31. Sakit Gigi, Sakit Tulang, Sakit Hati?

33 9 10
                                    

Disaat sebuah perasaan datang, kamu tidak akan bisa melupakannya, kecuali jika orang lain hadir lagi dalam hidupmu.
+

2 hari sudah Jay tinggal di Indonesia.

"Seneng banget bisa ketemu Kak Jay. Udah lama banget ya 'kan, We?"

Westa tersenyum lebar dan mengangguk, membenarkan ucapan Nesya.

"Dulu kita sering banget lihat Jeje dianterin Kak Jay. Jeje sering bilang, kalau Kak Jay itu pacarnya."

Zhefa melotot dan mencubit lengan Nesya. "Jangan ember lo." ucapnya mendesis.

"Aduuhh, memang bener 'kan." ringis Nesya, lalu Zhefa melepaskan cubitannya.

Jay terkekeh pelan. "Jeje emang gitu, suka ngaku-ngaku."

Mendengar olokkan itu, Zhefa mengerucutkan bibirnya. "Aku dulu 'kan masih polos." ucap Zhefa membela dirinya sendiri.

"Iya, Kakak tau kok. Lagian, mana mungkin Jeje mau sama Kakak. Beda umur jauh gini."

Deg.

Jantung Zhefa mendadak berdetak keras. "Kak! Aku mau kok!" ingin rasanya dia berteriak seperti itu di hadapan semua orang. Tapi yang bisa dia lakukan hanyalah, tersenyum malu.

"Je, Kak Jay pesimis tuh." goda Vezha menyenggol Zhefa.

Zhefa berdecak dan menatap Vezha tajam, lalu dia menatap Jay dengan senyuman tidak enak. "Gak usah dengerin mereka, Kak. Omongannya pada gak jelas, ngelantur."

"Ngelantur atau ngelantur??" goda Nesya menaik-naikkan alisnya.

"Ih, udah! Gak usah diterusin, gak ada faedahnya tau."

"Yaudah, makan dulu." ucap Jay menatap makanan yang ada dihadapan mereka.

Saat ini lima manusia itu sedang berada di restoran Bekasi, yang katanya enak banget menunya. Apalagi ada menu spesial, yang menjadi ciri khas restoran, yaitu sate cumi-cumi saos kecap.

Tapi sayang, meskipun enak, Zhefa tidak menyukai binatang laut itu. Bukan hanya itu, tapi semua binatang laut, tidak ada yang Zhefa sukai. Masalah ikan, Zhefa hanya suka gurame, ikan patin, dan lele.

"Je, makan tuh cuminya." ucap Nesya menunjuk piring berisi cumi-cumi dihadapan Zhefa dengan dagunya.

Zhefa hanya menatap sate cumi itu. Masalahnya, sekalipun Zhefa tidak pernah memakan itu.

Pernah dia makan udang, tapi malah dimuntahkan sebelum sampai ke perut.

"Gue 'kan gasuka ini." gumam Zhefa mencoba untuk sepelan mungkin.

Tiba-tiba Jay menepuk dahinya, lalu terkekeh pelan. "Kakak lupa kalau kamu gak suka sate cumi. Mau pesen yang lain aja?"

Zhefa menggeleng. "Gak usah, Kak. Jeje minum jus jambu aja, pasti kenyang kok." ucapnya dengan senyuman lebar.

Seketika ketiga sahabatnya langsung menatap Zhefa sinis.

"Perut karet mana bisa kenyang. Ngada!" ~Nesya

"Pencitraan banget biar ga ketauan tukang makan." ~Vezha

"Jus jambu, tapi harus 10 gelas biar Jeje bisa kenyang." ~Westa

"Gak apa-apa, demi Kak Jay aku rela gak makan 5 tahun, kok. Eh, gak deng." ~Zhefa

Lagi-lagi Jay terkekeh, kali ini terasa lebih ngakak dibanding yang tadi. Dia menggelengkan kepalanya pelan. Dan tawanya itu membuat keempat gadis remaja didepannya terpana.

Say Hay Untuk Cogan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang