Terkadang sesuatu terdengar menyakitkan. Namun, itulah yang terbaik
♧ Anonim ♧
•
•
•
•
Akhirnya, kasur empuk dapat dirasakannya kembali setelah berjam-jam berkutat dengan komputer dan ide-ide yang mengantre untuk dituangkan dalam bukunya.
Gadis itu menjadikan kedua tangannya bantalan, lantas menerawang pada langit-langit yang remang-remang, setidaknya mengandalkan sinar rembulan dan lampu pada balkonnya.
Dan, tiba-tiba saja...
Bayangan Jung Jaehyun muncul.
Di otaknya.
Tenang saja, kali ini pria itu sudah tidak dalam mengendalikan pikiran Kim Jiho.
Dia sudah terlelap di lantai bawah, tepatnya saat variety show yang di tontonnya belum habis, dan kemudian Jiholah yang mematikan benda itu dan menyelimutinya.
Namun, oh tidak...
"Argh... kenapa, sih?"
Flashback
"Astaga... mau kerja apaan gue buat bayar tagihan lisrik kalo gini caranya," Jiho menggumam kesal sambil mematikan televisi, lalu menatap Jaehyun yang sudah terlelap lebih dulu di sofa."Hhh... muka loe bayi, tapi kelakuan sok banget." Gumamnya, entah mengapa tersenyum. "Ck... ngapain ngurusin dia, sih..."
Kim Jiho, hentikan semua ini! Kamu terdengar menggemaskan!
Tuhan, tolonglah Jung Jaehyun untuk tak tersenyum sebentar saja. Setidaknya hingga Jiho sudah kembali ke kamarnya.
"Kok, dingin banget, ya... bisa jadi es batu ini orang," monolognya, lalu secercah ide muncul.
Kim Jiho kembali dengan sebuah selimut super tebal, dia menyimpannya sejak lama di lemari karena tak pernah di pakainya. Ya, semenjak tubuhnya rentan merasakan panas, bahkan di hawa sejuk sedikit pun.
Tapi, untuk ukuran suhunya, Jiho masih bisa memahami yang mana suhu yang cukup membuat orang kedinginan.
"Ok... sudah," setelah merapikan dan menaikkan selimut tersebut hingga tepat menutupi seluruh tubuh Jaehyun, Jiho berniat untuk kembali ke dapur. Kebiasaannya adalah meminum susu coklat sebelum tidur tak pernah hilang.
Tapi...
Ok, sudah membayangkan sebuah adegan di drama Korea? Seperti inilah...
Telapak tangan Jung Jaehyun itu menggenggam pergelangan tangannya. Lantas menariknya dengan lembut, menuju ruang kosong disampingnya.
Astaga, salah siapa membeli sofa yang lebar seperti ini?
Dan anehnya, tanpa kuasanya, Kim Jiho telah terbaring disampingnya, bersama detak jantung yang tak beraturan, mungkin sebentar lagi akan lepas.
Tangan kekar Jaehyun dengan jelas tanpa perantara memeluk tubuh Kim Jiho, maka ia dapat merasakan detak jantung gadis tersebut. Lalu, sebuah sihir dilakukannya demi kenyamanan.
Ya, seperti itulah semuanya berjalan. Detak jantung yang mulai tenang, perasaan hangat yang menjalar, rasanya Jiho tak sanggup untuk menolaknya.
Hakikat sebenarnya dari sebuah kenyamanan yang luar biasa adalah pelukan dan rasa aman.
Tbc
GUSTI, GUE NULIS APE NI.
MAAF ALURNYA GA NGEFEEL.
AKU JOMBLO.
JADI.
G.
PRNH.
MERASAKAN.
PELUKAN.
DAN.
KENYAMANAN.
DISERTAI.
RASA.
AMAN.
ANJAZ.
YOU ARE READING
200th Prince {REVISI}
FanfictionHanya sementara. Kami tidak menetap selamanya. Kami di ciptakan untuk menyempurnakan, sementara kamu adalah kendali yang sesungguhnya. • • • • ©takoyaki_yn 2019