Bab 21

3.3K 471 27
                                    

Play Mulmed
(AKMU - How Can I Love The Heartbreak)

🌸🌸

"Kita ingin kemana? Kakiku lelah, sajjangjim," sungut Jennie pada bosnya yang sedari tadi terus mengajaknya berkeliling ruangan.

"Mencari CEO Park," jawab Sehun. Pria itu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan guna menemukan orang yang ia cari. "Ah-itu dia!" serunya dengan senyuman.

Sehun berjalan lebih dulu menuju orang yang ia cari. Namun beberapa detik setelahnya, pria bertubuh tinggi itu menyadari bahwa sekretarisnya tidak mengikutinya. Alhasil, ia menoleh dan mendapati wanita cantik itu tengah sedikit membungkuk sembari mengusap-usap kakinya yang kini tak lagi dilapisi sepatu. Melihat itu, Sehun akhirnya memutuskan kembali ke tempat wanita itu berada.

"Sudah pernah kukatakan untuk tidak menggunakan heels padamu bukan?" tanya pria itu seraya menjongkokkan dirinya tepat di depan kaki gadis itu. Ia menatap cukup lama lecet yang ada di sekitaran mata kaki gadis itu dan kemudian menghela nafasnya pelan. "Ayo kuobati dulu kakimu!"

"S-sajjangnim tidak perlu melakukannya. Ayo kita temui CEO Park! Aku baik-baik saja, sungguh." Jennie menatap bosnya itu dan mengangguk-anggukkan kepalanya guna meyakinkan sang bos.

Sehun berdecak pelan dan menatap sekretaris keras kepalanya itu dengan raut sebal. "Aku hanya berniat membantu. Kenapa kau tidak mau?" tanya pria itu.

Jennie hanya mampu diam dan menggelengkan kepalanya pelan dengan kepala tertunduk.

Sehun menghela nafasnya dan menatap sekretarisnya itu dengan lembut. "Kalau begitu-" Ia melepaskan sepatu Jennie yang satunya, kemudian ikut melepaskan sepatunya sendiri.

"Apa yang ingin sajjangnim lakukan?" tanya Jennie kaget.

"Pakai sepatuku. Setidaknya kakimu tidak bertambah parah," ujar Sehun.

"A-aniya, sajjangnim! Aku bisa menggunakan sepatuku sendiri," tolak Jennie. Ia berusaha mengambil sepatunya yang dipegang oleh Sehun, namun pria itu malah menyembunyikan sepatu itu di balik punggungnya.

"Aku ini bosmu dan tugasmu adalah menuruti perintah. Jangan melawan, Jen. Ayo pakai sepatuku!" ujar Sehun agak jengkel.

"T-tapi-"

"Kalau kau tidak mau ya sudah. Kita sama-sana tidak usah pakai sepatu."

Jennie membulatkan matanya sempurna mendengar ucapan bosnya itu. "Jangan gila! Apa kau lupa semua yang ada di sini relasi bisnismu, sajjangnim? Apa kata mereka jika-"

"Lalu bagaimana dengan kakimu? Bisa-bisa kulitnya yang lecet infeksi karena tetap dipaksa menggunakan heels," potong Sehun.

Jennie kembali dibuat bungkam oleh pria itu.

"Tapi citramu bisa buruk, sajjangnim." Jennie bersuara setelah beberapa saat terdiam. Ia menatap ujung kakinya yang tidak dibalut oleh sepatu itu dengan nanar.

Terdengar helaan nafas dari lawan bicaranya. "Kalau begitu biar impas, kau gunakan kaus kakiku."
Jennie lantas segera menatap bosnya itu, kaget bukan main. "Kau pakai kaus kakiku agar kakimu tidak dingin menapak lantai marmer ini. Aku akan memakai sepatuku tanpa kaus kaki. Dengan begitu kita tidak benar-benar bertanjang kaki," ujar Sehun.

Belum sempat wanita cantik itu merespon, Sehun sudah lebih dulu melepaskan sepatu sekaligus kaus kakinya.

"S-sajjangnim!" cicit Jennie ketika Sehun menarik tangannya dan meletakkan tangan Jennie agar menumpu di kepala pria itu.

