Part 39

94.5K 3.7K 32
                                    

Pukul satu dini hari, Aletta terbangun karena merasa sakit di bagian perutnya, Aletta terus menekan perutnya berniat mengurangi rasa sakitnya, tapi perutnya malah semakin sakit.

"Astaga ini sakit sekali."

Aletta turun dari tempat tidur, berniat untuk mengambil obat sakit perut dan air minum di dapur, tapi baru saja Aletta melangkah kakinya sudah melemah saat melihat darah mengalir dari sela pahanya.

"Kak bangun." Aletta mencoba membangunkan Lio yang masih lelap dalam tidurnya, Aletta terus mengguncang tubuh Lio agar Lio cepat bangun.

"Kak, perut aku sakit banget." Ucap Aletta mulai melemah.

"Apa sih." Sewot Lio, gimana sih kalo kalian lagi ngantuk terus dibangunin paksa?

"Kaaaak bangun."

Lio mulai membuka matanya, dan kaget melihat wajah pucat Aletta yang sudah dibasahi keringat dingin, Lio langsung bangkit dari tidurnya.

"Kamu kenapa sayang!" Ucap Lio sama dengan orang berteriak.

"Perut aku kak, terus ada darah." Mata Aletta mulai sayu dan hampir menutup.

"Astaga." Lio bisa melihat banyak darah di lantai dan baju bagian bawah Aletta, tanpa pikir panjang Lio langsung membawa Aletta ke rumah sakit, dan tidak memberi tahu orang rumah satupun.

~~~

Matahari yang sangat cerah, silaunya membangunkan Siska dari tidur nyenyak nya, Siska melihat kesamping kanannya dan menemukan Rigo Yang masih setia dialam mimpi.

Siska mencoba menggoda Rigo dengan cara memencet hidung Rigo, Siska tertawa bahagia melihat Rigo kelabakan dalam tidurnya, dan tiba-tiba mata Rigo terbuka.

"Sayang." Peringatan untuk Siska dari Rigo Karena berani mengganggu tidurnya.

"Ini kemauan baby sayang." Bohong Siska.

"Oke, lakukan sepuasnya." Pasrah Rigo, beginilah Rigo, tidak berani melawan atau marah jika sudah menyangkut tentang bayinya, kadang Siska sangat bahagia melihat Rigo yang pasrah tapi juga kasihan.

"Udah gak mau." Ucap Siska.

"Jangan ngambek dong, aku gak papa kok aku gak marah." Bujuk Rigo.

"Aku mau makan." Sendu Siska, astaga Rigo lupa kalo istrinya belakangan ini suka sekali makan, tapi tidak apa-apa ini bagus untuk pertumbuhan anaknya.

"Kamu mau apa? Biar aku beliin."

"Aku mau masakan Shahrukh Khan." Lirih Siska, Siska tau permintaan nya yang satu ini sangat berlebihan, tapi ini murni kemauan bayi yang ada di dalam perutnya.

Sedangkan Rigo langsung melotot saat mendengar kemauan Siska yang luar biasa mustahil ini, Rigo memang orang kaya, tapi mana mungkin bisa mengundang Shahrukh Khan kerumahnya, hanya untuk memasak makanan untuk orang hamil saja.

"Sayang, gak ada yang lain?" Ucap Rigo dengan suara yang sangat sangat sangat, pelan karena takut Siska marah kalo kemauannya tidak dituruti.

"Maaf ya, aku banyak minta sama kamu." Ucap Siska, hah Rigo Sudah tidak suka jika istrinya sudah meminta maaf seperti ini, pasti ujung-ujungnya menangis.

"Hey hey jangan menangis, kamu gak banyak minta kok, ini wajar kamu juga kan istri aku, lagian Shahrukh Khan pasti lagi sibuk syuting sayang, jadi gak mungkin bisa dateng." Ucap Rigo mencoba memberi pengertian untuk Siska.

"Ya udah, aku mau masakan kamu aja."

"Ya udah aku masak ya buat kamu sama dede, oh iya pagi ini aku belum nyapa dede." Rigo mencondongkan badannya ke perut buncit Siska, ini memang kegiatan yang tidak pernah terlupakan setiap paginya.

"Selamat pagi anak papa, sehat-sehat ya sayang jangan bikin mama sakit. Jagain mama ya, papa sayang kamu mama juga sayang kamu. Berjuang lah untuk papa dan mama sayang , we love you." Ucap Rigo diakhiri dengan kecupan lembut diperut Siska.

Siska selalu menangis, jika Rigo berinteraksi dengan anaknya yang masih di dalam perut, karena kata-kata Rigo Yang menyayat hati bagi Siska, Rigo selalu menyuruh anaknya berjuang untuk Siska, dan dirinya seakan-akan anaknya itu tidak mampu bertahan.

"Maafin aku ya, yang selalu bikin kamu nangis." Ucap Rigo.

"Aku takut." Isak Siska.

"Uust kamu gak usah takut, ada aku disini yang selalu ada buat kamu." Rigo membawa Siska kedalam pelukannya.

"G-gimana kalo aku gak bisa ngelahirin anak ini hiks, gimana kalo terjadi sesuatu sebelum aku melahirkan hiks, a-aku takut hiks."

Sering sekali Siska berpikir kesana, sampai-sampai Rigo menjadi ikut takut karena Siska yang sering menangis memikirkan hal itu, sampai kapanpun Rigo tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada orang yang dicintainya itu. Rigo tidak ingin kehilangan Siska yang sudah menemaninya sejak lama, dan Rigo juga tidak mau cinta pertama nya itu pergi meninggalkannya.

"Tenangin pikiran kamu sayang, semuanya akan baik-baik saja, aku yakin itu." Ucap Rigo.

"Tapi aku..."

"Sekarang kamu istirahat ya, aku buatin kamu sarapan setelah itu kamu mandi oke?"

"Oke." Jawab Siska.

Rigo pergi menuju dapur untuk memasak makanan kesukaan Siska, istrinya itu terlalu berpikir parno semenjak kehamilannya memasuki usia lima bulan, dan itu membuat Rigo harus ekstra sabar dan perhatian pada Siska.

Saat Siska ingin memainkan ponselnya, tiba-tiba saja ada panggilan masuk di ponsel milik Rigo, dan Siska bisa melihat jika dipapan panggilan tertulis nama 'Julio'.

"Halo." Ucap Siska menjawab panggilan masuk itu, karena tidak mungkin memanggil Rigo, yang sedang memasak di dapur bawah yang jauh dari kamar.

"......"

"Astaga." Ucap Siska kaget mendengar berita apa yang dibilang sang penelpon.

"......"

"Oke, sama-sama."

Siska ikut prihatin atas apa yang menimpa Aletta dan Lio, biar bagaimanapun Siska sudah menganggap Aletta seperti adiknya sendiri.

Siska turun dari tempat tidurnya, untuk melihat apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya di dapur, meskipun kandungan Siska sudah memasuki bulan kelima, tapi Rigo belum juga memindahkan kamarnya ke bawah. Hal ini cukup sulit untuk Siska yang naik turun tangga dengan perut besarnya, dan juga Siska takut kalo dirinya terpeleset dan jatuh.

"Harumnya." Ucap Siska saat sudah sampai di dapur, dan mencium aroma harum dari masakan suaminya.

"Loh kok turun sayang, kan aku suruh kamu istirahat."

"Aku capek di kamar mulu, oh iya tadi Lio nelpon terus bilang katanya Aletta masuk rumah sakit."

"Astaga kasihan sekali, ya udah sekarang kamu sarapan yuk, terus kita siap-siap jenguk Aletta."

"Tapi temenin sarapannya ya." Ucap Siska manja pada Rigo.

"Iya sayang." Rigo menemani Siska sarapan sampai selesai, karena memang Rigo tidak biasa sarapan pagi, dan jika Rigo sarapan pasti akan berdampak pada perutnya.

***

I'm Leaving (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang