1

3.9K 196 4
                                    

Kehidupan Seyla Adriani Gunawan yang penuh keceriaan dan kebahagiaan sirna seketika tatkala ayahnya memutuskan untuk pergi dari rumah dan menceraikan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan Seyla Adriani Gunawan yang penuh keceriaan dan kebahagiaan sirna seketika tatkala ayahnya memutuskan untuk pergi dari rumah dan menceraikan ibunya.

Saat itu usia Seyla masih 5 tahun dan adiknya, Nayla masih 1 bulan, Seyla tidak mengerti dan belum begitu memahami situasi apa yang terjadi yang dia tahu hanyalah ayahnya meninggalkan dia, ibu dan adiknya.

Setelah berumur 15 tahun, barulah Seyla tahu dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan orang tuanya. Ayah menceraikan ibu karena hal yang seharusnya tidak dipermasalahkan. Alasannya adalah karena dikeluarga ayahnya, keluarga Gunawan sebuah keharusan memiliki anak laki-laki karena bisa menjadi penerus perusahaan.
Sedangkan di ketahui bahwa rahim ibunya harus diangkat segera setelah adiknya Nayla dilahirkan dikarenakan ada kanker ovarium. Dengan begitu ibunya tidak punya harapan lagi untuk memberikan keturunan anak laki-laki.

Sungguh egois memang keluarga Gunawan, apalagi neneknya Seyla lah yang mengharuskan kedua orang tua untuk bercerai dan menyuruh ayahnya menikah lagi dengan wanita lain.

Kini ayahnya sudah memiliki anak laki-laki yang dia idamkan dan sudah melupakan tanggung jawabnya sebagai ayah dari Seyla dan Nayla.

Kehidupan Seyla begitu menderita, tinggal dirumah sederhana dan ibunya hanya berjualan kue bolu itupun jika ada pesanan. Sungguh kontras dengan kehidupan ayah dan ibu tirinya yang begitu mewah.

Seyla sungguh membenci ayahnya, sangat membencinya. Dia selalu mendoakan kehancuran di perusahaan Gunawan, perusahaan ayahnya.

Untungnya Seyla adalah wanita yang kuat, mandiri dan pintar. Selama bersekolah dia selalu mendapat nilai tertinggi dan akhirnya mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah.

Kepintaran Seyla akhirnya mengantarkan ia menjadi PNS di Instansi Pemerintahan di Bidang Keuangan Negara. Perlahan tapi pasti ia mampu menaikkan derajat perekonomian keluarganya. Dia sudah mampu memperbaiki rumah, dan mempunyai modal untuk ibunya mengembangkan usaha kue bolunya.

***
Dari tahun ketahun, usaha ibunya semakin pesat, dan akhirnya memiliki toko sendiri dan sekaligus bisa pindah kerumah yang lebih besar lagi. Gaji Seyla pun akhirnya bisa ia belikan mobil.

Sungguh perjuangan hidup Seyla yang berliku dan penuh keras yang membuat Salman Nugraha jatuh hati pada Seyla. Hingga akhirnya mereka menjalin kasih yang sudah dibina 2 tahun. Meskipun jarak memisahkan mereka karena Salman dipindah tugaskan ke Bangka Belitung. Salman yang juga PNS muda adalah senior Seyla waktu kuliah dan kini mereka menghadapi hubungan jarak jauh antara Bandung dan Bangka Belitung.

***

Kriiiiingggggg kriiiiiiingggggg.......

Alarm berbunyi memecah kesunyian pagi, membangunkan Seyla yang terlelap tidur.

"Astaga, udah jam 7 aja nih" Seyla terbangun dan langsung mematikan alarmnya dan langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah satu jam berlalu, Seyla pun keluar dari kamar nya dan terlihat senyuman manis dari sang ibu menghiasi pagi.

"Pagi bu" Sapa hangat Seyla kepada Ibu nya yang sudah menyiapkan sarapannya tiap hari.

"Pagi juga sayang, anak ibu tercinta" Ibunya Seyla pun mencium kepala anaknya, anak kesayangannya, anak yang begitu tangguh untuknya. Dia merasa kalau anaknya adalah anak yang paling pemberani, pantang menyerah diusianya yang masih muda.

***
Ditengah kesibukannya bekerja, dia termenung sejenak. Diusianya sekarang 25 tahun, impian apa lagi yang ingin dia capai. Rasanya kehidupan yang penuh derita dulu sudah berubah terbalik menjadi penuh kebahagiaan. Salman, kehadirannya seolah menggantikan sosok seorang ayah. Sikap Salman yang dewasa, perhatian meski kaku, dingin dan susah diajak bercanda tapi membuatnya nyaman.  Salman lebih tua 3 tahun dari Seyla, mungkin itu membuatnya dewasa dan selalu ingin menjaga Seyla.

Salman : "Siang Sey, sibuk gak"?
Seyla : "Sibuk banget, maklum awal       bulan banyak laporan yang harus dibuat"
Salman : "Oh gitu, Ok"

Tidak ada lagi chatt diantara mereka, begitulah Salman tak ada romantis-romantisnya yang terkadang membuat dia jenuh dengan hubungan ini.

Seyla yang sedang tenggelam dalam pekerjaannya, pandangannya hanya tertuju pada layar komputer dan sesekali menggerak-gerakan jari nya pada keyboard. Datanglah Rani, teman seruangannya yang tepat ada di sampingnya, yang hanya terhalang sekat meja.

"Sey, tau gak Timnas Indonesia menang lawan Malaysia kemarin? " Rani begitu antusias memecah pikiran Seyla yang sedang fokus bekerja

"Iya terus kenapa, aku gak begitu ngikutin sepakbola?" Tanpa menoleh Seyla tetap meneruskan menatap layar komputer dan menggerakan mouse.

"Ini nih pencetak gol nya Nico, euh ganteng banget, tinggi putih badannya bagus. Idaman para wanita" Celoteh Rani sambil memperlihatkan isi artikel yang ia baca di koran online.

"Oh gitu" Jawab Seyla dengan datar dan masih tanpa menoleh dan tetap fokus pada pekerjaannya

"Ah kamu ini gimana, gak peka sama cowok ganteng, secinta itukah sama Salman sampe susah berpaling dari cowok yang lain?" Tanya Rani dengan nada kesal karena pembicaraannya tidak digubris Seyla.

"Kamu ini ada-ada aja, udah ahh kerja jangan sampai kita makan gaji buta" Tepis Seyla.

______________________________________
Haiii pembaca!!!

Maaf, saya masih penulis pemula harus banyak belajar.
Ini akan jadi pengalaman baru saya, karena dulu saya hanya berkutat di cerpen-cerpen yang hanya berkisar 4-5 halaman saja, yang sering dimuat di majalah-majalah remaja.
Jadi belum pernah menulis cerita yang akan panjang seperti disini.

Jangan lupa vote and comment!!!
Vote kalian akan jadi penyemangat untuk terus menulis.

Terima Kasih

First RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang