5||Tentang mimpi

93 24 1
                                    

Banyak orang yang menyukai waktu pagi, semangat memulai hari, tapi berbeda dengan Keyval, pagi adalah mimpi buruk baginya. Karna pagi adalah waktu untuk dirinya memulai kesedihannya.
Oleh karena itu dia hanya menyukai waktu sore atau malam. Jika sore penderitaannya akan segera berakhir. Dan malam semua bebanya akan hilang ditelan mimpi.

Saat ini Keyval mematut dirinya didepan cermin. Merias diri sedikit dengan polesan bedak dan lipstik tipis. dia menguncir rambutnya, lalu melepasnya lagi sudah dua puluh menit dia menata rambutnya namun belum juga selesai selesai.

"Woy pal lama amat sehh"
Seru sahabat satu satunya itu di ambang pintu. Cewek tinggi dengan rambut panjang terurai itu berdecak melihat sahabatnya masih belum siap dengan rambut yang masih acak acakan.

"Bad hair day" jawabnya dengan nada kesal

"Perasaan setiap hari lo ngomong gitu deh pal, udah sih di kuncir aja!" Jeseline lantas berjalan dan berdiri diri di belakang Keyval dan meraih sisir ditangannya. Dengan cekatan tangan Jeseline bergerak menyisir rambut panjang Keyval lalu mengikatnya, "nah gini, cantik kok, lo mau digimanain aja tetap cantik pal"

Jeseline jika sudah kesal pada Keyval akan memanggilnya dengan sebutan 'Pal'.

Keyval memperhatikan pantulan dirinya dicermin yang ada dihadapannya, lalu menggelengkan kepala.

"Rasanya gak pantes buat disebut cantik Jes. Buktinya aja banyak anak cewek yang ngejudge gue, dan banyak yang bully gue, mereka bilang gue cuma benalu disekolah. Gue jelek, Gak pantes buat sekolah di sekolah elit itu" Keyval melihat pantulan dirinya dengan sendu. Miris dengan nasib nya sendiri.

"Look at me!" Suara Jeseline terdengar tegas tapi masih terdengar lembut, seperti suara protektif seorang sahabat yang sangat peduli. "Kenapa harus peduli sama komentar mereka? Nggak ada yang salah dari diri lo, val, lo cantik lo baik dan lo juga pintar"

"Gue rasa gue terlalu jelek dan--"

"Dan apa?, gendut? Kalau cewek gendut denger lo bilang gitu bisa bisa lo di amuk masa lho, lo itu gak ada gendut gendutnya kepalll"

Keyval tersenyum kecil meyakinkan dirinya agar baik baik saja.
Mencoba untuk mengabaikan omongan omongan yang menghina dirinya. Dan mencoba sebisa mungkin untuk sabar.

Ia tidak berniat membahas ini lama lama, Keyval langsung menarik tasnya dan menggandeng tangan Jeseline keluar kamar.

"Yaudah yuk jalan. Nanti telat" Keyval memamerkan deretan giginya yang rapi pada Jeseline.

Jeseline juga ikut tersenyum melihat sahabatnya yang selalu bisa sabar, "nah gitu dong senyum, kan cantik"

***

Mereka berdua berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai tiga itu. Mereka tertawa selama perjalanan karna candaan receh Jeseline, tak lupa Jeseline menyapa murid lainnya dan Keyval juga ikut menyapa, tapi bukannya balas sapaan tapi yang ia dapat hanya tatapan benci dari mereka. Jeseline anak yang humble dan gampang berbaur. Walau tidak terkenal.

Tapi Keyval tidak peduli akan hal itu, dia pikir selama ada Jeseline harinya akan selalu menyenangkan dan merasa aman, Jeseline akan selalu bisa melindunginya jika ia dalam bahaya.

Namun senyum Keyval surut tak bersisa saat mereka sampai di depan tempat duduknya.

"Ini kenapa?, apa apaan ini" Jeseline melotot mendapati meja mereka penuh dengan sampah snack kosong dan berserakan. "Ulah siapa ini?!"

Suara Jeseline menggelegar dikelasnya. Tatapan yang siap memangsa ia lemparkan pada teman temannya yang ada didalam kelas. Walaupun kali ini tidak ada coretan dan tulisan yang menghina Keyval,tapi dia tau kalau sampah sampah itu ditujukan untuknya. Ia sudah sering mengalami hal semacam ini.

YOU COME FROM A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang