07

2.1K 216 15
                                    

27 Desember 2018

Putra melakukan panggilan video denganku selama 15 menit. Sinyal dia jelek di sana, dan obrolan kami tertunda. Karena sinyal. Jam sepuluh malam lebih, deh. Entah angin apa yang membuatnya begitu.

Daerah kamu udah 4G belum? Kalau sudah, biasanya lancar kan ya?

Kami saling menemani membuat laporan. Biasa, lah. Anak kuliah itu isinya tentang laporan. Apalagi Putra itu merupakan jagonya dalam bidang organisasi. Pasti banyak laporan.

Calon tunggal BEM gitu, lho. Keren, nggak, sih. Kaya calon ketua OSIS pas SMA aja gimana kalau kamu mau ngebandingin.

See? Ngiler lah kalau punya pacar yang pinter, punya jiwa kepemimpinan yang bagus dan pandai bersosialisasi. Ya ampun. Tahu, lah, kalian kalau kakak-kakak BEM itu gimana famous-nya. GRRR.

Dan kami terus melalukan panggilan hingga malam berganti pagi. Jam satu pagi kami mengakhiri panggilan dari video sampai suara karena sinyal dia yang luar biasa jelek malam itu. Atau aku yang sebenarnya menggunakan kuota untuk menggunggah data ke sistem.

Lucu, sih, dia. Kekanakan dia masih ada. Usia dua puluh kaya apasih dewasanya? Nggak terlalu matang dan nggak terlalu kemudaan. Cukup gurih dan kriuk-kriuk seperti mangga muda.

Oh, aku mesti lupa kalau Putra itu kalau telefon sambil main gitar. Dia nyanyi gitu. Dan aku juga ikut nyanyi deh. Tapi malam ini nggak. Kayaknya kita emang sibuk melaporkan hal.

Kurang mantep apa coba dia itu? Kan bisa jadi temen colab pas nyanyi. Aku suka kolab nyanyi, sih. Meski aku nggak pinter main alat musik.

Aku tidur jam tiga pagi. Selepas ngobrol dengan Putra, aku lanjut mengunduh beberapa film karena kuota malamku masih buanyak banget. Aku nggak mau hangus. 7GB buat dua malam soalnya. Kalau gak digunain kaya buang duit sia-sia.

Oh, ya. Film kesukaan kamu apa?

Kalau putra suka nonton film Thailand. Kalau aku suka film apa aja yang penting isinya bagus dan menyentuh hati.

Eniwe, ini hatiku kayaknya mau aku buka lagi, deh. Udah capek ngegalau cowok di luar sana yang nggak ngegalauin aku balik.

Buat pelampiasan? Nggak. Putra jangan jadi pelampiasan, lah. Nggak bagus. Tapi buat diprospek kedepannya aja yang bagus.

Haha. Malu aku.

Dan jarak kita lumayan kan. Pakai bus trans aja nyampe, kok.

"Gas aja terus. Gaasss!" kalau temenku bilang. "Biar story isinya gak galau mulu."

Anjir. Drama banget emang aku ini.

Ya... namanya juga udah suka sama orang. Ya, nggak? Dan dia pergi tanpa alasan yang jelas macam gitu. Siapa sih yang tahan digantungin hampir lima bulan?

Kamu mau aku gantungin?
[]

An AcquaintanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang