46. Ada Apa?

31 6 78
                                    

Setiap memandang matanya, hati ini terasa aneh.
+

Nesya selalu bingung.

Sebenarnya hidup ini itu apa?

Kenapa rasanya dia hidup, tapi tidak bermakna sekali.

Oke, anggap saja hidupnya lumayan bermakna karena dia memiliki keluarga yang terbaik.

Tapi cinta, sahabat, semuanya omong kosong.

Mencintai, namun hanya dia yang berharap. Memiliki sahabat, itupun telah musnah, entah dia tidak tau akan kembali atau tidak.

Ah! Semua benar-benar omong kosong.

Sama seperti matanya, yang kini menatap kosong papan tulis. Membiarkan gurunya menerangkan, namun dia tidak bereaksi.

2 hari setelah pengakuan Zhefa, mereka tidak saling sapa lagi meski saling bertatap satu sama lain.

Nesya yang selalu mengalihkan pandangan, dan sekilas menatap Zhefa yang menatapnya sinis.

Kenapa harus Zhefa yang sepertinya marah? Bukankah harusnya dia dan Vezha yang merasa terkhianati?

Nesya tidak habis pikir. Zhefa begitu kekanakan dalam pikirannya.

Teetttt...

Bel istirahat berbunyi. Membuat para siswa siswi yang tadinya mengantuk langsung semangat seketika. Namun, semua itu tidak terjadi pada Nesya. Dia tetap diam.

Perlahan, teman-temannya mulai berhamburan kesana-kemari. Nesya tidak mau ikut campur. Intinya sekarang Nesya hanya diam.

Tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya, tapi Nesya tetap tidak menoleh, paling Yuni, begitulah pikirnya.

"Nes..."

Mata Nesya sedikit melotot saat tau yang memanggilnya adalah suaea lelaki, spontan dia langsung menoleh. "Me-melvan??" pekiknya kaget.

Melvan terkekeh pelan. "Kenapa diem aja?"

"Oh, engg-enggak tuh."

"Gue... boleh minta sesuatu?"

Deg.

Deg.

Deg.

Hanya meminta sesuatu, namun jantung Nesya rasanya begitu tidak karuan. "A-apa?"

"Lo bisa nggak, malam ini jalan sama gue?"

What??!

"Apa...?" lirih Nesya menggumam. Dia menunduk, mengernyit bingung, dan menetralkan jantungnya yang semakin disko.

Merasa respon Nesya yang seperti bimbang, Melvan tidak ingin memaksa, meski dia merasa kecewa. "Kalau lo ngga mau gapapa, kok. Ngga usah dipikirin." ucapnya dengan lembut.

Lalu dia beranjak, namun Nesya menarik tangannya dengan spontan.

Mereka berdua diam. Dengan Nesya yang memegang tangannya, keduanya menjadi terasa beku. Nesya sendiri tidak tau kenapa dia begitu berani memegang Melvan. Nesya tidak tau...

Sudah berapa kali mereka bertatapan lama seperti ini? Lebih dari 3 kali.

Si pawang cinta yaitu Zhefa pernah berkata, "Katanya kalau kita bertatapan lama dengan seseorang, dan hati kita berdetak kencang, itupun udah terjadi 3 kali tanpa pemutusan kontak pandangan, fix, kalian saling suka."

Nesya sudah tau kalau dirinya menyukai Melvan, tapi kalau Melvan? Impossible, true?

Tapi, ucapan Vezha tergiang ditelinganya. "Asal kalian tau, kata impossible atau tidak mungkin itu nggak pernah ada! Buktinya orang mati bisa hidup lagi, orang bisu bisa berbicara lagi, dan banyak hal yang tidak mungkin malah terjadi. Itu semua berkat Tuhan yang menghendaki. Inget!"

Say Hay Untuk Cogan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang