Bab 14

3.5K 494 20
                                    

Happy Exo-L's Day💓

...

Jennie berjalan gontai menuju ruangannya, entah mengapa dia kehilangan semangatnya untuk bekerja.

"Kau sakit?" tanya Sehun yang menyadari gelagat anehnya sejak tadi.

Jennie menoleh lalu tersenyum tipis. "Ani," balas Jennie. Wanita itu buru-buru mengalihkan pandangannya dari bosnya itu ketika Sehun menatapnya cukup lekat.

"Kau tampak berbeda. Apa kau dan Jongin bertengkar? Kulihat pendekatan kalian tampak lancar," komentar Sehun seraya menjongkokkan dirinya di sebelah kursi Jennie dan menatap wanita itu dengan raut penasarannya.

"Pendekatan apanya?" sahut Jennie skeptis. Dirinya benar-benar tidak ingin berbicara dengan pria itu sekarang ini. Tapi tampaknya Sehun ingin berbicara banyak padanya, dan itu cukup menyebalkan.

Alis Sehun terangkat sebelah begitu mendapat respon sinis dari Jennie. "Galak sekali, aku kan hanya bertanya," ujarnya mengerucutkan bibirnya sebal sebelum mengalihkan pandangannya pada benda pipih yang berada di tangannya.

Jennie diam-diam tersenyum tipis ketika ekor matanya dapat menangkap raut wajah menggemaskan pria itu. Namun lagi-lagi dia harus mengenyahkan pikirannya yang dipenuhi pria yang sebentar lagi resmi bertunangan itu. "Sajjangnim..." Jennie menatap pria itu.

"Hm?" sahut Sehun tanpa memandangnya dan sibuk hanya pada ponselnya.

Jennie melirik layar ponsel Sehun yang menampilkan room chat dengan nama Sejeong💓 itu. Dia kembali tersenyum miris sebelum akhirnya menatap layar laptop di depannya lagi. Dirinya mencoba untuk mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk ia sampaikan pada Sehun mengenai keinginannya untuk cuti untuk sementara. "Besok aku ingin-"

"Jen, mau tidak besok kita makan berdua?" tanya Sehun kali ini benar-benar menatapnya. Ucapannya seakan membuat Jennie mendadak menjadi patung. Hilang sudah deretan kalimat yang ingin wanita itu sampaikan sebelumnya.

"Ne?" Jennie akhirnya bersuara setelah sekian lama terdiam. Dirinya mencoba untuk memastikan lagi ajakan pria di depannya itu.

Sehun mendengus dan menatapnya kesal. "Sejak hari pertama sudah kukatakan untuk memeriksa telingamu. Lihat? Sekarang kau membuat lawan bicaramu kesal karena harus mengulang kalimatnya," ujar Sehun.

Jennie tersenyum tipis ketika omelan Sehun kembali berkumandang. Pria itu memang benar-benar rewel mengenai banyak hal, bahkan hal kecil sekalipun. "Aku tidak memaksamu mengulangnya jika tidak ingin," ujar Jennie lalu kembali fokus pada layar di depannya.

"Kau membuat seolah aku tidak punya pilihan selain mengulangnya," ucap Sehun disertai dengusan sebal yang dibalas kekehan pelan oleh Jennie. "Mau tidak makan berdua denganku besok?" ulang Sehun.

Kini laporan yang Jennie ketik sudah selesai. Wanita itu kemudian menatap bosnya itu lalu memasang ekspresi seperti berpikir. "Apa aku punya hak menjawab tidak?" tanyanya.

Sehun lantas melotot mendengarnya. "Kau menolak ajakanku, begitu? Kalau begitu aku ganti, Besok kau makan berdua denganku!" ujarnya kesal. Dia paling tidak suka ditolak sekalipun hanya hal kecil seperti makan.

"Itu pemaksaan!" sahut Jennie tak terima.

"Bukan, itu bukan pemaksaan," elak Sehun. "Itu perintah, perintah dari bos. Kalau kau menolak perintah, maka kau akan dipecat. Jadi, jadilah pegawai yang baik dan patuh. Ne?" Sehun bangkit berdiri dari posisi jongkoknya dan menatap Jennie dengan senyumannya. Tangan kanannya kembali melakukannya, mengacak rambut Jennie dengan pelan sebelum meninggalkan wanita itu.

Meninggalkan Jennie dengan detak jantung yang memompa dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Kalau begini caranya, Jennie rasa akan sulit baginya melupakan pria itu.

🌸🌸

"Berjalan gontai, terlihat wajah jutek dan juga lelah disertai raut kusut. Apa ada masalah di kantormu?" tanya Seokjin pada Jennie itu saat adiknya itu baru saja mendudukkan dirinya di dalam mobil.

"Aku hanya lelah, oppa... Bisa cepat antar aku pulang?" tanya Jennie seraya memejamkan matanya dan bersandar pada jok kursinya. Seokjin menghela nafasnya berat sebelum akhirnya melajukan kendaraan roda empat itu.

"Jika merasa lelah, maka hentikan. Jangan terlalu memforsir dirimu, Jennie-ah. Oppa tidak akan membiarkanmu lolos kali ini, beristirahatlah di rumah kita. Kau harus memanjakan tubuhmu sebelum harus kembali bekerja besok," putus Seokjin bulat.

"Kamarku di flatku sudah cukup nyaman, aku tidak perlu kembali ke-"

"Taehyung tidak ada di rumah, tenang saja," ujar Seokjin memotong ucapannya. Ucapannya membuat Jennie terpaksa membungkam mulutnya. "Kau masih menyukainya ya?" tanya Seojin pelan.

Jennie menggeleng masih dengan mata terpejam. "Tidak. Perasaan itu sudah lama hilang sejak aku tahu dia sudah punya kekasih."

Seokjin tersenyum tipis. "Lakukan itu juga, Jennie-ah." Jennie memberikan tatapan bingungnya pada kakak satu-satunya itu. "Lakukan itu juga pada bosmu sekarang, sebelum terlambat."

Jennie menatap Seokjin kaget. "Apa yang kau maksud, oppa? Aku tidak-"

Seokjin menggeleng pelan. "Kau tidak bisa menipu oppa-mu sendiri, Jennie-ah. Kau mungkin belum mengetahuinya, tapi oppa ingin kau segera menghapus perasaanmu padanya sebelum kau kecewa."

Jennie tertunduk mendengar ucapan sang kakak. 'Aku bahkan sudah merasakannya, oppa.'

🌸🌸

Sehun menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Sebentar lagi adalah waktunya untuk mengumumkan pertunangannya dengan Sejeong.

Sehun merasa mengerikan sekali ketika dirinya akan bertunangan sedangkan hatinya tidak ada sama sekali untuk wanita itu. Tidak, mereka tidak bertunangan karena perjodohan, melainkan karena perasaan.

Perasaan Sejeong tepatnya.

Entahlah, Sehun bahkan lupa bagaimana ceritanya mereka bisa berhubungan sejauh ini. Yang jelas, pada awalnya Sehun dipaksa oleh kedua temannya---Jongin dan Chanyeol---untuk membalas perasaannya kepada wanita itu.

Dan sekarang mereka akan segera bertunangan dengan sang pria yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada sang wanita. Benar-benar miris sekali.

Ketika Sehun keluar dari kamar mandi, dirinya kemudian dengan segera menuju tempat tidurnya. Dirinya perlu beristirahat karena besok dia memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus dia lakukan bersama Jennie.

Mengenai Jennie, Sehun sama sekali tidak punya alasan untuk merasa tidak nyaman dengan keberadaan wanita itu. Jennie wanita baik, dan terlebih lagi dia sangat menarik dengan tutur kata dan sifatnya yang benar-benar apa adanya.

Sehun menyukai wanita itu baik kepribadiannya, cara wanita itu menatapnya, cara bicara wanita itu, bagaimana wanita itu tertawa, bagaimana wanita itu meresponnya sebagai bos dan bahkan wajah kesal namun pasrah yang Jennie selalu tunjukkan kepadanya.

Sehun menghela nafasnya, ia merasa benar-benar buruk sekarang. Bagaimana mungkin dirinya memikirkan wanita lain saat dirinya sebentar lagi menjadi tunangan Sejeong.

Ponselnya yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya tiba-tiba bergetar dan menampilkan pesan yang baru masuk.

Sejeong💓
: Selamat malam, beristirahatlah dengan baik❤

Sehun menghela nafasnya, kemudian pria itu teringat bahwa dirinya sama sekali belum mengirimkan pesan apapun pada Jennie setelah menyimpan nomor sekretarisnya itu.

Jen-Jen Biseo
Selamat malam, jangan lupa janji :
kita. Okay?

Sehun terkekeh pelan. Sepertinya dirinya benar-benar sudah gila.

--tbc

My Fussy CEO | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang