Bab 10

4.1K 579 20
                                    

Tekan bintangnya ya gais❤❤

🌸🌸

Jennie dan Sehun berjalan pelan menyusuri lorong menuju lift. Namun tiba-tiba mereka mendengar suara grasak-grusuk yang berasal dari ujung lorong.

Seketika langkah keduanya terhenti. Kondisi lorong yang gelap karena lampu sudah dimatikan membuat suasananya seketika menegangkan.

"Nugu?" bisik Sehun menatap Jennie dengan cukup panik.

"Aku sedari tadi ada bersamamu, bagaimana mungkin aku tahu?" Sehun mendecih mendengar jawaban Jennie. Kemudian ia melanjutkan langkahnya yang segera disusul oleh Jennie.

"Ya, jangan tinggalkan aku," ujar Jennie menahan tangan Sehun. "Kalau aku diculik dari belakang bagaimana? Atau aku justru dibunuh dari arah belakang? Kau akan jadi orang pertama yang kuhantui."

Baiklah Jennie, teruslah berbicara tidak sopan pada bosmu dan kau akan segera ditendang keluar dari perusahaan.

"Sudah selesai bicaranya?" tanya Sehun yang mengundang decakan kesal dari Jennie. "Kalau begitu kemarikan tanganmu," ujar Sehun.

Tidak ada pergerakan dari Jennie lantaran dirinya yang terlalu kaget atas permintaan Sehun. Pada akhirnya, Sehun menarik tangan kanan Jennie lalu menggenggamnya erat.

"Pastikan ini tidak akan terlepas," ujarnya kemudian kembali berjalan dengan cukup hati-hati. "Ah iya, apa kau pikir jika kau dibunuh dari belakang beberapa menit setelah aku tidak akan dibunuh juga?" tanya Sehun tiba-tiba.

Jennie tidak bisa merespon, dirinya terlalu fokus pada tangannya yang digenggam oleh Sehun. Seketika perasaannya menghangat dan tanpa ia sadari senyum di wajahnya merekah indah. Ah, Sehun tampaknya sangat tahu membuat Jennie semakin menaruh hati padanya.

Saat hampir mencapai lorong, tiba-tiba suara grasak-grusuk itu mendadak terhenti.

"Apa kau dengan ada suara?" terdengar suara seseorang. Hal itu justru mengundang was-was kedua orang yang kini kembali berhenti melangkah.

"Tidak ada siapa-siapa lagi di kantor. Aku sudah memastikannya tadi," ujar seseorang lainnya.

Sehun dan Jennie saling berpandangan. "Kita harus sembunyi," ujar Sehun dengan gerakan mulutnya.

Namun ketika keduanya hendak mencari tempat persembunyian, mereka mendapati bahwa hanya ada tembok dan tidak ada ruangan sama sekali.

"Eottokhaeyo?" (Bagaimana ini?) tanya Jennie.

"Kalau begitu ayo kembali ke ruanganku," ujar Sehun. Baru saja mereka hendak berbalik, tiba-tiba mereka melihat cahaya senter dari ujung lorong.

Dengan segera Sehun menarik Jennie hingga punggung wanita itu membentur tembok. Mata Jennie membulat sempurna kala Sehun merapatkan tubuhnya pada dirinya.

'Keadaan macam apa ini? Ini terlihat seperti kami berdua sedang melakukan hal tidak senonoh,' batin Jennie. Degub jantungnya menggila, dan dia rasa alat pemompa darahnya itu bisa saja korslet kapan saja jika kondisinya begini terus.

Saat suara-suara itu semakin mendekat, semakin pula Sehun menekan tubuh Jennie. Tampaknya Tuhan ingin mengambil nyawa Jennie dengan cara yang sangat di luar nalar—membiarkan wanita itu kena serangan jantung karena bosnya sendiri.

Mereka dapat melihat dua orang yang berdiri di ujung lorong. Yang satu menenteng senter di tangannya, sedangkan yang satu...

Jennie dan Sehun mengerutkan dahi mereka. Dua orang itu berbeda gender. Yang menenteng senter adalah pria dan yang satunya adalah wanita. Mereka berdua tampak mengamati lorong dimana Sehun dan Jennie berhimpitan pada tembok. Jennie sangat bersyukur kondisi lorong gelap membuat mereka berdua tidak kelihatan.

My Fussy CEO | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang