Chapter 9

2.2K 100 0
                                    


Jika kalian percaya bahwa kekuatan cinta itu ada. Seharusnya kalian jangan mengejar seseorang yang sama-sama sedang mengejar,tapi menghampiri seseorang yang kelelahan karena mengejar.
~Kak Delta

"Kak,apa semua cowok kayak gitu?" tanyaku dimobil saat hendak perjalanan pulang.

"Ya enggak lah. Buktinya kakak nggak kayak gitu kan,"balas Kak Delta sambil terus fokus menyetir.

"Tapi Reno sama Sandi itu,mereka sama-sama nggak punya hati,"ujarku sembari menatap Kak Delta heran.

Reno itu mantan pacarku. Pacar yang nggak tau diri tepatnya. Yang dulu pernah aku ceritain sekilas sama kalian. Awalnya memang aku yang ngejar-ngejar dia,tapi setelah pacaran sama dia selama beberapa bulan,dia berubah. Sikap manis yang selalu dia tunjukkan berganti dengan sikap cuek dan kasar.
Kak Delta pernah minta sama aku buat mutusin dia. Tapi kalo udah sayang apa boleh buat. Aku pertahanin sampai beberapa minggu bukannya berubah malah bertambah. Dia sering bentak-bentak aku. Mulai saat itu aku curiga kalo dia selingkuh.
Ya,benar saja saat aku mulai menyelidiki penyebabnya ternyata dia udah balikan sama mantannya dan memulai hubungan saat bulan kedua kami jadian.
Setelah aku ceritain hal itu ke Kak Delta,jelas dia marah. Dia ngajak ketemuan sama Reno terus diajar habis-habisan sama Kak Delta. Udah 5 bulan kami jadian tapi aku seperti pacar yang tak dianggap.

"Mungkin cuma kebetulan aja sifat mereka sama. Udah lah dek,percaya sama kakak. Kakak akan cariin cowok terbaik buat adik kakak tersayang ini,"kata Kak Delta lembut sambil mencubit pelan batang hidungku dengan terus memperhatikan jalan yang agak lenggang.

"Enak aja. Emangnya ini masih jaman Siti Nurbaya,"balasku pura-pura ngambek.

"Hahaha...jangan nangis lagi ya sayang,"ucap Kak Delta lagi sembari mengacak-acak rambutku.

Aku hanya nyengir kuda memperhatikan polah kakakku yang agak protektif ini. Tapi aku merasa aman karena adanya dia. Walaupun sering berantem,kakakku adalah orang yang mau melakukan apapun untuk menjagaku dan ia bisa membuatku kembali tertawa.
Bersyukurnya aku memiliki kakak sepertinya.

"Oh iya,ngomong-ngomong kakak kok bisa ada disana tadi?"tanyaku.

"Oh,tadi awalnya kakak mau ketemuan sama temen kakak disana. Tapi nggak jadi,soalnya makanan disana ngebosenin. Terus jadinya ketemuan di kafe lain,"jelas Kak Delta panjang lebar.

"Yaaaahhh,jadi ganggu date kakak dong,"balasku menyelidik.

"Amit-amit. Masa kakak lesbian,sih. Temen kakak itu cowok tolol," gerutunya sambil menjitak kepalaku pelan.

"Ohh kirain,"

●●●

"Ini kefenya? Kok aku belum pernah kesini?"tanyaku setelah sampai di depan sebuah kafe bergaya klasik.

Aku memang belum pernah mengunjungi kafe itu. Tau ada kafe kayak gitu aja enggak.

"Dasar kudet,kemarin-kemarin main kemana aja,neng?"cibir Kak Delta.

Ya,aku dan kedua sahabatku setiap minggu rutin melakukan hangout bareng. Tapi,cuma di tempat-tempat itu aja dan ngebosenin. Kalau tau ada kafe unik kayak gini harus upload di Instagram nih.

"Udah ayo masuk! Temen kakak udah nungguin didalem,"ujar Kak Delta setelah melihatku bengong melihat keindahan kafe klasik ini yang berhasil melupakan sejenak kejadian tadi.

Kafe bernuansa klasik modern membuatku seakan tersihir dengan keindahannya. Arsitektur elegan dengan corak coklat-silver yang dipadukan menjadi satu terlihat menawan. Pintu yang secara otomatis terbuka jika ada seseorang yang hendak masuk atau keluar,dan AC yang diletakkan disetiap sudut ruangan membuat setiap orang yang berkunjung merasa nyaman.

Aku Yang Berjuang,aku Juga Yang Terbuang (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang