Bab 11

28 13 0
                                    

Perpisahan sudah dilalui, kenyataan pahit sudah diketahui, adakah pertemuan kembali, pertemuan dengan mereka yang dinanti

2 tahun sudah Zahra berada disini, di kota London, tempat ia menimba ilmu dan membuat kenangan baru. Menemukan orang-orang yang dapat membuat dirinya nyaman dan sejenak melupakan kenangan lama. Kini, ia akan kembali ke tanah air, kembali ke tempat kenangan lama yang penuh suka dan duka.

Semua sudah siap, dan ia sudah akan berangkat. Sebelum itu, beberapa teman dari London nya mengantarkan ia ke Bandara. Ya, mereka yang mengisi hari-hari Zahra di London, terutama Xander, lelaki humoris dan selalu penuh dengan tawa, kini sedang melambaikan tangan kepada Zahra yang lambat laun semakin jauh masuk ke dalam bandara.

Sesudah di pesawat, ia duduk di bangku berdasarkan tiket yang ia pesan, samping jendela, memperlihatkan cantiknya langit sore. Tapi apa daya, ia mengantuk dan akhirnya tertidur.

***

Zahra terbangun dan sadar jika kepalanya sedang menyender pada bahu seseorang, seketika ia langsung mengangkat kepalanya dan menengok ke arah orang di sebelahnya, matanya berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Melihat sekilas bayangan orang disampingnya.

"Sorry"

Orang disampingnya menoleh saat Zahra masih menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"No problem"

Zahra melihat orang itu tersenyum kearahnya, betapa terkejutnya Zahra saat melihat orang yang ada disamping dia.

"Are you okay?"

Zahra terdiam mematung, memandangi wajah cowok yang sangat familiar meskipun sudah 2 tahun lamanya tidak bertemu.

"Hei, You know why? You looked less healthy", cowok itu mengibas-ibaskan telapak tangan nya di depan wajah Zahra.

Zahra pun tersadar dari lamunan nya, ya itu dia, tidak salah lagi. Tunggu! Dia tidak mengenaliku? Apa-apaan ini?!, Batin Zahra meronta ingin berbicara.

"Kamu-", Zahra menggantungkan kalimatnya.

"What's wrong?"

"Wait. Are you Rafa? Rafa Rizki Pratama?"

Cowok yang kini sudah ada di hadapan Zahra mengangguk. Seutas senyum terukir di bibir Rafa, membuat air mata yang sedari tadi Zahra tahan membuncah keluar.

"Hey, why are you cry?", Terdengar nada suaranya yang sedikit gemetar. Zahra masih dengan isak tangisnya, tak menjawab pertanyaan Rafa. Rafa bingung harus melakukan apa, jadi ia hanya bisa diam hingga Zahra merasa sudah baik.

"What do you don't know me?"

"Sorry, I don't know you, but I feel something weird and feel very prop, What do you know that's why? I don't know what does it mean it"

Zahra menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya, melanjutkan isak tangisnya. Entah dorongan dari mana, Rafa menarik gadis yang ada di depan nya, dan memeluknya agar ia tenang. Benar saja, beberapa menit kemudian, sudah tidak ada isak tangis lagi, yang ada hanya napas yang teratur yang dikeluarkan oleh gadis itu.

Air, Api dan Angin ~TAMAT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang