Kamis, 03 januari 2019
Saya hidup di dunia nyata, dimana cinta tak pernah ada.
Dimana kata adalah dusta, dimana realita sama dengan fakta.
Berbeda dengan cinta, berbeda dengan asmara
Yang indahnya ada pada kata, yang katanya tersirat dustaSaya hidup di Dunia yang nyata
Dimana harapan adalah hampa
Dimana cita adalah nyata
Tapi cinta, hanya dusta belakaBukan Dongeng Teenfiction
Yang ahir ceritanya akan berakhir bahagia
Mengejar adalah suatu hal yang sia-sia
Mengemis adalah kebodohan semata
**
Seekor anak ayam baru saja menetas, saat indunya tak berada di rumahnya. Anak ayam itu pergi untuk mencari ibunya, tapi tak bisa dia temukan, sebab ibunya telah dimakan musang.Si anak ayam bertemu dengan musang, si musang menatapnya tajam. Tentu saja si anak ayam tidak tahu ada bahaya yang datang. Dia judtru balas memperhatikan.
"Pik pik pik" Suara anak ayam itu memanggil sambil mengepak-epakan sepasang sayap bodohnya. Bagai mana tidak bodoh? Mereka punya sayap, tapi tidak bisa terbang.
Si musang terpikat, kiranya. Anak ini pasti lezat. Dia mendekatinya untuk memangsanya. Tapi apa kalian tahu, apa reaksi sang anak ayam?
Anak ayam itu mengejar musang, dia kira induknya. Si musang kebingungan, berlari tak karuan dan di kejar anak ayam. Tapi pada akhir perjalanan, saat musang menaiki pepohonan. Saat itulah harapan anak ayam menghilang. Dan sang musang tak akan pernah datang, sampai anak ayam tumbuh menjadi dewasa dan melupakan sang musang.
Dan saat sang musang kembali lagi. itu adalah pertanda, bahwa kehidupan sang anak ayam, segera berakhir.
**
Inilah dongeng yang nyata
Bukan tentang Iqbal dari Mariposa, ataupun Acha yang selalu mengejarnya
Hanya anak ayam yang harusnya dimangsa
Dan sang musang yang ingin memangsaKisahnya akan selalu sama
Mengejar, menderita, lalu bahagia
Itu hanya ada pada Dongeng romance teenficion semataTapi dalam dunia nyata
Bahagia tak akan pernah ada pada cinta
Jika itu tak diiringi cita-cita
Pada kisah cinta yang nyata
Yang ada hanyalah mengejar, terjatuh, dan menderita
Sampai ahir hayat sang pencinta, yang enggan percaya pada realita
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki
RandomEntahlah hanya berisi puisi cerpen yang tak berarti Ini bukan apa apa, hanya beben hidup yang tak dapat ditanggung sendiri.