"Kau harus pegangan agar tidak jatuh." Begitu ujarnya ketika ia mendongak dan menatap wanita itu. Kemudian engan hati-hati ia memakaikan Jennie kaus kakinya.

Sesudahnya, Sehun berdiri dan menatap Jennie dari atas sampai bawah. "Tidak buruk. Kau memang cantik dengan apapun. Cha, kita menjumpai CEO Park."

Jennie membatu kala tangan kiri Sehun menggenggam hangat dan menarik tangannya sementara tangan kanan pria itu memegang heels milik Jennie. Kalau begini ceritanya, bagaimana bisa wanita itu melepaskan pria sebaik Sehun dari ingatannya? Sial, Jennie jadi semakin sulit untuk move on.

"Hei, hyung!" sapa Sehun seraya menepuk pundak pria di depannya.

Pria itu menoleh dan seketika Jennie membulatkan matanya. Pria itu tampak belum menyadari keberadaan Jennie dan asik bertegur sapa dengan Sehun, namun tidak dengan wanita di sebelahnya.

"Jennie? Apa yang kau lakukan di sin-" ucapan wanita itu terhenti ketika dirinya menatap tangan Jennie dan Sehun.

Sehun dan Chanyeol lantas menatap ke arah Chaeyoung dan Jennie bergantian.

"Jennie?" ujar Chanyeol ikut-ikutan kaget. "Apa yang kau-" Sama dengan kekasihnya, pria tinggi itu menghentikan ucapannya kala menatap tangan Jennie dan Sehun.

Buru-buru Jennie melepaskan tangannya dan menundukkan kepalanya. Sepertinya semuanya akan terbongkar hari ini.

"Kalian mengenal Jennie?" tanya Sehun heran.

Rose dan Chanyeol saling berpandangan. "Tentu saja. Dia-"

"Mantan kekasihku. Kau lupa?"

Keempat orang itu lantas menoleh dan menemukan Baekhyun yang berjalan mendatangi mereka.

"Ah-benar juga," ujar Sehun pelan. Pria itu lantas menatap Jennie lamat-lamat. "Jadi cuma aku ya yang tidak mengenalmu sebagai mantan kekasih sahabatku?" ujarnya.

Jennie meringis canggung dan melirik ke arah Rose dan Chanyeol. Sepasang manusia itu menatapnya dengan dua pandangan berbeda, Chanyeol tampak bingung dengan situasi yang ada sedangkan Chaeyoung alias Rose menatapnya seolah berkata, 'Kau hutang penjelasan padaku.'

🌸🌸

Jennie dan Sehun sedang dalam perjalanan pulang menuju hotel mereka dan Jennie tertidur karena kelelahan. Tentu saja wanita itu kelelahan setelah berdiri berjam-jam dan mengurus beberapa file yang tadi Sehun sempat bahas dengan klien jauhnya. Oleh sebab itulah Sehun dapat memaklumi wanita itu tidur di mobil.

Duk! Duk!

Sehun menolehkan kepalanya dan menatap sumber suara yang berasal dari arah Jennie. Lagi dan lagi wanita itu tertidur dengan kepala bersandar pada kaca dan menyebabkan kepalanya membentur kaca jendela.

Sehun mendengus kemudian tersenyum kecil. Dengan hati-hati ia memindahkan kepala Jennie agar bersandar pada pundaknya, persis seperti hari pertama mereka di sana.

"Ahjussi, tolong agak cepat... Sekretarisku perlu istirahat dengan benar dan lebih layak di hotel," ujarnya.

Supir yang membawa mereka tersenyum kecil dan mengangguk pelan sebelum akhirnya melajukan mobil dengan kecepatan yang bertambah dari sebelumnya.

Sehun mengusap pelan kepala Jennie yang kini bersandar di pundaknya. "Aku akan pesan presidential suite untuk kita agar kau tidak perlu tidur di sofa lagi," ujarnya sambil menatap Jennie dengan teduh.

Setelahnya, pria itu ikut memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya pada kepala Jennie.






Diam-diam sang supir menatap mereka dari spion atas dan tersenyum. 'Terlihat jelas bahwa keduanya punya perasaan yang sama,' batinnya.



--tbc

Aku ngerasa bosen sama ceritanya :(
Enaknya dikasih konflik apa yaa👀🤔

My Fussy CEO | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang