Bab 20

3.5K 474 35
                                    

Play Mulmed

(Jimin - Promise)

🌸🌸

Badan Jennie benar-benar terasa sakit dan remuk. Ulah siapa lagi jika bukan Sehun? Wanita berusia 23 tahun itu mendelik sinis pada bosnya yang justru tampak begitu santai menikmati secangkir teh di pagi hari. Sialan!

Karena ucapan pria itu yang blak-blakan ingin memeluk Jennie, wanita itu segera menyingkir dari hadapan bos mesumnya itu dan terpaksa tidur di sofa semalaman penuh dengan mengabaikan betapa sulitnya tidur di tempat yang begitu sempit untuk tubuhnya. Rasanya Jennie benar-benar ingin menguliti Sehun saat ini. Bisa-bisanya pria itu malah bersantai seolah tidak mempedulikan Jennie yang entah tidur dimana akibat ucapannya. Sekali lagi, sialan!

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"

'Nyenyak matamu!' batin wanita itu.
Masih dengan perasaan dongkol, Jennie menyeret kakinya berjalan menuju konter dapur untuk meminum air putih untuk menghilangkan hawa panas yang muncul dalam dirinya akibat keberadaan pria itu.

"Hm," sahutnya singkat sebelum meneguk segelas air putih di tangannya.

"Semalam kau tidur dimana?" tanya Sehun. Kali ini pria itu mengalihkan tatapannya dari ponselnya dan menatap Jennie.

Jennie mendecih sinis. "Kamar mandi," jawabnya asal.

Mendengar itu, Sehun membulatkan matanya sempurna. "Kau bercanda!" ujarnya tidak ingin mempercayai ucapan sekretarisnya itu.

"Untuk apa aku bercanda padamu?" sahut Jennie sinis. "Tapi syukurlah aku tidak jadi tidur denganmu. Bisa-bisa aku kau jadikan guling dan mati kesesakan nafas," ujarnya sarkas.

Sehun mendelik mendengar penuturan wanita itu. "Kau mau menyalahkanku ya? Jelas-jelas kau yang salah. Kenapa menganggap hal itu serius? Kau pikir aku akan selingkuh dari kekasihku?"

Ah... Kekasihnya ya?

Jennie tersenyum kecut seraya mencuci gelas yang ia gunakan di wastafel. "Aku tidak peduli pada kekasih anda, sajjangnim. Anda tahu sendiri, itu bukan urusanku. Lagipula, sekarang ini laki-laki tidak bisa dipercaya sepenuhnya."

Tidak terima, pria bertubuh tinggi itu mendatangi Jennie dan menatap wanita itu sengit. "Jadi kau mau menuduhku melakukan yang tidak-tidak, begitu?"

Jennie membalikkan tubuhnya dan menatap bosnya itu dengan malas. "Apa aku yang mengatakannya?"

"Kau-"

"Iya, aku tahu aku cantik, sajjangnim. Berhenti menatapku!" ujar Jennie seraya menyingkirkan dirinya dari hadapan pria itu. Kakinya serasa akan berubah menjadi jelly ketika dirinya ditatapi intens oleh pria itu lebih lama lagi.

Sehun mendecih sinis namun tetap mengekori pergerakan sekretarisnya itu.

"Ada apa, eoh? Berhenti membuntutiku, sajjangnim." Jennie menatap kesal pria itu. "Aku mau mandi, memangnya sajjangnim mau membuntutiku masuk ke kamar mandi? Tadi anda bilang anda bukan pria seperti itu," ujar Jennie dengan sarkas.

Perasaannya sudah buruk karena ulah Sehun yang semalam. Namun, pagi ini pria itu malah membuat mood-nya bertambah buruk karena mengatakan sesuatu tentang kekasihnya. Andai pria itu tahu bahwa wanita di depannya saat ini sedang sibuk menata hati agar bisa move on darinya.

"Kenapa kau sewot sekali?" ucap Sehun sembari dirinya perlahan menjauh dari wanita itu.

"Semuanya karena dirimu, sialan!" maki Jennie dengan pelan.

My Fussy CEO | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang