14

1.4K 86 0
                                    

Kedatangan ayahnya semalam membuat Seyla kian uring-uringan, seakan kesal dengan ibunya yang seolah tak mengerti dengan apa yang selama ini ia rasakan. Adiknya, Nayla juga malah sama dengan ibunya yang dengan mudahnya memaafkan ayahnya. Seyla tak habis pikir dengan mereka, kenapa begitu saja melupakan penderitaan yang ayahnya perbuat.

Seyla melewatkan paginya dengan hati dongkol, dikantor pun Seyla terlihat nampak tidak bersahabat. Raut mukanya penuh kekesalan dan amarah, membuat orang-orang enggan untuk menyapanya.

Hingga siang hari ada kabar kalau ada kepala bagian baru yang akan menggantikan Pak Deni yang dimutasikan ke Jakarta.
Seyla tak peduli siapa orang itu, sampai akhirnya Rani si biang gosip tanpa ragu memulai obrolan dengan Seyla.

"Sey, kamu tau gak yang gantiin pak Deni itu siapa?" Tanya Rani.
"Aku gak peduli, siapapun dia" Balas Seyla dengan ketus.
"Hemm yakin gak mau tau, yang pasti kamu pasti kenal dengan dia" Goda Rani
 Tapi Seyla tak bergeming, seolah tak memperdulikan Rani, karena pikirannya sedang kacau.

***
Semua staff yang di kepalai oleh penggantinya Pak Deni kumpul di ruang meeting. Guna membahas segala sesuatu mengenai pekerjaan dan yang jelas untuk saling memperkenalkan diri dengan kepala bagian yang baru.

Setelah pintu terbuka, terlihat lelaki yang masih muda sekitar 28 tahun dengan penuh wibawa memasuki ruangan. Ternyata dia Salman Nugraha, mantan kekasih Seyla. Seyla benar-benar kaget dan keheranan, kenapa Salman bisa ada disini, dan bisa menjadi Kepala Bagian? Entah berapa banyak pertanyaan yang berkecambuk dalam pikirannya. Namun Salman dengan tatapan dingin, seolah tak mengenal sosok Seyla yang ada dihadapannya.

Seyla tahu, kalau Rani sudah pasti membocorkan kalau Salman itu mantan kekasihnya Seyla kepada semua karyawan yang ada di kantor. Buktinya staf yang hanya beberapa orang saja di ruangan meeting seolah melirik-lirik kehadapannya.

"Seyla, setelah ini saya mohon kamu keruangan saya, ada beberapa hal penting yang ingin saya bicarakan." Salman berkata dengan tegas, seperti atasan ke bawahan.
"Baik Pak" Jawab Seyla dengan sedikit ragu.

***
Sesampainya di ruangan Salman, semua karyawan langsung serta merta menggunjingkan hal itu, apalagi Rani seolah jadi informan paling hebat.

"Salman, apa-apa an ini, kenapa kamu tiba-tiba bisa disini. Apa kamu sengaja" Bentak Seyla.

"Iya aku sengaja, sudah sejak dulu aku berusaha keras untuk bisa dimutasikan kesini, tapi tetep gak bisa. Gak semudah itu. Aku berpikir dulu, kalau aku kerja ditempat yang sama dengan kamu, aku bisa terus menjaga kamu, bisa memperhatikan kamu. Aku sendiri tak bisa jauh dari kamu. Aku memang gila" Terlihat Salman sedikit frustasi.

"Tapi setelah hubungan kita berakhir, malah aku dimutasikan kesini, dan aku gak bisa menolak. Aku masih butuh pekerjaan ini, masih ingin melanjutkan karirku. Apa menurut kamu aku mau, kalau harus bertemu lagi dengan wanita yang memutuskan hubungan tanpa kejelasan dengan alasan hanya karena aku terlalu mengekang?
Seyla kita ini sudah berhubungan 3 tahun, dan umur kita udah dewasa apa pantas itu dijadikan sebuah alasan. Atau memang kamu sengaja beralasan seperti itu, hanya karena kembalinya Nico di kehidupan kamu? " Salman semakin meninggikan suaranya dan membuat Seyla yang keras kepala juga tersulut emosi.

Dengan emosi dan linangan air mata Seyla menjawab tuduhan Salman "Cukup Salman, cukup. Aku sebenarnya sudah tidak mau bertengkar lagi dengan kamu. Tak ada orang lain maupun Nico yang membuat aku memutuskan hubungan dengan kamu. Aku sendiri sudah lelah dengan sikap kamu yang terlalu over protective, kemanapun aku pergi harus selalu kasih kabar, itu seolah membatasi pergaulan aku. Kamu tau, aku hampir gak punya teman karena sikap pengekang kamu. Karena waktu aku habis untuk kamu. Puas kamu"

"Seyla sekarang jawab pertanyaan aku, apa selama ini hanya Nico yang ada di hati kamu, apa arti aku dalam hidup kamu selama 3 tahun ini?" Ucap Salman dengan mendekati wajah Seyla.

"Aku dulu udah pernah cerita, Nico itu cinta pertama aku, kisah kita udah berakhir. Kalau aku gak pernah cinta sama kamu ngapain aku mau mempertahankan hubungan kita sampe 3 tahun dengan jarak yang jauh. Dan buat apa aku selalu ceritakan semua hal termasuk keluargaku pada kamu, padahal kamu tau sendiri aku paling susah percaya dengan orang untuk bisa menceritakan masalah pribadi." Balas Seyla dengan napas terengah-engah.

"Lalu kenapa kamu berbohong saat aku tanya kenapa kamu memakai kalung berhurufkan G, dan kamu bilang ini inisial dari Gunawan nama keluarga kamu. Dan aku terlalu bodoh udah percaya hal itu. ternyata itu bukan inisial Gunawan tapi nama depan Nico, Georgio. Iya kan Seyla?" Salman semakin kehabisan tenaga akan amarahnya. Pertanyaan Salman hanya menambah linangan air mata bagi Seyla.

Seyla hanya menjawab dengan lirih "Aku hanya ingin memakainya saja, dan ketika kamu tanyakan hal itu aku lantas berbohong karena kalau aku jujur yang ada kamu pasti marah"
"Sudahlah aku capek harus bertengkar terus, sekarang kita harus bisa lebih profesional dalam pekerjaan. Selamat Siang Pak Salman" Seyla pun bergegas meninggalkan ruangan Salman, dan menghapus air matanya.

______________________________________
Haii pembaca!!!!
Part ini membuat saya ikut terbawa emosi, kadang lelaki yang jarang marah memang sekali nya marah bikin kita kaget...

Jangan lupa vote and comment!!
Vote kalian sangat berarti..

Terima Kasih

First RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang