Kalian mau spam comment di
cerita ini nggak?•
•
•
Tangan Jiho gemetar hebat mengetahui siapa yang tengah berdiri di hadapannya itu. Coklat panas yang tadinya berada di genggamannya itu, beruntung sudah ia letakkan di nakas sebagai antisipasi.
"Aku bertanya, kenapa kamu diam saja?"
Jiho memejamkan kedua matanya, berharap dia kembali ke kenyataan. Tapi, dia sudah berada di sini, berada di tempat yang dia harapkan, walau dalam kondisi jantung yang tak normal.
Semua karena laki-laki itu.
"Kim... Jiho?"
Perasaan Kim Jiho dibuat campur aduk, menjadikan rasa mual menguasai perutnya. Bahkan sama sekali nggak menyebutkan namanya pada laki-laki itu, tapi, dengan saktinya, dia sudah berulang kali memanggil namanya dengan ejaan yang benar.
"Ok, Kim Jiho. Loe harus berani. Berani, goblok!" Katanya, lalu menampar wajahnya berulang kali.
Namun, untuk yang kedua kalinya, laki-laki misterius itu menahan tangannya. "Jangan, kasihan wajah cantikmu."
Ok, please, deh. Dia ini buta atau gimana, sih? Jelas-jelas Jiho ganteng/plak/
"Kamu." Kata Jiho, akhirnya. Sebelumnya mengumpulkan kekuatan melalui tarikan nafas yang dalam. Sedalam cinta author pada Johnny.
OK STOP
Mendengar Jiho buka suara, senyum laki-laki misterius itu merekah. Pun tidak selebar anak kecil yang dibelikan es krim, akan tetapi sudah mampu membuat hati Jiho meleleh setengah dari bagiannya.
Serta merta ia menghampiri Jiho dengan langkah yang begitu anggun, sampai-sampai Jiho tak bisa mengalihkan pandangannya.
Ya, seindah itu laki-laki ini.
Terutama, setelah kalian yang seharusnya mengetahui lebih dulu. Jika laki-laki ini adalah rupa nan indah yang di lukis Jiho di kanvasnya.
Jung Jaehyun itu.
Dia mendaratkan tubuhnya di samping Jiho. Namun, sekali lagi, karena kesaktiannya yang tak main-main, Jiho masih merasakan jika ia duduk seorang diri di sofa empuk ini.
"Ya?" Sahutnya, lembut sekali.
Rasanya bulu kuduk Jiho berdiri karenanya. Bahkan, dia lebih lembut daripada Jiho yang seorang cewek tulen? Walaupun, Jiho lebih ganteng, seenggaknya...
"Kamu siapa? Kenapa kamu masuk ke kamarku? Kamu mau mencuri, kan?" Tanya Jiho, suaranya tegas, sambil berusaha menyembunyikan jantungnya yang berdetak sepersekian detik.
Bahkan, tak ada raut kebingungan darinya, seolah-olah itulah pertanyaan yang ia tunggu-tunggu dari Kim Jiho. Lalu tiba-tiba, matanya teralih pada kanvas yang melukiskan dirinya.
Di ambilnya benda itu menggunakan jemarinya yang lentik, dan ia tunjukkan pada Jiho. "Ini aku. Jung Jaehyun."
Glek
YOU ARE READING
200th Prince {REVISI}
FanfictionHanya sementara. Kami tidak menetap selamanya. Kami di ciptakan untuk menyempurnakan, sementara kamu adalah kendali yang sesungguhnya. • • • • ©takoyaki_yn 2019