Bab 3

45 16 1
                                    

Semarah apapun gue sama lu, tetep aja rasanya gue gak bisa untuk lama-lama marah sama lu, jadi please jangan bikin gue marah sama lu

Pesta kecil-kecilan itu berjalan lancar, semua merasa bahagia dengan senyum merekah di wajah mereka. Kini Zahra sedang duduk di ayunan panjang mengarah ke kolam renang, di sebelahnya ada Alexa yang sedamg meminum teh nya, acara mereka sudah selesai se-jam yang lalu, sekarang pula sudah pukul 10 malam.

Alexa menatap Zahra dengan tatapan bertanya, "Ra, hubungan lu sama Boy itu gimana sih?"

Zahra menolehkan kepala nya, "Gue sama dia itu cuma sahabatan Xa, gak lebih"

"Tapi, gue ngerasa kalian itu lebih, liat gak sih lu, dari sorot matanya Boy aja udah keliatan kalo dia suka sama lu, nah lu nya malah gak ngerespon sama sekali"

Zahra terkekeh mendengar omongan Alexa, ia beranjak dari duduknya, "Gue aja belum 17 tahun Xa, dan bokap gue ngelarang gue pacaran juga"

"Ya tapi kan--"

"Buat bokap gue gak ada tapi-tapian Xa, dan walaupun ya lu bilang itu bener.." Zahra menggantungkan ucapan nya, dia bingung, jika yang dibilang Alexa benar, ia tak tahu akan jawab apa.

Alexa menyikut bahu Zahra, "Tuhkan bener, lu suka sama si Boy, udah ngaku"

"Apaan sih Xa, gak jelas lu ah" ujar Zahra dan masuk ke dalam villa.

***

Matahari menjulang, Zahra dan kawan-kawan kini sedang berada di danau dekat villa. Muti, Amel, Agil dan Daffa menaiki perahu sambil tertawa riang. Sedangkan Deni, Boy dan Alxa sedang sibuk bermain air di pinggir danau, Zahra pula hanya duduk di atas rumput dan membaca novelnya.

Boy yang pakaian nya basah menghampiri Zahra dan duduk disebelahnya. Zahra menoleh ke arah Boy, rambut basahnya ia sisir dengan jarinya ke belakang.

"Ngapain deket-deket gue, mana basah lagi, nanti gue ikutan basah, sono gih jauhan" ujar Zahra.

Bukannya menjauh, Boy malah semakin mendekat ke arah Zahra, Zahra pun mendorong Boy sekuat tenaga yang membuat cowok itu terpental ke samping.

"Kan udah gue bilang jangan deket-deket!"

Boy hanya tersenyum dan menatap teman-teman nya yang masih riang menghabiskan waktu di danau.

Setelah lelah menghabiskan waktu di danau, mereka menyantap makan siang yang sudah tersaji di meja. Semua sudah rapi dan bersih, karena mereka juga sudah bersiap-siap untuk pulang.

***

Perjalanan terasa sangat panjang, seperti biasa, Zahra selalu dengan Boy, selain arah mereka searah, mereka juga hanya beda rumah. Kini, Zahra sudah berada di kamarnya, ia merebahkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa penat dan lelah.

Baru semenit ia memejamkan matanya, ponselnya berdering. Ia melihat ponselnya, terdapat notifikasi dari nomor yang tak ia kenali.

No name

Sampai bertemu di sekolah, sebuah tempat yang menuntunmu ke surga atau neraka

Zahra terduduk seketika, melihat isi pesan tersebut. Ia melihat jam di atas nakasnya, sudah pukul 7 malam. Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya pintu kamarnya di ketuk yang membuat ia tersentak.

Air, Api dan Angin ~TAMAT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang