09

1.7K 187 4
                                    

29 Desember 2018

Putra hari ini tepat berusia 21 tahun. Aku mengiriminya kartu ucapan yang aku tulis tangan sendiri. Cukup manis, kan.

Niatnya, sih, ngirim pas tepat tengah malam. Namun apa daya, aku malah tertidur lima menit sebelum pergantian hari. Gimana? Niat banget aku mau nunjukkin perhatian ke dia, kan?

Ya, kan?

Aku berharap Putra menikmati hari dia bersama dengan keluarga, atau setidaknya dengan teman-temannya. Toh, hari ini aku menikmati libur bersama dengan temanku dengan nonton dan nemenin dia belanja dan ikut khilaf belanja barang yang lumayan bikin tabunganku habis lumayan banyak.

Aku lihat-lihat, Putra emang banyak yang peduli dan sayang sama dia, sih. Banyak yang memberi ucapan ulang tahun kepadanya. Aku bersyukur juga kalau dia banyak yang sayang. Tidak sepertiku yang membatasi pertemanan.

Selidik punya selidik, ternyata dia menikmati malam dia bersama dengan teman, sepertinya. Dia sampai pulang malam gitu. Sepertinya dia abis jajan banyak dan makan-makan.

Aku lihat di status dia di WA atuh. Aku belum punya Intagram doi soalnya.

Cih! Aku nggak diajakin makan-makan. Tahu gitu tadi aku mampir ke tempat dia. Kan aku lewat daerah rumah doi, tadi.

Lewat, sih. Tapi apa peduli kan, ya? Emang aku siapanya dia? Hilih.

Eh, kamu kalau ulang tahun seneng dirayain apa enggak?

Kalau aku sama Putra punya pandangan yang sama. Aneh. Ulang tahun itu adalah hari yang aneh.

Usia kita aja yang bertambah, tapi secara kedewasaan belum tentu. Dan ada ucapan ulang tahun yang kaya gini: "Selamat berkurangnya usia di Bumi."

Kayak... gila, apa?

Iya bener usia kita di Bumi makin dekat dengan kematian. Namun, alangkah lebih baik jika ditambah: "Semoga semakin menjadi pribadi yang  lebih baik ke depannya."

Ya, tapi sahabat sendiri, sih. Guyonannya dark gitu emang. Gemes-gemes gimanaa gitu.

Tahun ini sempet ngeyarain ultah sama mantan, kalau aku, sih. Kalau tahun 2019 kira-kira gimana, ya?

[]

An AcquaintanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang