener!" teriak Vezha lagi, kali ini sedikit menggerutu.

"Kamu kalau teriak jangan di tempat umum."

Vesha celingak-celinguk mencari tau siapa suara yang telah melarangnya itu. Lalu pandangannya jatuh pada lelaki yang naudzubillah tampannya ada di sampingnya.

Say Hay Untuk Cogan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang