BAB 3

22 4 0
                                    

Hari ini adalah hari libur akhir pekan, Sina mebuatkan beberapa sandwich dan segelas susu untuk ayahnya yang ingin berangkat kerja.
“makasih sayang”, ucap Pa Mantri ke Sina.
“iya yah, Sina ke kamar dulu ya”
Pak Mantri membalas dengan anggukan kepala nya sambil menyeruput susu yang dibawakan Sina. Sina meninggalkan ayah nya ke kamar, karena sebelum membuatkan susu dan sandwich, Sina sedang ber-chatting dengan Bayu. Entah kenapa belakangan ini Sina seperti di buat terhanyut oleh rayuan Bayu.
‘Apakah ini rasa nyaman? Apakah ini akan datang terus-menerus atau ini akan datang sekilas dan sekejap?’ guman seorang Sina di dalam hatinya
Sina sekarang saling balas-membalas pesan WhatsApp dari Bayu. Bayu memberikan kenyamanan dengan menerapkan sebuah pandangan dia tentang bagaiman harus menyelesaikan sebuah masalah dengan kekeluargaan dan musyawarah.
Banyak pelajaran yang harus di petik dari seorang Bayu yang lebih dewasa dua tahun darinya. Sina duduk di kelas sepuluh dan Bayu kelas dua belas. Pelajaran yang paling penting di ambil dari seorang Bayu adalah ‘Hubungan itu tidak boleh dipermainkan. Karena membangun hubungan itu layaknya kita membangun sebuah bangunan, harus sama-sama saling kuat dan menguatkan. Jika satu pondasi saja runtuh, maka hubungan tersebut akan saling runtuh bersamaan’. Itu mungkin pesan dari Bayu yang masih teringat di pikiran Sina.
Sina kali ini sudah tidak apatis seperti ia baru mengenal Bayu, katanya Bayu itu orangnya penyabar dan seperti tidak jahat pada perempuan. Itu yang membuat Sina tak jadi apatis lagi. Sina mulai akrab dengan Bayu, kali ini tidak main-main, terkadang jika mereka sedang tidak ada tugas dan sedang suntuk mereka berdua bertelfonan dan bahkan video call WhatsApp.
Sina belum pernah merasakan entah getaran apa ini, ataukah mungkin cinta? Hanya diri Sina yang bisa menjawabnya. Ini getaran yang pertama di dalam hidup Sina. Entah ini jalan keburukan atau kebaikan, yang jelas Sina telah terjerumus oleh sajak yang menghipnotis diri nya.
Sina mendapatkan pesan mengejutkan dari Bayu, pesan yang belum pernah ia baca dari pesan-pesan yang sebelum nya. Sina ditanyakan hal yang berkaitan mengenai dirinya.
“lo besok ada acara gak? Besok hari libur tuh”, begitulah isi pesan via WhatsApp yang dikirimkan Bayu ke Sina.
Sina bingung entah mengapa, harus menjawab apa, apakah berkata jujur atau bohong. Jika jujur ia takut akan kebersamaan laki-laki yang baru ia kenalinya. Jika berbohong ia berdosa dan rasa suntuk di rumah terus membuatnya bosan. Sina menjawab.
“engga ada. Kenapa emang?”, balas Sina
“bisa anterin gue ke gramedia? Mau beli buku soalnya”
“tapi.. gue takut”
“tenang aja, gabakal gua apa-apain lo. Malahan gua bakal jaga lu dari segala hal buruk yang akan menerpa lo”
Sina hanya membalas dengan smiling emoticon.
“jadi, gimana? Mau?”
“iya”, tukas Sina singkat.
Sina mengakhiri percakapan karena ingin memberrsihkan dirinya dan Bayu mengizinkan.
“hati-hati ke kamar mandinya nanti jatuh aku gabisa rindu lagi”
Sina hanya membaca pesan Bayu yang terlalu lebay. Sina mencharge ponselnya lalu meninggalkan kamar nyadan bergegas ke kamar mandi.
Ibu Sephia mengetuk kamar Sina, menghimbau agar anak nya segera sarapan ke bawah karena Bu Sephia telah menyiapkan sarapan untuk Sina dan Sina mengiyakan.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang