"K-kak Lio?" Aletta yakin bahwa dirinya hanya mimpi, tapi mana ada mimpi sambil sadar.
"Lo biasa kesini?" Tanya Lio.
Aletta tersadar dari acara mikir-mikir nya
"Hah! Gak kak, Aletta nemenin kakak Aletta yang lagi jemput temennya." Gugup Ale.
"Gue kira lo biasa main kesini."
"Engga lah, kakak ada perlu disini?" Tanya balik Aletta.
"gue mau jemput kakak gue."
Aletta hanya menganggukkan kepala, tandanya ia mengerti.
"Kak Aletta haus, kakak mau minum gak biar sekalian." Tawar Aletta.
"Boleh."
"Dua ya!" Seru Aletta memesan dari tempatnya, jangan lupakan bahwa Aletta dan Lio sedang duduk di meja bar, yang artinya Aletta memesan minuman langsung dihadapannya.
~~~
"Gila lo vin?" Raka duduk disamping kevin temannya yang mabuk parah.
"Ayolah gue mau melepas masa lajang gue, sebelum gue nikah sama Vera, lagian gue cuma sedikit minumnya." Diruangan itu hanya ada Raka dan Kevin.
"Hah! Sedikit? Sedikit pala lu peang." Pekik Raka.
"Bacot lo Ka, mending lo temenin gue minum, nih coba rasain yang ini dijamin lo bakal ketagihan."
Kevin menyodorkan minuman yang tidak pernah Raka tahu, Raka yang melihatnya pun tergiur, lalu mencicipinya, satu gelas, dua gelas, tiga gelas, dan b ber-gelas gelas.
"Gue suka minuman lo." Raka mabuk bersama Kevin dan melupakan adiknya yang sedang menunggu.
~~~~~
Lio dan Aletta baru saja meminum minuman yang dipesannya,beberapa saat kemudian tiba-tiba saja tubuh Aletta bergetar hebat.
Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang tersenyum melihat keduanya lepas kendali, yang tidak di sangka dia adalah sahabat dari Julio Dev Abraham.
"K-k-kak sak-it, badan Aletta pa-panas kak." Lirih Aletta sambil mencengkram lengan Lio.
"Shitt!!" Lio langsung melumat bibir Aletta, sebelum melakukan sesuatu yang lebih jauh Lio langsung menyeret Aletta pergi dari club itu.
Bukan untuk mengantarkan Aletta pulang, bukan untuk mampir ke hotel, bukan untuk mampir kemana mana, melainkan untuk pergi kerumahnya sendiri, ya kediaman Abraham.
Aletta sudah mengeluarkan air matanya dari tadi, sedangkan Lio menyetir dengan kecepatan tinggi sambil tangannya meremas kemudi kuat-kuat.
"Kak hiks Aletta panas hiks...." Aletta merasa tubuhnya terbakar, panas.
"Kak."
"Panas kak."
"K-kak hiks.." Ale terus saja berbicara dan itu mengganggu konsentrasi Lio.
"DIAM!!" Lio juga sama merasakan apa yang Aletta rasakan, bahkan wajahnya sudah memerah .
Sesampainya dihalaman luas rumahnya Lio langsung menarik Aletta menuju kamarnya.
Dibaringkan Aletta di ranjangnya lalu Lio langsung menindih tubuh Aletta.
Dan malam itu, malam diamana keduanya sama-sama hancur.
~~~
"Gue anterin lo ke kamar." Raka langsung memapah tubuh Kevin.
"Lo tidur di rumah gue aja ka, bokap nyokap gue lagi ke bogor."
"Ogah, eh disebelah kamar Lo berisik amat, kaya orang desah desah gitu." Sayup-sayup Kevin juga mendengarnya.
"Alah biarin lah adek gue udah besar ini, eh tapi kasian tuh cewek teriak teriak, gue penasaran segede apa anunya adek gue sampe ngeri gitu jeritannya."
"Udah ah gue pulang." Raka meninggalkan pekarangan rumah sahabatnya itu.
Kevin langsung memasuki kamarnya, sedangkan Raka sudah kembali kerumah nya tanpa mengingat adiknya.
Sesampainya di rumah Raka langsung menuju alam mimpi, tapi sebelumnya Raka memikirkan sesuatu seperti ada yang dilupakannya.
~~~
Pukul 04.00...
"Apa yang Aletta lakukan ya Allah hiks."
Aletta terisak disamping pria itu, apa yang dijaganya selama 17 tahun sekarang hilang, tidak ada yang harus ia banggakan lagi.
Aletta langsung memunguti pakaiannya lalu segera memakainya, dengan jalan tertatih Aletta meninggalkan rumah mewah itu.
Sepanjang jalan Aletta tidak berhenti menangis, bagaimana kalau kakaknya tau? Bagaimana kalau bundanya tau? Bagaimana kalau ayah nya tau? Lalu apa yang harus Ale lakukan.
"Aletta berdosa ya Allah."
Matahari sudah mulai menampakkan wujudnya, Aletta hampir sampai rumahnya.
Setelah beberapa langkah sampailah Aletta tepat didepan rumahnya, untuk memasuki rumahnya saja Aletta takut, apa yang harus ia katakan pada bundanya kalau Aletta pulang pagi.
Tidak ada pilihan lain, selain berbohong pada keluarganya.
"Assalamualaikum."
Aletta memasuki rumahnya dengan berjalan senormal mungkin, karena selangkangannya terasa masih perih.
"Waalaikumsalam, ya ampun sayang kamu abis dari mana aja jangan bikin khawatir bunda dong, bunda sampe kaget liat kamar kamu kosong." Gina Anggara_bundanya terlihat panik.
"Maafin Aletta bunda, semalem Aletta ninggalin kak Raka soalnya Aletta... Kerumah Ara, iya rumah Ara, jadi Aletta sekalian nginep, kan gak mungkin Aletta pulang malem banget hehee."
"Uh, bunda Khawatir sayang jangan bikin bunda khawatir lagi ya." Bunda mencium kening Aletta, sedangkan Aletta hanya mengangguk.
"Bun Ale siap-siap berangkat sekolah dulu ya."
"Iya sayang."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Leaving (SELESAI)
RomanceGadis yang berdiri di depan pintu rooftop itu diam membeku, dia tau suara itu, bahkan sangat tau, tapi kenapa kenyataan ini sangat menyayat hatinya? Laki-laki yang dicintainya ternyata mencintai sahabatnya, setitik air jatuh di pipinya, niat hati in...