Bab 1

17K 1K 27
                                    

Cerita ini sudah tamat, tapi jangan lupa untuk tetap tinggalkan jejak berupa vote dan komentar ya~

☺❤

...










"Aku tak menyangka akan sesulit ini mencari kerja," keluh seorang wanita berusia sekitar 23 tahun seraya memijit pelan kakinya yang lelah karna berjalan cukup lama menggunakan heels.

Dia menghela nafas cukup panjang. Sudah hampir sebulan ia mencari pekerjaan, namun ia sama sekali tidak menemukan satu pun pekerjaan. Kini yang dia lakukan hanya duduk terdiam di sebuah halte sambil merenungi nasib.

Namanya Jennie Kim. Sebenarnya ia bukan dari golongan kurang mampu, bahkan orangtuanya cukup berada. Tapi dia tidak mau merepotkan orangtuanya dan ingin hidup mandiri, itu sebabnya dia ingin mencari pekerjaan sendiri dan bisa menghasilkan uang tanpa merepotkan orangtuanya.

Saat sedang asik di sela-sela perenungannya, Jennie menatap papa reklame yang ada di depannya.

   “OSH CORP.”

Seketika manik matanya memancarkan binar cerah seolah baru saja keluar dari gua gelap gulita. Sekarang, dia tahu kemana dia harus pergi.

🌸🌸

"Anda bisa menunggu di sini, nona," ujar resepsionis yang ber-name tag Lisa dengan senyumnya. Jennie membalas dengan senyum canggung lalu mendudukkan dirinya di tempat yang sudah Lisa arahkan.

Matanya bergerak mengelilingi setiap sudut ruangan itu, memperhatikan setiap detail hiasan yang terpajang di sana.

"Sehun sajjangnim menyukai sesuatu yang berbau seni dengan bentuk yang unik." Tahu-tahu Lisa menjelaskan tanpa diminta. Sejenak Jennie mengulum bibirnya menatap Lisa sebelum tersenyum canggung, ia merasa seolah kepergok. "Anda tidak perlu terlalu canggung, nona." Lisa tertawa di akhir kalimatnya.

Jennie tersenyum. "Apa kau sudah lama bekerja di sini?" tanya Jennie pada Lisa.

Gadis berponi itu mengangguk sebagai jawaban. "Sekitar 2 tahun," ucapnya dengan senyuman. "Ah iya—kita belum berkenalan. Namaku Lisa Manoban, kau bisa memanggilku Lisa. Seperti margaku, aku memang bukan orang Korea asli. Aku berasal dari negeri gajah putih, Thailand."

Jennie tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya. "Bahasa Koreamu sangat lancar. Aku baru pertama kalinya bertemu dengan orang Thailand. Kau sangat cantik," ujarnya jujur yang dibalas senyum manis dari Lisa. "Namaku Jennie, Jennie Kim. Aku orang Korea asli," ujarnya kemudian.

"Aku bisa menebaknya dari margamu," ujar Lisa membuat keduanya tertawa. Namun tawa itu tidak bertahan lama ketika seseorang baru saja memasuki ruangan itu. Entah hanya perasaan Jennie atau tidak, atmosfer ruangan itu mendadak terasa sedikit panas.

"Sajjangnim." Lisa membungkuk saat menyadari keberadaan pria itu. Otomatis Jennie bangkit dari duduknya dan ikut membungkuk hormat.

Pria itu mengerutkan dahinya menatap Jennie. "Kau siapa?" tanyanya blak-blakan. Jennie menggigit bibir bawahnya ragu. Entahlah, dia merasa sedikit ragu ketika melihat CEO perusahaan ini.

"Dia nona Jennie Kim, sajjangnim. Dia berniat melamar pekerjaan sebagai sekretaris baru anda," jelas Lisa mewakili.

Manik hitam Sehun melirik pada Lisa sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada Jennie. "Aku tidak bisa berlama-lama melakukan sesi wawancara terlebih dahulu. Kau langsung diterima." Jennie melotot kaget mendengar ucapan pria di depannya. "Tapi ingat, saat pekerjaanmu tidak beres dalam waktu dekat, kau segera kudepak dari perusahaan ini. Mengerti?" suara berat pria itu kembali terdengar.

Jennie mengangguk paham lalu membungkuk. "Terima kasih, sajjangnim," ujarnya kemudian menampilkan senyum cerah. Ia menatap Lisa yang tampak senang pula dengan kabar itu.

"Ruanganku ada di sana. Di dalam ruanganku terpisah lagi antara ruangan yang memang milikku dan ruangan untuk sekretaris," jelas Sehun membuat atensi Jennie kembali padanya. "Ah ya—kalau bisa bekerjalah mulai hari ini. Untuk sementara kau bisa belajar banyak hal dari Lisa. Catatan dari sekretaris lama ada di atas meja, kau bisa membaca dan memahami apa saja tugasmu dari sana."

Jennie kembali mengangguk paham, "Ne, sajjangnim."

Sehun menatap Jennie cukup lama sebelum akhirnya kembali bersuara. "Aku harus mengurus beberapa hal dengan para pemegang saham. Kalau begitu, aku permisi dulu."

Jennie dan Lisa kembali membungkuk lalu setelahnya saling berpandangan. Mereka berpelukan layaknya sahabat lama yang saling mendukung satu sama lain. Dan sepertinya, mereka memang akan menjadi sahabat.

"Apa Sajjangnim memang bersikap dingin?" tanya Jennie pada Lisa.

Lisa menggeleng. "Sepertinya tadi itu dia sedang gugup akan bertemu para pemegang saham. Biasanya beliau malah cerewet dan suka memerintah. Jennie-ah, kusarankan kau untuk banyak-banyak memasok pil kesabaran dalam dirimu," ujarnya membuat Jennie tertawa. "Aku serius, Sehun sajjangnim sedikit—ani—sangat menyebalkan."

Jennie tersenyum lalu mengangguk. "Ne, aku akan memasok pil kesabaranku lebih banyak kalau begitu," ucapnya.

Lalu keduanya segera menuju ruangan Sehun dan Jennie untuk melakukan apa yang Sehun perintahkan. Meski masih baru, tampaknya Jennie sedikit banyak bisa mengerti apa tugasnya.

Ia hanya perlu mengingat bagaimana sekretaris ayahnya berperilaku. Namun dia mungkin salah, Sehun tidak hanya akan memerintahkannya melakukan tugas sekretaris biasa, namun juga melakukan hal lainnya.

--tbc

Gimana? Lanjut ga nih?

Aku emang lebih suka cerita bahasa baku. Apa kalian terganggu soal ini?

Jangan lupa tekan bintang di sebelah kiri yaa😊

My Fussy CEO | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang