Kadang cewek baperan itu udah ngrasa kalau si dia juga mencintainya tapi ujung-ujungnya hanya Tuhan yang tau.●●●
"OMG jadi lo beneran udah deket sama Sandi."ujar Nata antusias.
"Ya bener lah. Gue tinggal nunggu tanggal mainnya aja."balasku.
"Gue takut nanti lo terlukan karena Sandi."ucap Yuta penuh tanda tanya.
"Sandi nggak bakal buat gue terluka."tukasku tajam.
Ada perubahan mimik diwajah manis Yuta. Ia tidak pernah seperti itu sebelumnya.
"Gue takut lo terluka lagi kayak yang dulu Lista."ucapnya lirih disertai air mata yang meluncur di pipi mulusnya.
"Aduh bebeb gue yang manis,jangan nangis dong. Gue yakin Sandi bakalan jadi yang terakhir."hiburku sambil memeluk tubuh ringkih Yuta.
Jujur aku sama kuatirnya dengan Yuta. Aku juga takut luka lama akan muncul kembali.
Menunggu orang yang salah dan ujung-ujungnya akan menggoreskan luka baru. Butuh kekuatan ekstra untuk bisa melewati cobaan itu. Sahabat dan keluarga yang senantiasa hadir dan perlahan menghapus masa-masa kelamku.
Tapi,aku akan mencoba untuk membuka hati untuk pria yang baru. Kak Delta berjanji akan menjagaku dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Ia juga akan menyeleksi setiap cowok yang dekat denganku. Makadari itu aku merasa aman jika mencintai pria baru,apalagi Kak Delta juga mengenalnya.●●●
"Jangan lupa mengerjakan PR,ya. Kalau begitu silahkan istirahat! Saya akhiri Wassalamualaikum."ujar Bu Farida selaku guru Matematika killer disekolah menutup pelajaran hari ini setelah mendengar bel istirahat berbunyi.
"Waalaikumsalam."jawab murid-murid kompak dan selanjutnya mereka berhamburan keluar kelas ada juga yang masih nongkrong dikelas.
"Kantin,yuk! Laper gue."ajak Nata dan dibalas dengan anggukanku dan Yuta.
Tanpa banyak ba bi bu lagi kami tiga serangkai berjalan beriringan menuju kantin.
"PR dari bu killer banyak banget kapan gue holidaynya?"keluhku ditengah perjalanan.
"Holiday mulu. Inget,bentar lagi Tes Tengah Semester."balas Yuta sambil merangkul bahuku.
"Lo sih pinter,ngerjain sambil merem aja nilai lo tetep bagus. Lha gue?"curhat Nata pasrah.
Yuta emang murid teladan dan berprestasi disekolah. Ia selalu mendapat peringkat pertama dikelas. Ia juga pernah mewakili lomba Olimpiade Matematika dan IPA sampai tingkat Provinsi.
"Jangan gitu,ah. Kalau banyak belajar kalian juga bisa kok. Gimana kalau kita belajar bareng?"tawarnya.
Ya,setiap ada ulangan atau Tes kami bertiga selalu belajar bersama dirumahku atau kadang juga bergiliran. Tapi,hanya Yuta yang belajar dengan serius sedangkan aku dan Nata malah ngrumpi sambil mainan HP.
"Sekolah fullday,tugas everday,kapan holiday."keluhku lagi.
"Holiday mulu pikiran lo. Bener kata Yuta,kita belajar kelompok."tukas Nata antusias.
"Belajar kelompok apaan. Lo malah mantengin hp mulu sambil ngemil,atau ngrumpi."cibirku.
"Ngrumpi itu ajakan lo kali."balasnya sambil meneloyor kapalaku.
"Malu tau diliatin banyak orang." tegur Yuta,tapi kami tak menggubrisnya.
"E eh,itu kan Sandi. Sama siapa dia?"lanjut Yuta dan berhasil membuatku berhenti membalas perlakuan Nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Berjuang,aku Juga Yang Terbuang (COMPLETE) ✔
Novela Juvenil(HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Cerita nanti akan diprivate,daripada nyesel nanti) #susahmove on (1) #berjuang (12) # flashback (43) #kocak (51) #lucu (243) Mencintai manusia dalam diam? Oh no,diem-dieman kapan ngertinya? Iya kalo peka,kalo engga...