"Hah capeknya." Ucap Aletta saat memasuki kamar miliknya.
"Udah selesai curhat-curhatnya?" Tanya Lio yang baru saja keluar dari kamar mandi, Aletta tak habis pikir dengan Lio. Kenapa pria itu selalu terlihat tampan di manapun dan kapanpun.
"Udah, sini deh kak." Ucap Aletta memanggil Lio untuk mendekatinya, Lio yang masih menggunakan handuk yang hanya dililitkan pada bagian pinggulnya saja itu, mendekat kearah Aletta.
"Aaakh!" Jerit Lio saat Aletta mencubit keras bagian perutnya, sungguh cubitan Aletta adalah cubitan maut bagi Lio.
"Sakit sayang." Ucap Lio.
"Hehe, abisnya aku gemes sama perut kotak-kotak punya kamu kak." Kekeh Aletta.
"Udah berani ya sekarang hmm." Lio mendekati Aletta dengan perlahan, sedangkan Aletta melangkah mundur karena ini bukan yang diinginkan oleh Aletta.
"Kakak mau apa?" Tanya Aletta sedikit bergetar, ini bukan masalah takut atau trauma tapi ini soal Aletta yang grogi.
"Menurut kamu?"
"Jangan sekarang kak, aku belum mandi."
"Setelah melakukannya kita bisa mandi bersama."
"Tapi aku sedang menstruasi." Elak Aletta.
"Tapi aku tidak melihat pembalut di laci nakas mu." Kekeh Lio, Aletta heran dengan Lio, kenapa pria itu tau semua tentang Aletta, bahkan ada atau tidak adanya pembalut di laci nya Lio tau.
"Baiklah." Ucap Aletta pasrah, tidak ada gunanya melawan Lio, karena memang Lio adalah manusia yang sulit untuk dilawan. Lio menyeringai melihat istrinya pasrah seperti sekarang ini.
Lio mulai menjalankan aksinya, Lio membawa Aletta ke atas ranjang besar milik Aletta. Jantung Aletta berdetak lebih cepat saat melihat wajah Lio dari dekat, sungguh sangat begitu tampan sekali suaminya ini.
"Bundaaaaa."
Seketika Aletta menghembuskan nafas leganya, karena sang putra pasti ingin tidur bersamanya, Aletta menjulurkan lidahnya pada Lio, yang wajahnya sudah berubah menjadi masam.
Aletta langsung membuka pintu kamarnya, lalu menemukan El yang sedang mengucek mata sendirian, El sudah memakai baju tidur dengan motif bergaris, dan itu membuatnya semakin menggemaskan.
"Aduh anak bunda kenapa nih?" Tanya Aletta.
"Ayah." Astaga Aletta lupa jika sekarang prioritas El bukan dirinya lagi, melainkan Lio.
"Hai sayang." Ucap Lio yang sudah memakai kaos oblong, dengan celana boxer di atas lutut, Lio langsung menggendong El.
"Aku mandi dulu ya kak." Ucap Aletta lalu masuk kedalam kamar mandi begitu saja.
"El kok belum bobo sayang." Tanya Lio.
"El mau bobo baleng ayah sama bunda." Sudah Lio tebak, jika seperti ini bagaimana Lio melakukan ehem-ehem dengan Aletta.
"Oke malam ini El bobo disini, tapi mulai besok El bobo dikamar El yang baru yah, kamarnya di sebelah kamar ayah kok. Oke?"
"Oke ayah."
~~~
Hari demi hari Siska lewati dengan suka dan duka, di usia kandungannya yang sudah memasuki empat bulan ini, rasa sakit yang setiap saat datang sudah mulai berkurang, dan Siska sangat bersyukur karena anak yang ada di dalam kandungannya sangat sehat.
"Anak papa sehat kan?" Tanya Rigo pada Siska.
"Sehat dong pa." Ucap Siska, Rigo dan Siska sudah menetapkan panggil satu sama lain, setelah Siska hamil yaitu mama dan papa. Ini memang terdengar sangat lebay atau apalah itu, tapi mau bagaimana lagi karena ini memang kemauan Rigo sendiri.
"Masih suka sakit?"
"Belakangan ini udah gak."
"Syukurlah kalo gitu, kamu harus jaga kesehatan jangan lupa makan, terus mengonsumsi buah juga, muka kamu pucet gini." Rigo mengelus pipi Siska yang sedikit gembul karena kehamilannya.
"Iya iya, nanti kalo si dede lahir kamu kasih dia perhatian yang lebih ya, aku gak mau nanti dia kekurangan kasih sayang. Kalo aku pergi dulu kamu harus kasih dia mama, yang baik dan sayang sama dia." Ucap Siska.
"Jangan bahas itu dong, aku gak mau bahas yang kayak gituan, kita akan tetap bersama sampe dede lahir sayang." Ucap Rigo.
Rigo membawa Siska ke ranjang tempat tidurnya, perlahan Rigo mengelus rambut Siska yang sudah mulai mengantuk. Wanitanya cepat sekali lelah karena kehamilannya.
Rigo yang sekarang beda dengan Rigo yang dulu, semua pekerjaan nya dikesampingkan demi istri dan calon anak nya. Rigo sekarang adalah Rigo yang lemah dan sering menangis saat melihat sang istri merasa kesakitan pada bagian perutnya.
"Maafin aku." Ucap Rigo Yang merasa belum bisa menjaga istrinya dengan baik, Rigo sering sekali memergoki Siska yang sedang mengerang merasakan sakit pada perutnya, dan Siska tidak pernah memberi tahu Rigo tentang itu.
Siska sudah terlelap dalam tidurnya, perlahan Rigo membelai perut Siska yang sudah membuncit, dan Rigo bisa merasakan pergerakan anaknya di dalam perut istrinya.
"Dede aktif ya, jangan keras-keras ya nendang mamanya, kasian mama nanti kesakitan." Ucap Rigo seraya mencium perut istrinya.
Sedangkan di kediaman Gio sedang ramai orang, karena beberapa hari lagi akan diadakan acara pernikahan Raka dan Lila, tiga bulan yang lalu Raka dan Lila pulang ke rumah keluarga Raka dengan membawa Juna. Disaat itu Raka menceritakan semuanya pada semua keluarga, termasuk Lio dan Aletta yang kebetulan ada di rumah saat itu, Lio sendiri kaget mengetahui kebenaran nya, dan Lila sempat meminta maaf pada Lio atas apa yang dulu pernah Lila lakukan.
Aletta yang tidak tau apa-apa menjadi bingung, dan Lio menjelaskan apa yang dulu pernah terjadi.
"Kamu kenapa?" Tanya Lio pada Aletta yang sedang membantu menata vas bunga sambil menggendong El.
"Gak papa kak." Ucap Aletta berbohong pada Lio, sebenarnya badan Aletta sudah tidak karuan karena pusing yang sangat dahsyat.
"Bun, El ngantuk." Ucap El.
"Ya udah kita bobo yuk di atas, kak aku boboin El dulu di kamar ya." Pamit Aletta pada Lio.
Aletta tidak tahu kalo Lio mengikutinya juga ke kamar, Lio merasa Aletta sedang tidak enak badan, tapi kenapa tidak seperti biasanya.
Aletta langsung menidurkan El di kamarnya, saat El sudah tertidur barulah Lio masuk ke kamar dengan membawa segelas teh hangat untuk Aletta. Suaminya sangat tampan jika tersenyum manis seperti saat ini, sungguh Aletta kecanduan senyum Lio.
"Minum" titah Lio memberikan teh itu pada Aletta.
"Terimakasih." Ucap Aletta memberikan senyuman termanisnya pada Lio.
"Kalo ada apa-apa bilang ya, jangan dipendem sendiri."
"Iya kak, aku cuma sedikit pusing aja kok."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Leaving (SELESAI)
RomanceGadis yang berdiri di depan pintu rooftop itu diam membeku, dia tau suara itu, bahkan sangat tau, tapi kenapa kenyataan ini sangat menyayat hatinya? Laki-laki yang dicintainya ternyata mencintai sahabatnya, setitik air jatuh di pipinya, niat hati in...